Jumat, 21 Desember 2012

Menjernihkan Pikiran.....

Menjernihkan pikiran kebutuhan kita semua. Ia sangat dekat dengan bahagia atau sengsara. Banyak orang tidak menyadari ini, sehingga pikirannya mau keruh, mau hitam, mau jahat, mau belepotan bukan urusan. Yang penting baginya, hidup adalah bernapas dan memenuhi kebutuhan hidup secara fisik.Cara berpikir sederhana di atas, selevel dengan binatang, akan tersadarkan dengan benturan-benturan problema kehidupan.

Nah.... bagaimana tips menjernihkan pikiran. Sebuah pertanyaan yang sulit dijawab. Sama juga pertanyaan: bagaimana belajar yang baik. Keduanya yakni menjernihkan pikiran dan belajar secara ideal pikiran harus jernih dulu, sebagaimana seseorang harus cerdas dulu agar kita mampu mendeteksi kekeruhan pikiran dan ilmu yang baik dari yang tidak baik. Hanya saja kedua hal tersebut, maksudnya jernih pikiran dan cerdas, baru kemudian mulai menjernihkan pikiran dan belajar agar tidak tersesat oleh keterbatasan kemampuan diri sendiri.

Kalau demikian pusaran berpikir dan kerumitannya, serahkan saja pikiran dan ide belajarmu pada firman Tuhan Yang Maha Mengetahui sekaligus Maha Penyayang. Kaji dan amati serta renungkan ayat ayat Tuhan, niscaya Al-qur'an memperlihatkan benih-benih kejernihan berpikir. Jangan bawa ambisi dan emosi serta praduga-praduga lainnya. Bersimpuhlah dengan baik dan dengarkan dengan jujur, niscaya engkau menemukan mutiara yang terpendam dalam ayat ayat Tuhan. Banyak orang tidak mendapatkan apa yang dicarinya dalam ayat ayat Tuhan, karena berbagai sebab. Berharap menemukan kedamaian ternyata kesumpekan, kejenuhan dan kebosanan yang melanda dirinya saat berhadapan dengan ayat-ayat Tuhan. Itu karena cara dan semangat yang dipakai menyibak ayat ayat Tuhan, salah atau terbatas pemahaman. Atau boleh jadi mereka terlalu percaya diri dengan kemampuannya, sehingga ide-ide Tuhan dalam baris ayat demi ayat, tidak mampu menggedor kesadaran dirinya yang sejati atau tidak mampu membangkitkan kejernihan berpikirnya. Akhirnya, ia tidak tumbuh secara wajar, dan pada akhirnya nanti akan memporak-porandakan bangunan jiwanya, sebagai inti kehidupannya.
@Botteng,21/12/2012*Zulkifli.....

Rabu, 19 Desember 2012

Menikmati Internet Gratis di Kota Mala'bi'.....

Berbagai daerah dan kota di Indonesia dengan mudah menikmati internet gratis. Jakarta, misalnya, melalui gubernur Jokowi dan wakilnya Ahok, beberapa pusat keramaian di sediakan layanan gratis internet. Terus terang saya iri dengan gubernur Jakarta. Oleh karena itu, melalui posting ini, mengusulkan kepada pemerintah di kota Mala'bi ini, kiranya layanan gratis internet juga ada di kota Mamuju. Entah pemerintah Provinsi atau pemerintah Kabupaten Mamuju yang menyediakan layanan gratis ini, yang pasti rakyat mendambakannya. Usulan ini tidak mewah apalagi dibilang mahal,  namun sangat dibutuhkan penduduk Sulbar yang tidak ingin ketinggalan informasi online. So, pasti semua pengunjung jantung kota Mala'bi setuju dengan usulan ini.
Pemerintah ingin masyarakatnya mampu mengakses informasi, ilmu dan pengetahuan dengan mudah demi peningkatan wawasan, maka layanan gratis internet patut disediakan. Kadang-kadang saya sambil duduk santai di jantung kota Mala'bi Mamuju, di pinggiran pantai Manakarra, di lapangan Ahmad kirang, rumah adat dan tempat-tampat lain untuk melepas kepenatan sesaat, teringat dan rindu layanan internet. Smartphone dengan wi finya, dapat mengakses internet sambil duduk santai di sudut sudut kota Mamuju yang dimiliki penikmat online. "Mengapa tidak ke warnet saja?" seorang mungkin bertanya. "Ya, di warnet tentu layanan internet dapat diakses, tapi itu biasa. Maksudnya, tanpa ditanya juga kita sudah sama mengerti". Pasti seperti itu jawaban saya. Jenis layanan warnet, di mana mana sudah biasa. Tapi layanan internet gratis disediakan di tempat-tempat bersantai, ini yang luar biasa. Itu artinya kepedulian pemerintah akan penyebaran informasi mendapat jempol.

Semoga teman, atau siapa saja yang sempat membaca posting ini, juga menyuarakan dan membagi informasi ini, boleh dari mulut ke mulut, sehingga usulan ini akhirnya sampai ke telinga pengendali alias pemerintah di kota Mala'bi ini. Dan akhirnya kita berharap, pemerintah bersedia menyediakan layanan gratis internet di beberapa tempat atau paling tidak satu saja kawasan, misalnya, di kawasan rumah adat, sebagai uji coba awal, atau di kawasan pantai Manakarra.

Jika area gratis internet tersebut terwujud, akan menjadi perpustakaan online sebagai sarana pelengkap sambil menunggu perpustakaan daerah atau perpustakaan-perpustakaan lainnya, yang amat dibutuhkan bagi penduduk Sulbar.
@Botteng,19/12/2012*Zul.....

Rabu, 12 Desember 2012

Tahun Baru Islam?

Ada apa dengan 1 Muharram atau tahun baru Islam? Mengapa kita dianjurkan mengenang kembali dan mengambil pelajaran dari peristiwa hijrah?

Sejarah 1 muharram yang disebut-sebut sebagai tahun baru islam, memang, patut diketahui sejarahnya sehingga benar-benar kita mengerti substansi dan kandungan sejarah awal tahun perputaran bulan ini. Ada pula yang menggelari awal bulan ini dengan tahun baru Islam, sehingga seakan-akan 1 Januari tidak atau bukan tahun baru Islam. Saya kurang setuju dengan pembagian ini.

Sepengetahuan saya, baik 1 januari atau 1 muharram, kedua-duanya adalah awal tahun yang islami. Alasannya, karena perhitungan tahun Syamsiah yang di mulai Januari sampai Desember dan perhitungan tahun Hijriah dimulai Muaharram berakhir dengan Zulhijjah, kedua duanya merupakan hitungan yang disandarkan pada bulan dan matahari, sebagai makhluk Allah swt. Sejarah dan penukilan sejarahlah yang menyebabkan terjadinya perbedaan itu. Selain itu, hitungan Tahun Syamsiah di mulai dari kelahiran Nabi Isa as, sedangkan Hijriah dimulai dari hijrahnya Rasulullah saw dan para sahabat yang setia dalam keimanan dari Mekkah ke Madinah. Namun kembali lagi, bahwa Nabi Isa as dan hijrah Rasulullah saw, kedua-duanya adalah sejarah nabi dan rasul utusan Allah swt menurut versi Islam.

Jadi kesimpulannya, kedua-duanya adalah awal tahun baru yang bersifat islami. Nah.......hanya saja memang secara khusus ada beberapa ibadah mahdhoh yang terikat pelaksanaanya dengan tahun Hijriah, seperti ibadah haji pada bulan Zulhijjah, puasa pada bulan Ramadhan, 1 Syawal lebaran idul fitri dan 10 Zulhijjah lebaran Idul adha dll yang telah umum dikenal masyarakat.

Selain syiar Islam seperti disebutkan di atas, peristiwa Hijrah Rasulullah saw dan para sahabatnya dari Mekah ke Madinah semakin menguatkan bahwa 1 Muharram dikenal dengan awal  tahun baru Islam. Ini dilihat dari bukti-bukti sejarah perjuangan nabi Muhammad saw dan sahabatnya mendakwakan Islam pada tahap-tahap awal perkembangan Islam di kota Mekah dan sekitarnya. Inilah yang akan kita uraikan dalam posting kali ini. Posting tulisan ini, bertujuan berbagi kepada teman tentang nilai-nilai keimanan, pengorbanan, strategi dakwah, kesabaran, kesungguhan, kejujuran, kesetikawanan para pendahulu umat ini dalam menetapi keimanan dan keislaman.

Saya membayangkan kokohnya keimanan yang tertanam dalam diri binaan Rasulullah saw dalam derap langkah peristiwa hijrah. Berikut ini secara acak akan saya tuliskan beberapa peristiwa Hijrah nabi saw:
1. Hijrah dari Mekah ke Madinah berarti menempuh jarah yang lumayan jauh dengan berjalan kaki+onta, kendaraan tercanggih saat itu. Selain itu medannyapun padang pasir yang tandus yang tidak bersahabat.
2. Para sahabat yang berhijrah rela meninggalkan kampung halaman, sanak famili dan harta benda demi mengikuti suara keimanan. Sebuah bukti, benar- benar mereka lebih cinta iman kepada Allah swt daripada yang lain. Sekalipun ada pula sebagian sahabat yang ikut berhijrah karena niat mencari harta dan wanita yang dicintainya, sebagaimana disebutkan dalam hadis terkenal tentang niat yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
3. Tiba di Quba, beliau saw dan para sahabatnya mendirikan masjid yang di kenal nama Masjid Quba. Sebagaimana setelah memasuki kota Madinah beliau juga mendirikan masjid yang dikenal sekarang dengan nama Masjid Nabawi. Pikiran kita mungkin sempat bertanya-tanya; mengapa masjid? lebih baik pasar dan ekonomi umat saja yang diprioritaskan, agar umat tidak kekurangan pangan dst. Teka-teki ini silahkan analisa sendiri.
4. Sampai di kota Madinah Rasulullah saw mempersaudarakan antara kaum pendatang (kaum Muhajirin) dengan penduduk asli Madinah (kaum Anshor) di atas pondasi iman. Di dalamnya terdapat pelajaran strategi membangun kekuatan sebuah komunitas, etnis atau suku bangsa yang berbeda. Subhanallah, betapa jalan dakwah memang hanya bisa sukses ketika berasaskan keimanan kepada Allah swt semata.
5. Sebagian sahabat, bukan hanya rela berhijrah dan meninggalkan kampung halaman dan keluarga kemudian cukup. Di antara mereka ada yang mendapatkan penyiksaan, cemoohan dan caci maki, bahkan ada yang meninggal dunia. Benar-benar hanya keimanan dan keislaman yang mampu memikul beban ini, bukan pengakuan bibir semata.
@Taparia*16/11/2012 M=2 Muharram 1434 H//Zul.........

Telinga yang Tersumbat:tafsir ayat 7 Surah Luqman

"Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih" (QS Lukman ayat 7)
Saya baca ayat ini dan coba saya sharing dengan pembaca tentang apa yang saya pahmi dari susunan ayat al- qur'an ini, semiga membawa faedah.
Maha benar Allah dengan firman-Nya.
Apa yang disebutkan dalam ayat ini benar benar terdapat dalam kehidupan nyata. Nauzu billah min zalik

Saat dibaca al-quran atau saat mendengar ceramah tentang ayat-ayat al-Qur'an, ada yang berpaling dan membelakangi karena sombong seakan dia lebih baik dan lebih mengerti  kemaslahatan hidupnya sendiri. Selain itu, situasi dan keadaan orang seperti itu, digambarkan Allah swt bahwa dia seakan akan tidak mendengar al-Qur'an, dan seakan akan ada sumbat yang menutup telinganya.

Amatilah hidup dan kehidupan seputar kita kaitannya dengan menerima dan mentaati nasihat agama. Ada manusia yang sudah tidak mau lagi mendengarkan ayat ayat Allah dibacakan. Orang ini, kesehariannya hanya ingin memperturutkan keinginan dan kebutuhan hawa dan nafsunya. Tidak pedulu lagi dengan nasihat Tuhannya. Lalai sama sekali. Bukan lalai karena tidak tahu, justru karena kesombongan yang menguasai dirinya. Saking lupa dan sombongnya sampai sampai dia dilukiskan seperti belum pernah mendengar ayat ayat itu. Padahal sehari hari telah mendengar bahkan mengerti isi kandungan ayat atau mungkin telah menceramahkannya.

Selain disifati dengan seakan akan belum pernah mendengarkan, Allah juga memberi penjelasan bahwa mereka itu seakan akan terdapat sumbat yang menutupi telinganya sehingga suara tidak terdengar. Sebenarnya, mereka memiliki pendengaran normal, mampu mendengarkan segala suara selain suara ayat ayat Tuhan di bacakan. Terdapat makna lain yaitu seruan dan suara ajakan kepada selain Allah lebih nyaring ditelinganya daripada suara dan ayat ayat Allah swt.

Jika keadaannya demikian, dipastikan betapa sulit dan rumit memperbaiki hidup ke arah kemaslahatan. Itu karena simpul-simpul kemaslahatan mengalir dari sumber mata air syariah, Al-Qur'an dan hadis, kecuali dikehendaki Allah swt.

Pungkasnya, hakiktanya bukan telinga, buka suara dan bukan yang lain yang telah kehilangan fungsi. Yang benar benar kehilangan fungsi adalah hati dan batin yang telah mati sebelum matinya jasad.

Balasan yang setimpal bagi laky dan sifat demikian adalah azab yang amat pedih. Bukan saja, azab akhirat yang menantinya, tetapi di dunia sebenarnya telah tersiksa oleh cara dan sifatnya sendiri. Tidajk mampu mereguk nikmatnya nasihat Tuhan, sebenarnya sudah merupakan siksa tersendiri bagi jiwa dan mental seseorang.
@Botteng,11/12/2012** Zul....

Minggu, 04 November 2012

Shalat dan Kekuatan

Pasti dalam hidup kita menginginkan kekuatan. Kekuatan lahir lebih lebih kekuatan batin. Bagi kita orang beriman, kekuatan yang kita dambakan sebenarnya tidak jauh jauh dari kegiatan rutin sehari hari. Maksud penulis, kegiatan rutin melaksanakan shalat lima waktu sebenarnya menjadi inspirasi bagi kekuatan diri.

Banyak orang tidak mengerti hal ini sehingga urusan shalatnya dianggap enteng. Padahal Allah swt sendiri menyatakan dengan tegas

ﻳﺎ ﺍﻳﻬﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺍﻣﻨﻮﺍ ﺍﺳﺘﻌﻴﻨﻮﺍ ﺑﺎ ﻟﺼﺒﺮ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ

Artinya:
Wahai orang-orang beriman mintalah pertolongan dengan(melalui) shalat dan sabar

Ayat ini secara gamblang menyuruh meminta pertolongan melalui shalat, setelah itu diikuti dengan sabar.

Subhanallah, betapa agung urusan menegakkan shalat ini. Dan aneh, betapa hal penting ini telah dilalaikan banyak umat Islam sendiri.

Jika dianalisa, mengapa wadah shalat merupakan cara meminta pertolongan dan kekuatan? Hemat penulis, itu karena media shalatlah merupakan wasilah berhubungan langsung dengan Allah swt.Sejak dari gerakan, bacaan dan berbagai doa yang mengiringi shalat, merupakan bentuk berserah diri kepada pemberi kekuatan. Shalat adalah bagi yang mengerti nikmatnya shalat, merupakan kebutuhan bagi kekuatan jiwa dan raganya, sementara lainnya menganggap remeh atau dianggap hanya gerakan fisik belaka. Namun, sejarah dan fakta banyak membuktikan shalat adalah media mendapatkan pertolongan dan kekuatan bagi seorang muslim. Dengan kata lain, shalat merupakan inspirasi bagi lahirnya kekuatan dalam diri seorang muslim. Sebagian pengalaman dan keluhan orang yang rendah wawasan keilmuan dan keislamannya bahwa ia sudah shalat tapi tidak mendapatkan apa-apa dari shalat. Bahkan ada yang mengaku sudah capai melaksanakan shalat tapi tidak mendapatkan apa yang dimintanya kepada Allah.

Diakui, banyak orang yang telah menegakkan shalat tapi ilmu dan hikmah tentang shalat ia tidak punya. Mereka telah menegakkan  shalat secara fisik tetapi batinnya sama sekali tidak mengerti tentang shalat. Atau bahkan ia melakukan perbuatan atau ucapan yang sebenarnya bertentangan dengan shalat itu sendiri. Tentu saja, ia tidak mendapatkan apa apa dari shalatnya kecuali capai dan keluh kesah. Dan inilah yang banyak hari ini. Mendengar orang belajar shalat dan tata cara shalat sudah amat langka. Di tengah masyarakat juga sudah jarang yang rutin dan istiqamah menegakkan shalat lima waktu. Maka dirikanlah shalat sehingga engkau memiliki kekuatan di atas kekuatanmu sekarang. Jangan anda ragu, ini telah dijanjikan Allah swt. 

Menutup tulisan ini, penulis katakan salah satu nikmat besar dan seruan Allah yang sempurna sebagaimana disebutkan dalam doa sesudah adzan, adalah shalat. Menyiak-nyiakan shalat berarti melucuti kekuatan anda. Dengan shalat jiwa dan ruh kita kembali pada ketenangan dan ketenteraman di dalam perlindungan Allah swt. Melalui wadah shalat, ketergantungan  jiwa bukan kepada benda dengan segala jenisnya, akan tetapi jiwa dan hati kita hanya bergantung kepada Allah, Tuhan yang Maha segala galanya. Jangan sia siakan shalat, paling tidak shalat lima waktu sehari semalam. 
                                                                                                @Botteng, 03/11/2012*Zulkifli.....

Sabtu, 20 Oktober 2012

Air Pedesaan

Air di Pedesaan. Bukan main air di pedesaan. Sejuk, dingin dan berbau alami. Berbeda dengan di kota, air serasa hangat, berbau kaporit, tidak sejuk lagi. Selain itu, Air di gunung dan desa dingin dan sejuknya serasa memasuki pori-pori tubuh saat mandi, sedang air di kota dinginnya tidak seperti itu. Beberapa menit lalu saya mandi di sumber air berjarak 1 km dari MIN Botteng ke arah selatan karena tampungan air di masjid kosong. Perasaan ingin mandi lama oleh kesejukannya. 

 Foto pancuran air dari bambu di atas adalah sumber mata air tempat saya mandi. Pembaca dapat melihat langsung pancuran ssumber air ini dengan pemandangan sangat alami. Pengamatan singkat saya, air ini keluar dari tumpukan batu gunung. Penduduk setempat Desa Botteng utara ini, masih lebih banyak yang mengambil air minum di tempat ini sekalipun telah ada sumur bor di rumahnya, atau air galon isi ulang Rp. 5.000. Mereka yakin dengan kebersihan dan kualitas air di sumber mata air itu karena keluar dari bebatuan padat.
@Botteng, 20/10/2012*Zulkifli......

SAKIT


Tak ada seorangpun yang hendak sakit. Itu karena sakit sangat jauh berbeda dengan sehat dalam banyak hal. Jika disuruh memilih di antara dua: sehat tidak punya uang atau banyak uang tapi sakit, pasti saya pilih sehat sekalipun tidak atau belum punya uang. Mengapa? Alasan saya, sekalipun tidak atau belum mempunyai uang, tapi badan masih banyak peluang mencari uang dan lainnya.

 Tentu, yang paling baik banyak harta dan sehat. Hanya saja, nikmat sehat yang mahal itu, tidak dirasakan kecuali bagi orang sakit. Saya ulangi, Nikmat sehat demikian mahal hanya dirasakan orang sakit. Artinya saat berbaring sakit, kepala pusing, perut sakit dll, kita baru teringat dan sadar sehat benar-benar penting. Silahkan tanya orang, teman dan tetangga yang telah lama berbaring sakit, pasti jawabannya sehat adalah harta termahal yang diinginkan. 

 Mungkin pembaca pernah mengalami sakit. Atau mengetahui teman dan tetangg sakit, bernazar, kalau saya sehat, saya akan melakukan ini dan itu, misalnya. Ada pula yang berjanji jika saya sehat saya akan beribadah rajin, menjadi hamba Allah swt yang baik dll. Namun, itu tadi, ketika sembuh, kadang janji dan nazarnya dilupakan. Maka berhati-hatilah terhadap sehat dan sakitmu. Upayakan sehatmu mengingatkan dan menyadarkan akan sakit yang sewaktu-waktu membelenggu sehingga tidak dapat beraktifitas. Dengan kesadaran seperti ini, pasti kita akan menghargai sehat. Kalaupun kita tidak mampu menyadari semua ini ketika sakit, suatu hari Tuhan akan mengirimkan sakit sehingga kita semakin sadar akan harga sehat yang mahal. Mulai tahun 1997 sampai tahun 2009 saya sakut ambeien. Alhamdulillah sekarang sudah pulih. Selama mengalami rasa sakit luar keinginan kepada sehat. Ke mana-mana cari obat, rumah sakit, tabib dll. Selain itu, berani berjanji dengan segala nazar andaikata sehat nantinya. Saya mengetahui dari hadis nabi saw pula bahwa sakit sebenarnya cara Tuhan menggugurkan dosa-dosa, selama kita menghadapinya dengan sabar dan tetap menjalani ketaatan kepada Allah. Pasti kita ingin dosa-dosa digugurkan, sekalipun secara jujur tidak ingin mengalami sakit. Selain itu, ternyata, di dalam sakit kita lebih menikmati ketenangan dan kebahagiaan menjalankan ibadah. Doa di kala sakit terasa lebih khusyu', lebih berisi, lebih dinikmati, meskipun sekali lagi kita tidak ingin mengalami sakit. Maka wajarlah, sakit dan sehat dipergilirkan karena hikmah dan kemaslahatan manusia sendiri. Pernah saya membayangkan, kalau saja seumur hidup sehat saja, tidak pernah sakit, pastilah kita dengan cepat melampaui batas-batas dan ketentuan Tuhan, alias lupa daratan. Begitulah yang menimpa Fir'aun menurut sebuah buku yang pernah saya baca, karena tidak pernah sakit dan tidak pernah mengalami kesusahan sampai akhirnya mengakui dirinya sebagai Tuhan. Nauzu billah min zalik. Mungkin kita tidak sejauh itu, misalnya merasa diri sebagai Tuhan, namun di dalam sehat dan di dalam kecukupan, terkadang menyepelekan Allah Swt dan menganggap enteng perintah-perintah-Nya. Karena kemampuan dan keampuhan sehat dan kelimpahan harta, terkadang seseorang terjerembab ke dalam kelalaian di hadapan Tuhan. Ini tentu, tidak berarti sakit saja atau miskin saja. Bukan. Bukan itu maksudnya. Yang kita ingin sadari bahwa rasa sakit memang lebih mampu mengantar kepada Tuhan dari pada sehat. Demikian pula rasa kekurangan lebih mampu mengantar diri kepada Tuhan. Yang saya tulis terakhir ini, insyallah tidak subyektif, tapi lebih mendekati obyektif. Jika tidak percaya, silahkan bandingkan sendiri pada saat pembaca mengalami sakit, susah, sempit dll, dan rasakan pula kala hidup sehat,longgar, dan berkecukupan. Silahkan bandingkan. Ok. Botteng, 17/10/2012//Zul......

Minggu, 14 Oktober 2012

JALAN RUHANI

Telah lama kita lewati perjalanan di dunia ini, rupa2 jalan, jenis jalan, luas dan sempit dll. Ada jalan yang membuat nyaman orang yang lalu lalang sebaliknya ada yang mengganggu pejalan. Pernahkah terpikir bahwa jiwa dan ruhani juga memiliki jalan lengkap dengan liku-likunya? Jiwa yang tak terlihat ini juga memiliki jenis jenis jalan yang menyebabkan urusan jadi lancar atau bahkan ada jalanan ruhani yang membuat urusan buntu atau macet sama sekali.

 Betul, seperti itulah jalan jalan ruhani. Hanya saja mungkin kita tidak pernah menyadari akan lika-liku perjalanan satu ini. Ada jalan ruhani yang indah, penuh kedamaian bertabur bunga di samping kiri kanan. Si pejalanpun dengan senang hati melalui jalanan tersebut. Adapula jalanan yang penuh onak dan duri, mengganggu orang yang berjalan. Bahkan ada yang terjatuh atau terjungkal saat melewati sebuah jalan. Perbedaan kedua jalanan tersebut, hanya dilihat dengan kasat mata dan satunya tidak terlihat. Namun fungsinya sama saja. Selain itu, perbedaan lain, jalanan di dunia ini memiliki nama seperti jalan melati, jalan mawar, jalan soekarno hatta dll. Nama nama jalanan itu, meskipun namanya indah terdengar, namun situasi dan kondisi jalanan itu belum tentu mewakili namanya. Sedangkan jalan jalan ruhani juga memiliki nama hanya saja dipastikan nama nama tersebut memiliki atau mewakili namanya. Misalnya, jalan ruhani tawadhu, jalan ruhani qanaah, jalan sabar, jalan syukur dll. Jalan tawadhu misalnya, pasti memiliki sifat rendah hati, jauh dari sikap angkuh dan sombong. Jika ada orang yang melewati jalan ruhani "tawadhu" tapi masih sambong dan tidak rendah diri, artinya bukan jalanannya bermasalah tetapi orang yang melintaslah yang bermasalah. Jalan jalan ruhani itu pasti dan sangat mempengaruhi bangunan mental.

 Dalam dunia tasauf, dikenal istilah "salik". Salik adalah pejalan dalam dunia ruhani. Biasanya, si salik akan menempuh tahap demi tahap dalam jenjang ruhani yang diistilahkan dengan "maqam dan hal". Siapa saja yang tidak mengenal jalan-jalan ruhani, sebenarnya ia tergolong buta di dunia. Allah swt berfirman: Bukan matanya yang buta akan tetapi hati mereka yang buta Firman Allah swt yang lain: Barangsiapa yang buta di sunia, maka di akhirat juga pasti buta bahkan lebih berat dari buta. Jenis buta yang dimaksud dua ayat tersebut di atas, pasti bukan buta fisik sejak lahir atau karena penyakit fisik yang dikenal dengan istilah tuna netra. Tetapi buta yang dimaksud adalah buta ruhani, pandangan ruhani dan kesadaran spiritualnya tidak berfungsi. Banyak orang hidup tetapi kesadaran ruhaninya mati. Al-qur'an menyebutnya laksana binatang bahkan lebih sesat dari binatang. Lafadz LAHUM A'YUNUN LA YUBSIRUNA BIHA WALAHUM AZANUN LA YAAMAUNA BIHA WALAHUM QULUBUN YAFQAHUNA BIHA (QS. Al-A'raf 179) maksudnya mereka memiliki mata tapi tetapi fungsi spiritualnya hilang, mempunyai mata tetapi fungsi spiritual mata tidak ada dan mereka memiliki akal dan pikiran namun sekali lagi fungsi spiritualnya hilang. Ayat terakhir di atas, tidak menerangkan bahwa mata, telinga dan akal pikiran mereka tidak berfungasi. Secara fisik material masih ada dan tetap berfungsi tetapi sisi ruhaninya tidak berfungsi lagi. Jika demikian, sebenarnya tidak ada lagi perbedaan dengan binatang yang hanya melihat benda tetapi tidak melihat esensi dan substansi benda, apalagi pencipta benda itu sendiri. Nauzu billah min zalik Ringkas kata, 

Jika pembaca tidak mengetahui dan tidak menyadari terdapat jalan-jalan ruhani, maka sebenarnya itulah makna buta. Sekali lagi buta. Mereka yang aktif dan giat melaksanakan perintah Tuhan, sanggup menanggung beratnya resiko dengan berkorban harta dan nyawa sekalipun, karena mengerti ada jalan-jalan ruhani. Demikian pula, seseorang sanggup meninggalkan larangan Tuhan sekalipun disukai selera dan nafsu, itu juga bukti bahwa mereka memahami jalan-jalan spiritual. Tanpa itu sepertinya absurd. Oleh karena itu rabahlah diri dan pribadi, kita mengetahui atau tidak, menyadari atau tidak menyadari jalan-jalan ruhani itu.//Botteng, 14/10/2012//Zul....... 

Sabtu, 06 Oktober 2012

TAFSIR SURAT AL-AN'AM AYAT 112-113: Mengapa Iblis dan Syaithon dicipta ?

Kala membaca al-Qur'an, saya bertemu dengan dua ayat ini, yakni ayat 112-113 surat Al-An'am. Dalam benak saya ayat ini merupakan jawaban kongkrit pertanyaan penting, seperti mengapa Tuhan menciptakan Syetan dari jin dan manusia kalau hanya untuk menggelincirkan manusia? Atau pertanyaan lain yang senada.

Saya sendiri, dalam hati pernah bertanya tanya; mengapa Tuhan mencipta iblis, syetan, jin kalau hanya untuk menyesatkan manusia? Demi mengamankan dunia dari genggaman kejahatan dan angkara murka, sebenarnya Tuhan sangat mampu mencegahnya dengan melenyapkan saja semua makhluk perayu, penggoda, penggelincir dan penyesat manusia. Dengan cara ini, pasti manusia hanya berjalan sesuai keinginan dan keridoan Tuhan saja. Namun ternyata tidak. Adahikmah dibalik semua ini dan rencana yang sangat bijaksana.

Nah menurut ayat 112-113 Al-An'am ini, Tuhan menghadirkan dan menjadikan untuk setiap nabi dan rasul makhluknya yang terdiri dari Iblis, syetan dan jin untuk maksud yang sangat bijaksana. Bisikan-bisikan kejahatan, permusuhan,fitnah dan kemaksiatan lainnya digembar gemborkan karena hendak menguji keaslian dari kepalsuan. Agak sulit mengetahui benar-benar beriman atau hanya dengan pengakuan beriman, tanpa alat uji.

Nah.... Alat uji itu adalah syetan, iblis dan jin itu. Coba simak dan renungkan ayat-ayat berikut ini:

"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan".
(Al-an'am: 112-113)
Seseorang secara ikhtiyari memilih kebaikan dari sekian banyak kejahatan dan rayuan angkara murka, membuktikan bahwa dia secara sadar memilih jalan yang dikehendaki Islam. 
// Botteng,05/10/2012//Zul.......

MEMBANGKITKAN DAN MENGGIATKAN KEMBALI TKA/TPA DI KAB. MAMUJU DAN PEMBEBASAN BUTA AKSARA AL-QUR’AN

Ini adalah posting ketiga saya menyoal pembebasan buta aksara al-Qur’an di kab. Mamuju. Posting pertama: Mamuju Buta Aksara Al-Qur'an? Sedang posting keduaSertifikasi Guru Mengaji Al-Qur'an: Cara Profesional Membebaskan Buta Aksara Al-Qur'an di Kab Mamuju
Tulisan-tulisan tersebut, kalau bukan sumbangan pemikiran, paling tidak sebagai bahan renungan bagi pegiat Al-Qur’an. 

Secara umum kemampuan baca tulis al-Qur’an khusus siswa/i  dari SD, SMP dan SMA atau yang sederajat di Kabupaten Mamuju memang  lemah. Beberapa sekolah SMPN dan SMA Negeri tempat saya menguji dapat diketahui kesimpulan tersebut. Selain itu, juga diperkuat guru-guru Agama Islam sendiri yang mengajar di sekolah-sekolah formal. Sebagian guru agama Islam tersebut bahkan  bertanya  soal penanganannya, maksudnya barangkali teknis pembebasan buta aksara al-qur’an secara efektif dan efisien. Boleh jadi pertanyaan tersebut mengemuka atau pertanyaan sejenis muncul karena membayangkan betapa tidak mudah membebaskan buta aksara al-qur’an di sekolah dalam kondisi sebagai berikut:

1. Guru Pendidikan Agama Islam di sekolah hanya satu atau dua dengan jumlah 6 s/d 9 rombongan belajar. Sebagian sekolah jumlah siswanya banyak hingga mencapai 15  s/d  18 kelas atau rombongan belajar. Jumlah yang banyak tersebut ternyata masih lebih banyak yang membutuhkan  bimbingan secara intensif mengingat kemampuan mengaji sangat terbatas.
2. Kurikulum Pendidikan Agama Islam hanya 2 jam dalam sepekan, sementara muatan pelajaran agama lumayan banyak.
3. Lingkungan masyarakat yang mestinya menjadi mitra dalam pengembangan kemampuan baca al-Qur’an, ternyata bukan semakin meningkat. TKA/TPA atau kelompok-kelompok mengaji al-Qur’an sebenarnya memiliki sumbangan sangat berharga, peminatnya semakin melemah
4. Dengan problema sebagaimana point 1, 2, dan 3 di atas, ditambah atau mungkin diperparah lagi dengan minat dan keinginan belajar mengaji anak-anak umat Islam –termasuk orang tuanya- sangat rendah. Sudah menjadi rahasia umum kegandrungan anak-anak kita sekarang lebih banyak kepada selain belajar agama Islam, secara khusus belajar mengaji al-Qur’an.

Masih berderet sekian kendala-kendala yang dihadapi seorang guru agama Islam di sekolah, termasuk keaktifan, intensif atau tidak, ketersediaan alat dan bahan ajar, kemampuan guru sendiri dll. 

Di tengah kendala demi kendala tersebut di atas, maka keberadaan atau lebih tepatnya mengaktifkan dan menggiatkan kembali TKA/TPA di masjid-masji atau kelompok pengajian al-Qur’an harus dipikirkan dan dibahas kembali oleh para penentu kebijakan di Kabupaten mamuju. Ringkasnya, demi mendukung dan menyukseskan program pembebasan buta aksara al-Qur’an  di sekolah-sekolah formal, maka TKA/TPA harus dibangkitkan kembali, digiatkan kembali, disegar-segarkan kembali.  Inilah arti awal judul tulisan ini yaitu Reactivation TKA/TPA …….. dst. Dengan ungkpan lain, jika Pemerintah Kabupaten mamuju dan Kementerian Agama serius menuntaskan program ini, maka TKA/TPA serta kelompok-kelompok mengaji al-Qur’an di masyarakat mutlak harus diaktifkan kembali  atau mengembangkan yang telah ada. Dan, sudah jamak diketahui TKA/TPA binaan Kementerian Agama telah lama dan menyebar dari masjid ke masjid.  Mengapa? Jawabnya, ya  itu tadi, bahwa guru agama di sekolah-sekolah tidak akan mampu membebaskan buta aksara al-Qur’an secara mandiri dengan kendala-kendala seperti dikemukakan sebelumnya. Masyarakat secara umum mesti dilibatkan, karena tanggung jawab membebaskan buta aksara Al-Qur’an sebenarnya bukan murni tanggung jawab guru agama semata. 

Oleh karena itu, sangat wajar jika Pemerintah Kabupaten mamuju “melirik” kembali TKA/TPA dan kelompok-kelompok pengajian al-Qur’an. Syukur-syukur kalau “diberdayakan” kembali. He..he….he….. ini bukan proposal lho ya…..  Semoga//Botteng, 06/05/2012//Zul…………

Selasa, 25 September 2012

SERTIFIKASI GURU MENGAJI AL-QUR'AN MAMUJU: Cara Profesional Membebaskan Buta Aksara Al-Qur'an di Kab. Mamuju.

Jamaluddin S.Pd. M.Si (Tim 2) sedang Menguji
di SMPN 3 Salupangkang 3 Topoyo


Ust. Abd Rasyid, S.Ag (Tim 2) sedang meng


Sejak launching pembebasan buta aksara al-quran di Kab. Mamuju, telah dilakukan tes awal atau verifikasi alias tes munaqosyah bagi siswa kelas VII SLTPN atau SMP Negeri se-kab Mamuju. Kegiatan pendahuluan ini, merupakan gerakan nyata memantau secara riel di lapangan tentang peta, mutu, dan kecakapan membaca Al-qur'an. Ini diperlukan karena kelak akan menjadi dasar dan panduan gerakan pembebasan buta aksara Al-Qur'an di jantung Kota Provinsi Sulawesi Barat. Seperti saya tulis pada postingan Mamuju Buta Aksara Al-Qur'an? Ternyata banyak anak, adik, dan kakak kita usia remaja yang tidak atau belum cakap membaca Al-Qur'an. Ini adalah fakta mengerikan, sehingga ide pembebasan buta aksara al-qur'an yang diusung Kementerian Agama dan disambut positif Pemerintah Kab. Mamuju menjadi momentum sangat  tepat plus cerdas demi pemberdayaan umat Islam. Kita berharap dengan harapan yang sangat besar, program pembebasan buta aksara al-qur'an ini berjalan dengan baik.

Ustadzah Nasriah S.Ag (Tim 2) sedang menguji
Harapan dan kegiatan yang amat mulia ini, menjadi tanggung jawab Kepala Pemerintahan Kab. Mamuju sebagai umara' dalam  hal ini Bupati Mamuju Bapak Suhardi Duka MM, dan Alhamdulillah beliau merespon sangat positif. Kita berdoa semoga Bupati kita ini,  semakin meningkat karier politik dan cita-citanya dengan program unggulan yang benar-benar dibutuhkan umat. Demikian pula para wakil-wakil kita yang duduk di DPR Kab. Mamuju, betapa umat sangat menginginkan dukungan dan aksi nyata dalam program pembebasan buta aksara al-Qur’an ini. Hemat penulis, selain memperhatikan tata ruang dan  pembangunan bersifat bendawi, pembangunan spirit dan ruhani sebenarnya dua kali lebih dibutuhkan umat hari ini. Berikut  saran  agar program ini dikelola dan berhasil secara profesional sebagai berikut:

1.Sertifikasi Guru Mengaji

Ust. Zulkifli (Tim 2) sedang menguji
Sertifikasi mengaji ini, tidak dimaksudkan semata-mata sebagaimana sertifikasi guru dengan tunjangan yang lumayan cukup, sekalipun tidak salah juga kalau guru mengaji profesional menerima tunjangan secukupnya.  Sertifikasi di sini dimaksudkan sebagai bukti bahwa guru mengaji tersebut telah memiliki kelayakan mengajar mengaji di sekolah, di rumahan dan musholla. Guru mengaji al-Qur,an disekolah nantinya, tanpa uji kompetensi dan kemampuan sebelumnya di bidang belajar dan mengajar al-qur’an, dapat ditebak hasilnya  tidak sebagaimana yang diharapkan. Tanpa uji kompetensi tertentu, akan berakibat banyak muncul TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) yang sebenarnya tidak layak atau kalau di sekolah hanya karena menjalankan tugas mengajar mengaji sementara kemampuan mengaji guru sebenarnya terbatas. Seorang Ustadz bercerita kepada saya, bahwa umumnya, banyak TPA lahir karena iming-iming adanya pengusulan permintaan bantuan. Tentu saja tidak semua TPA lahir dari cara ini. Sementara TPAnya sendiri tidak berjalan secara normal, itu lantaran jumlah guru terbatas. Selain itu, jumlah yang terbatas itu andai diadakan uji kompetensi, mereka sebenarnya belum bisa mengajarkan  al-qur'an.
Drs. Haming, (Tim 2) sedang menguji
TPA-TPA umumnya lahir dari masjid ke masjid atau inisiatif seorang ustadz/ustadzah atau lembaga lain, sedangkan gerakan pembebasan buta aksara al-qur'an  rencananya digalakkan di lembaga-lembaga sekolah formal. Kedua-duanya sebaiknya dihidupkan dan digemakan kembali, lantaran keduanya sangat berhubungan erat dan saling mendukung. 

Secara khusus, mengaji di sekolah formal, agar tidak bernasib sama dengan TPA seperti ditulis di muka, bab pertama yang mesti diselesaikan adalah guru atau ustadz/ustadzah atau apapun namanya, harus diuji kompetensinya, layak atau tidak layak. Jika tidak, sangat mungkin akan melahirkan siswa mengaku cakap membaca al-qur'an, ternyata pengucapan dan panjang pendeknya tidak beres. Itu karena gurunya saja masih membutuhkan ilmu tata cara baca al-qur'an (tajwidul qur'an).

Oleh karena itu, uji kompetensi guru mengaji mutlak dibutuhkan agar program ini berhasil secara maksimal. Tentu saja yang akan menguji adalah mereka yang ahli di bidang keilmuan mengaji. Ringkasnya, uji kompetensi ini bertujuan mencari guru layak atau tidak layak, sehingga program pembebasan buta aksara al-qur'an bukan mengejar target "tertentu" semata dan kepentingan-kepentingan tertentu pula.

Pertimbangan lain, mengapa harus ada uji kompetensi guru mengaji, antara lain: Anak-anak yang tersebar di lembaga formal, yang beragama Islam, tentunya, mulai dari SD, SLTP dan SLTA sederajat, umumnya mereka bukan tidak pernah belajar mengaji. Sebenarnya pernah singgah belajar di TPA-TPA Masjid atau rumahan, tetapi jarang yang tuntas. Buktinya, saat di adakan uji verifikasi, rata-rata mereka mampu mengenal abjad Arab, atau mampu membaca hanya pada level cukup, bahkan banyak yang tidak lulus.
2. Aturan yang disepakati

Suasana SMPN 3 Salupangkang Topoyo
Selanjutnya, agar program mulia ini mencapai terget; seluruh siswa/i muslim cakap membaca al-qur'an, sebaiknya harus ada semacam aturan yang mengikat serta capaian  standar kompetensi tertentu pada setiap jenjang lembaga pendidikan formal. Misalnya tingkat SD,  kompetensi dasarnya tamat buku IQRO’. Jika tidak, akan terjadi hal hal yang tidak diinginkan, atau siswa mengaku telah cakap membaca al-Qur'an, padahal sebenarnya belum. Selain itu, sekolah tertentu, terutama sekolah swasta yang membutuhkan siswa, dengan mudah saja menerima siswa baru tanpa ada tes awal kemampuan mengaji atau diadakan tes tetapi hanya formalitas.

Selanjutnya, tim tertentu akan menguji kembali secara berkala, misalnya dalam setahun atau dua tahun setelah program ini berjalan. Ini tidak bermaksud tidak atau kurang  percaya kepada pihak internal sekolah yang mengelola kegiatan ini, namun akan lebih obyektif hasilnya jika dihadirkan penguji eksternal  atau apalah istilahnya dari mereka yang memiliki kemampuan di bidang ini.  Usulan ini tampaknya mewah, tetapi memang hasilnya dipastikan akan memperoleh data yang valid, misalnya, daripada berjalan tapi seperti tidak berjalan, dalam ungkapan Arab wujuduhu ka’adami (adanya sama saja dengan tidak ada). Maksudnya program berjalan, telah mengeluarkan tenaga dan uang, ternyata hasilnya tidak terasa.

Kelas vii SMPN 3 Topoyo sedang antri ujian munaqasyah
Penutup, sebagai wujud kegembiraan lahirnya gerakan pembebasan  buta aksara al-qur’an ini di Kab Mamuju, kita angkat jempol sebagai penghargaan kepada penggagas dan pelaksana yaitu Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mamuju Bapak Drs. Adnan Nota MA bererta jajarannya dan Bupati Mamuju Bapak Suhardi Duka MM, beserta jajarannya serta seluruh anggota DPR Kab Mamuju yang merespon  kegiatan mulia ini. 

 Penulis, secara kebetulan hanya diminta sebagai penguji cadangan dalam tim 2, menguji saat penguji yang telah ditunjuk berhalangan hadir. Sekolah yang sempat saya kunjungi hanya dua, yaitu SMPN 3 Limbeng kec. Tapalang dan SMPN 2 Salupangkang kec.Topoyo, SMA Neg 1 Pangale,

Akhirnya, semoga keberkahan hidup dan kebahagiaan sesudah mati dapat diraih di bawah naungan al-Qur’an.

 
 Amien … Amien.@Botteng, 16 Sept 2012//Zul…….  



Sabtu, 22 September 2012

Dini Hari Jam 02: 00 - 03: 55

Detik ini menunjukkan jam 02: 00 dini hari Ahad tanggal 23 September 2012 di rumah Botteng. Ingin tidur, tapi mata sudah tidak mengantuk. Sebelumnya, saya tidur malam  agak cepat, sekitar jam 20: 30 dan terjaga sekitar 01: 30.  Saya kemudian bangun dan buka komputer, berusaha menggunakan waktu terjaga ini dengan menuliskan apa yang terbetik dalah hati saat ini. Pikiran berputar-putar melanglang buana entah ke mana, demi menangkap pikiran agar tidak bebas berkeliaran, apalagi sampai ke arah melamun dan mengkhayal, saya harus mengikatnya dengan menuliskannya lewat komputer. 

Di benak saya betapa masih merindukan shalat malam, yang selama beberapa tahun ini saya absen. Ya Allah bangunkan jiwaku untuk menunaikan perintahmu di sepertiga malam. Engkaulah yang menguasai setiap ubun-ubun makhluk ciptaan-Mu, aku salah satu makhluk-Mu tidak tahu akan bagaimana nasibnya tanpa bantuan-Mu Ya Allah. Ya Allah, kembalikan diriku  mampu melaksanakan shalat malam lagi. Entah mengapa seperti ini. Aku kadang-kadang memang merasa malas, agak peninglah, karena cuaca dinganlah atau ada makhluk Jin atau iblis yang mengganggu. Jika menengok hadis nabi saw, tidak ragu memang keadaan seperti ini kita dalam kedaan terganggu. Maka sebagai gantinya shalat malam kali ini, coba saya merenungi malam ini sambil jari-jari menekan tombol key board komputer. Melalui tulisan ini, teman atau saudara atau apalah istilahnya, dapat mengetahui apa yang sedang terpikir di otakku dini hari ini. 

Pikiranku mengurai perilaku dan perbuatanku sendiri selama hari-hari mengajar di MIN Botteng. Kebiasaan-kebiasaan atau perilaku yang saya alami di Botteng. Akankah hari-hariku di MIN Botteng dan lingkungan Botteng Utara di samping Madrasah kelak akan tercatat sebagai ibadah di sisi Allah atau hanya mendapatkan gaji dll di dunia kemudian selesai. Aku tentu berharap semoga hari-hari ini adalah hari-hari berbahagia di surga nanti karena niatku dan caraku bekerja. Selain itu, saya juga tidak lupa memikirkan bagaimana akhlakku kepada Ayahku di Taparia, Tapalang  terbaring karena terserang stroke yang telah memasuki tahun ke dua. Ibuku yang sudah mulai menua pasti menginginkan bantuan dan uluran tangan anak-anak. Selanjutnya, orang tua mertuaku di Sugio Kab. Lamongan Jawa Timur, juga pasti menginginkan anak yang mampu berbakti dari sang anak. 

Niatku bukan memilih mana ibadah yang baik atau kurang baik. Saya hanya ingin, semoga Tuhan mendengar suara hatiku ini, kalaupun shalat dan ibadahku tidak sempurna, namun saya ingin benar-benar menjadi anak yang berbakti bagi orang tua. Jika tidak mampu meraih kebaikan dan keunggulan karena rajin shalat, Ya Allah, tanamlah di hatiku kesabaran sekaligus kekuatan menjadi anak yang salih, anak yang benar-benar salih. Ya Allah, saya menyadari dengan melihat teman, tetangga dan sering membaca, tidak mudah menjadi anak yang berbakti. Butuh tabungan kesabaran yang banyak untuk mencapai ini, karena itu, ya Allah janganlah Engkau uji aku dengan beban yang saya tidak sanggup memikulnya. Saya ingin, sekali lagi, saya ingin menjadi anak dari hamba-hamba-Mu yang berbakti kepada orang tua. Atau ujilah aku sesuai dengan batas kemampuanku agar tidak jatuh ke dalam murka-Mu. Jujur, air mataku menetes saat mengetik kata jujur tadi, karena takut, khawatir tidak mampu menjalani ini semua. Ya Allah, sekali lagi, tanamkan dalam hati ini, menjadi anak yang benar-benar berbakti kepada kedua orang tua. Semoga Engkau mendengarkan doa dan bisikkan hatiku di sepertiga malam hari ini, amien, amien, amien Ya Rabbal Alamien.//Botteng, 23 Sept 2012//Zul….