Kamis, 29 Desember 2011

Guruku matahatiku

Kali ini saya ingin menuliskan mengapa 'Guruku Matahatiku'. Mengapa bukan nama yang lain. Sebagian orang menganggap sepele nama seperti ungkapan 'apalah arti sebuah nama. Namun bagi saya nama adalah identitas yang menggambarkan sosok atau profil pemilik nama. Era modern, nama sangat mudah direkayasa, tergantung selera dan keinginan, sehingga orang modern tidak memiliki identitas dan sosok yang dapat dipegangi dan ditiru. 


Adapun 'Guruku Matahatiku, meskipun belum memiliki identitas dan pribadi yang kokoh seperti namanya, paling tidak sudah menuju ke sana. Guruku Matahatiku sebenarnya dan seharusnya bukan dominasi pemilik blog ini, tetapi milik semua orang dengan harapan setiap orang mampu berpikir jernih yang berasal dari kebersihan dan kejujuran hati. Pembaca seperti penulis juga, mampu merekayasa pembicaraan, dengan gaya dan intonasi tertentu, tetapi kata hati tetap. Maksudnya hati tetap jujur sekalipun pemilik hatinya berbohong. Ini aneh tapi nyata. 

Kita pasti memiliki pengalaman seperti itu. Pernah berbohong, merekayasa dan kata sejenis, tetapi hati kan tetap jujur. Jika ambisi dan keinginan seseorang memuncak, kata hati alias suara hati, sudah tidak dihiraukan. Padahal sembari melakukan yang bertentangan kata hati, hati tetap mampu berbicara dengan lantang bahwa si empunya benar atau salah. Namun tetap saja namanya ambisi sangat sulit dikendalikan.

Maka Guruku matahatiku menjadi renungan penjernihan diri dan pribadi. Guruku Matahatiku belajar berguru kepada hati bersih dan jujur, yang merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap detiknya. Guruku Matahatiku tidak mungkin menolak kebenaran dari manapun, karena kebenaran dan kejujuran adaah milik bersama. Itu interpretasi pertama. 

Interpretasi kedua, Guruku Matahatiku dapat pula bermakna  guru sebenarnya penjernih mata hati. Guru bukan saja mengajarkan ilmu dan pengetahuan tanpa ruh atau spirit yang ditransper. Guru jenis ini, setara dengan induk burung gagak mengajar anak-anaknya terbang, makan serta bagaimana melawan bahaya.  Guru tidak cukup hanya dengan ketrampilan seperti itu. Guru sebenarnya agen  spirit dan ruh kehidupan yang mampu mengembangkan, memeperkokoh dan membina sang murid. Maka Guru sebagai penjernih  mata hati mampu menopang,  membangun secara totalitas, bukan parsial yang hanya mengembangkan potensi jasad dengan menyepelekan ruhiyahnya.

Harapan Guruku matahatiku, mampu membangun kekuatan diri secara utuh. Belajar dan bekerja keras, berpikir jernih yang dipandu oleh hati yang suka menghadap Allah swt, paling tidak 5 kali sehari semalam.//Zul

Senin, 26 Desember 2011

Rombongan MIN Botteng: Devile HAB Kemenag Kab. Mamuju


Sebagai satuan kerja (satker) Kemenag kabupaten Mamuju, MIN Botteng ikut memeriahkan lomba olahraga dan seni dalam rangka Hari Amal Bakti (HAB) ke 66. Lomba olahraga dan seni tersebut dibuka secara resmi oleh Bupati Mamuju, Bapak Suardi Duka, MM. jam 11.00  hari Senin pagi, tanggal 26 Desember 2011 di lapangan Merdeka. Undangan yang hadir antara lain, Bapak Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Barat, Drs. Mukhlis Latif, M.Si, Bupati mamuju, Kepala Kemenag Kab. Mamuju selaku penanggung jawab penuh kegiatan HAB, Drs. Adnan Nota MA, beberapa anggota dewan serta undangan lainnya. Kegiatan pembukaan ini di hadiri seluruh peserta dari KUA, Madrasah MI, MTs dan MA, majelis Taklim sekabupaten Mamuju yang menjadi wilayah kerja Kemenagri.

Sebelum upacara pembukaan digelar, rombongan perwakilan peserta lomba olahraga dan seni berjalan secara berkelompok menuju lapangan Merdeka Mamuju. Secara khusus, rombongan MIN Botteng menyertakan seluruh guru-guru dan staf serta 20 siswa putra-putri dalam devile ini. Foto-foto iring-iringan rombongan devile MIN Botteng sebagai berikut:


















































































Jumat, 23 Desember 2011

Omong Kosong Dalam Pendidikan

 Keteladan bukan bicara dan diskusi
Omong kosong dapat disamakan tidak bicara, dapat pula berarti bicara tetapi tidak berisi, tidak bernilai. Lebih baik kosong omong dari pada omong kosong, jangan dibalik, lebih baik omong kosong dari pada kosong omong.Pengertian pertama lebih baik daripada pengertian kedua. Tidak bicara berarti tidak mengeluarkan perkataan, atau no comment istilah yang umum. Sedangkan berbicara tapi tidak berisi, tidak memiliki nilai, adalah pembicaraan yang menyita energi tetapi tidak menghasilkan sesuatu, bahkan dapat merugikan si pembicara. Pengertian kedua inilah yang hendak disorot kaitannya dengan pendidikan melalui tulisan kali ini. 


Banyak orang tua, termasuk guru-guru, para da'i dan muballig juga aparat pemerintahan membuang energi terlalu besar dengan cara ini. Mereka yakin petuah dan ceramah atau kata yang sejenis, dapat mengubah perilaku anak dalam rumah tangga, siswa di sekolah, karyawan di dalam sebuah perusahaan. Pada tahap awal mungkin menuai hasil, namun tahap selanjutnya dapat berubah menjadi cemoohan dan tertawaan. Nasihat lisan, memang memiliki pengaruh kuat, menambah informasi, paling tidak, tetapi tanpa diiringi contoh dan teladan, inilah yang dimaksudkan dengan omong kosong.

Dalam bingkai ini, kita saksikan betapa banyak orang yang melakukan omong kosong. Mulai dari orang tua, guru, bos, direktur, kepala bagian dst............. Lebih parah lagi, kesalahan ini selalu berulang karena tidak ingin belajar dan menambah ilmu dan metodologi alias tidak tahu, atau sudah tahu tetapi tidak mampu mencontohkan omongannya. Ia mampu berbicara, memutar kata,membolak-balik kata demi kata, tetapi prilakunya sama sekali tidak mencerminkan pembicaraannya. Mencontohkan yang diomongkan inilah sebenarnya ruh dalam dunia ajar-mengajar. Dan ini pulalah yang menjadikan kesuksesan besar nabi Muhammad saw, dalam menjalankan missi dakwah.

Penelusuran penulis tentang sabda-sabda nabi saw, yang telah dibukukan menjadi kumpulan-kumpulan hadis, ceramah dan pidato yang disampaikan beliau pendek-pendek. Tidak seperti sekarang ceramah dan pidato panjang-panjang sampai yang membosankan. Lebih agung lagi, ceramah atau omongan asyraful ambiya' ini, tidak dalam bentuk teks-teks pidato yang panjang, ia hanya rekaman pembicaraan sehari-hari layaknya teman di hadapan sesama teman. Meskipun hanya rekaman pembicaraan sehari-hari, namun unggul dan menghasilkan perubahan cemerlang, karena contoh dan teladan mengiringinya. Bahkan, sebagian perbuatan nabi saw, mendahului pembicaraannya. Inilah yang layak disebut pencerahan. Berbeda dengan kita sekarang, pasti lebih dahulu pembicaraan dari pada perbuatan, bahkan kita berani berbicara saja, dengan mengabaikan dan melanggar isi pembicaraan. Maka kegagalan demi kegagalan senantiasa menyertai teknik dan metologi pendidikan, termasuk secara khusus pendidikan Islam. Kuncinya, berbicara melalui perbuatan (lisan al-hal) jauh lebih efektif dari pada pembicaraan saja. 

Semoga lembaga pendidikan dan pelatihan guru atau pelatihan lain yang sejenis, menyadari ini, agar dengan cara ini pendidikan membuahkan hasil, sekaligus mengurangi pemborosan energi dan materi dalam dunia kependidikan di negara tercinta ini//Zul

Kamis, 22 Desember 2011

Selamat HAB Kemenag Sulbar ke 66 Tahun 2012: Kerja Ikhlas Adalah Pondasi

Dalam rangka peringatan Hari Amal Bakti (HAB) seluruh Kemenag wilayah dalam NKRI secara serentak dipastikan mengadakan berbagai kegiatan dan aksi. Penulis berusaha mengejar berita peringatan HAB kali ini di berbagai wilayah melalui jaringan internet. Peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke 66 tahun 2012 Kemenagri ini, diusahakan sesemarak dan sesejuk mungkin, mengingat Kementerian ini, sementara diterpa persoalan dan issu korupsi, selain kementerian lain seperti terbaca di berbagai media pemberitaan. 
Secara khusus Keluarga Besar Kemenagri Sulawesi Barat yang dinakhodai oleh Bapak Drs. H. Mukhlis Latif, M.Si, kepala Kementerian Agama Sulbar menggantikan pendahulunya Bapak Drs. Sahabuddin Kasim, M.HI. tidak absen dari aksi serupa. Sederet kegiatan telah diprogramkan demi memeriahkan acara ini. Berdasarkan pengamatan penulis, selain kegiatan tingkat kabupaten, kegiatan juga akan diteruskan di tingkat Provinsi Sulawesi Barat. Ini bukti betapa keluarga Besar Kemenag Sulbar sangat antusias dengan kegiatan rutin tahunan ini. 

Drs, H. Mukhlis Latif, M.Si.
Drs. Sahabuddin Kasim, M.HI
Harapan yang patut dititipkan dan diingat-ingat kembali dari awal sampai akhir kemeriahan kegiatan HAB 66 ini, adalah ikhlas beramal, motto kementerian ini. Motto ini laksana mutiara betapa mahal dan bernilainya sehingga patut dibahas, didiskusikan dan terutama ditatalaksanakan dalam kehidupan. Sungguh luar biasa harapan dan cita-cita pencetus motto ini. Sebagian orang mempertanyakan motto tersebut kaitannya dengan kenerja kementerian Agama ini, dan memang harus dipertanyakan untuk menghidupsuburkan motto ini dalam keseharian. Hal ini bertujuan agar motto ikhlas beramal tidak terlanjur hanya untuk diketahui kemudian dipetieskan, ditulis kemudian selesai atau diucapkan kemudian cukup. Jangan-jangan memang demikian maksudnya  ya? hm........Tapi terlalu sederhana dan tidak logis mengiyakan pertanyaan ini. 

Masih berkaitan dengan ikhlas beramal, ada sebagian berpendapat bahwa ikhlas beramal tidak butuh uang, biaya, dan atau imbalan. Jawaban yang pas barangkali adalah seperti Menteri Agama, Suryadharma Ali dalam kunjungannya ke IndoPos, Senin, 12/12 dalam ungkapannya baru-baru ini bahwa 'Kami memang bukan malaikat, tapi kami juga bukan setan yang sama sekali tidak mempunyai kebaikan.' Hemat penulis, ungkapan menag tersebut bahwa semua pejabat yang di kemenagri adalah manusia sebagaimana manusia lain di berbagai kementerian. Yang membedakan hanya nama kementeriannya. Namun layak diakui pula bahwa jika cara 'bermain' di kemenagri lebih parah, misalnya, dibandingkan dengan lainnya, tentu memang tidak cantiklah. Mungkin demikian kritik orang, dan hal itu wajarlah, sehingga memaksa diri merenungi dan mengevaluasi kembali kinerja. Hemat penulis, ada kritik, berarti ada dinamika di dalam tubuh kemenagri.

Menutup tulisan kali ini, Ikhlas adalah nama aktifitas hati yang mulia di sisi Allah swt dan mulia di hadapan sesama karena pemiliknya orang-orang yang ahli dan profesional, karena niat ikhlas mustahil tumbuh dari orang yang sederhana ilmu dan wawasannya. Ikhlas adalah amalan hati yang murni mempertimbangkan segalanya hanya untuk mencari ridho Allah swt, sehingga halal-haram menjadi rambu-rambu utamanya. Oleh karena itu pula, sulit membayangkan seseorang bekerja secara ikhlas jika berani menerjang yang haram. Orang yang Ikhlas (mukhlisin) bukan tidak membutuhkan pembiayaan yang bersifat material,karena ia juga terikat oleh lingkungannya. Seorang ikhlas adalah seorang yang hidup realistis tapi tidak melanggar batas-batas syariah. Semoga motto Ikhlas beramal sebagai inner motivation dalam karya-karya kita, amien. 

Selamat Hari Amal Bakti Kemenag Sulawesi Barat ke 66, Semoga ke depan, kerja lebih keras, kerja lebih cerdas dan kerja lebih ikhlas.//Zul