Kamis, 28 Februari 2013

Tersentuh………………….!!??

Alumni ke VII PTIFD Manarul Islam Bangil 1994
Di hari Jumat ini (1/03) kesadaranku tersentuh. Saya tak sanggup  menahan air mata. Bukan sedih karena kehilangan atau karena sebuah musibah. Mungkin juga sepeleh buat pembaca. Namun peristiwa sederhana ini mengingatkan puluhan atau dua puluhan tahun lalu. Teringat kembali saat-saat sedang semangat belajar dan menimba ilmu di pesantren Al-Ishlah  Desa Dadapan kecamatan Grujugan kab. Bondowoso tahun 1991-an (Jazaakumullaahu khairal-jazaa li asaatizatinaa). Kemudian berhijrah ke Pesantren Tinggi Ilmu Fiqh dan dakwah (PTIFD) di masjid manarul Islam Kecamatan Bangil Kotamadya Pasuruan Jawa Timur sekitar  tahun 1992-1994-an (Jazaakumullaahu khairal-jazaa li asaatizatinaa). Terbayang semua suka dan duka selama menuntut ilmu. Teringat kembali masa-masa sulit , belajar,  bermain dan berkumpul dengan teman-teman asrama dari berbagai provinsi di Indonesia. Semoga teman-teman telah berhasil mencapai cita-citanya……amin …….amin
Apa gerangan yang menyentuh kesadaranku? Ini dia. Hari Jumat ini, Meludi/Ahmad Dani yang masih belajar di Pesantren Al-Ihsan sekitar 300 meter dari masjid Imam Lapeo di Campalagian. Anak ini, alumni MIN Botteng sekitar empat tahun lalu, telah mampu menyampaikan khutbah Jumat dengan baik di Masjid nurul huda Adi-Adi Desa botteng Utara. Saya gembira, mengingat kampung Adi-Adi sangat membutuhkan kehadiran anak seperti ini. Sekali lagi sangat membutuhkan. Meskipun orang-orang tua  di kampung Adi-Adi tidak merasakan butuh, namun dalam lubuk hati dan kesadaranku, sebenarnya mereka sangat butuh.  
Melihat dan mendengarkan  Meludi/Ahmad Dani menyampaikan khutbah, teringat pula masa-masa belajar menyampaikan ceramah. Dengan semangat yang tidak sadar puluhan tahun lalu…… hehehe…. waktu itu juga saya belajar.  Maksudnya,  semangat tapi sekedar semangat dengan niat yang kosong, atau mungkin sudah ada niat baiknya waktu itu ya…….? Ndak tahu jugalah…………..Sekarang tinggal kenangan..
@Botteng,01/03/2013*Zulkifli Kambas…………….

Selasa, 26 Februari 2013

Guru dan Kurikulum 2013

Sampai posting ini diturunkan, masih segar dan hangat diskusi menyoal kurikulum 2013. Berita terkini, pemerintah sedang mulai memilih sekolah yang layak dan tidak layak, cukup atau tidak cukup syarat sekolah menggunakan kurikulum 2013. Meskipun kurikulum ini diberlakukan pada semua sekolah nantinya, namun pada  tahap awal tidak seluruh sekolah siap menggunakan kurikulum baru ini, dilihat dari segi kapasitas guru, kelengkapan sarana dan prasarana.

Saya pribadi kurang sependapat jika fokus dan arus utama diskusi pergantian kurikulum hanya pada kurikulumnya semata. Kurikulum berganti bolehlah, yang penting bukan hanya nama baru tetapi substansi masih itu-itu juga. Sampai hari ini, dunia pendidikan kita telah mengalami perubahan dan pergantian kurikulum. Entah berapa lama kurikulum 2013 ini bertahan nantinya, kemudian harus berubah, berganti, dimodifikasi ulang atau nama lain yang lebih keren.

Perubahan dan pergantian kurikulum tidak mungkin dicegah. Tidak logis bertahan pada kurikulum tertentu lalu menolak pergantian dan perubahan kurikulum. Perubahan itu sendiri merupakan napas utama kemajuan dan peningkatan kualitas guru dan peserta didik secara khusus dan masyarakat secara menyeluruh. Setiap guru, orang tua siswa, siswa, masyarakat, tidak mungkin menolak perubahan, karena perubahan adalah jalan menuju yang terbaik dan paling maslahat. Tanpa perubahan pendidikan akan beku, stagnan, atau mati sebelum mati.

Patut direnungkan pula, perubahan kurikulum, perubahan gedung, perubahan apa saja di dunia sekolah, harus dibarengi dengan perubahan di dunia 'perguruan'. Seluruhnya berubah kecuali guru, sama saja tidk berubah. Sebaliknya, kalau guru berubah, misalnya; sekolah guru, rekrutmen dan penerimaan guru, tes guru, lebih-lebih peningkatan kompetensi guru, mutlak harus berubah. Di tangan guru cerdas, berdedikasi, berwibawa, berakhlak mulia, semua secara otomatis pembelajaran dan hasil belajar ke arah yang lebih baik. Itu pasti, karena guru mempunyai kompetensi. Tanpa kompetensi dan peningkatan kompetesi, maka tidak banyak perubahan yang dapat diharapkan. Dengan ungkapan lain, penulis lebih cenderung diskusi dan perubahan itu fokus kepada guru dan berbagai kompetensinya. Guru yang cerda dan kompeten dan tentu saja memiliki tanggung jawab, mampu menxiptakan banyak cara dan pendekatan untuk sebuah bahan ajar. Guru seperti ini, dipastikan mampu menghidupkan kelas, memberi semangat dan otomatis memberi kesan bagi siswa. Kesan itu, bukan saja saat masih diajar, namun kesan itu tetap terkenang siswa-siswinya. Kiranya ini jadi pertimbangan bagi pengambil kebijakan di dunia pendidikan kita. Semoga....
@Botteng,26/02/2013*Zulkifli Kambas.....

Minggu, 24 Februari 2013

Silaturahim, Pembangun dan Pemelihara Sukses

Sebagian besar sukses perlu dukungan silaturahim. Sekalipun modal uang dan modal pendidikan penting, namun silaturahim lebih tinggi tinggi tingkat urgensinya. Lebih-lebih jika menginginkan sukses besar. Sukses tanpa dukungan silaturahim yang kuat, akhirnya kawan dekat, tetangga dekat dan famili dekat ternyata menjauh. Bahkan sangat mungkin terjadi lebih kuat permusuhan dengan orang-orang dekat, maka dapat dipastikan sukses seperti ini tidak mampu bertahan lama atau sejatinya memang  tidak mampu membahagiakan.

Sebagian besar orang, terutama orang yang telah merasa sukses,  menganggap uang dan harta lebih penting daripada silaturahim dan membangun silaturahim. Mereka lupa, kekayaan dan kekuatan yang terbangun dari silaturahim sebenarnya lebih kokoh, kuat dan sangat menentukan bagi kesuksesan dan kebahagiaan sejati. Sekali lagi, sukses membangun silaturahim, jauh lebih mampu membuat sukses baik saat 'kaya' maupun saat miskin. Bayangkan jika saat miskin dan lemah saja, kita mampu bertahan dan kuat, apalagi saat kaya yang melalui silaturahim.  Perhatikan di sekeliling pembaca, betapa tidak nyaman sukses yang terpaksa, sukses dadakan yang sengaja atau tidak memutus silaturahim. Meski dari sisi material meningkat, bertambah banyak dan makin berlimpah, namun sisi silaturahim lemah, maka perlahan mampu menghancurkan perolehan bendawi.

Banyak hadis yang menerangkan pentingnya silaturahim. Saya cukup  mengutip salah satu di antaranya yang menurut penulis, benar dan faktual sekaligus. Dengan akal pikiran sederhana, mampu memahami hadis ini, sehingga dapat  menggedor kesadaran membangun silaturahim. Hadis yang dimaksud adalah:

"Barangsiapa yang ingin dimudahkan rezkinya dan dipanjangkan umurnya , hendaklah menyambung sulaturahim"

Subhanallah.....! Maha benar Allah dengan mengutus nabi-Nya, Muhammad saw membawa pesan-pesan kemanusiaan yang logis, sosialis, psikologis dan pasti bombastis bagi yang memahaminya. Hadis ini demikian penting, penting dan sangaaaat penting. Meskipun kadang-kadang malas bersilaturahim, namun tidak seorangpun mampu menolak isi dan kebenaran pesan nabi ini. Kandungan hadis ini, sangat mudah memahaminya, tidak butuh ilmu dan wawasan yang tinggi, sekedar untuk melihat manfaat silaturahim.

Menutup tulisan ini, penulis menyampaikan pesan, jangan sampai kita menganggap harta lebih mahal, lebih penting dan lebih prioritas daripada menyambung silaturahim. Harta jangan justru menjadi penghalang silaturahim, apalagi memutuskan silaturahim. Jika ini terjadi, harta tersebut menjadi bencana bagi sesama sehingga berkah harta secara otomatis hilang. Wal iyazu billah......

Paling terakhir saya kutipkan sebuah hadis rasulullah saw sebagai berikut:
"Rahim (kasih sayang dan silaturahim) menggantung di Arasy sambil berkata; Siapa yang menyambungku, niscaya Allah akan menyambungnya, dan barangsiapa yang memutusku, maka Allah akan memutuskannya".

Betapa agung menyambung silaturahim dan sebaliknya, betapa menyeramkan dan menakutkan memutuskan silaturahim. Jika Allah Allah swt yang menyambung, tidak ada lagi yang kuasa memutuskan. Demikian pula sebaliknya, jika Allah yang memutuskan, maka siapapun tidak ada yang mampu menyambungnya. Subhanallah.....mari sambung silaturahim..... 
@Botteng,17/02/2013*Zulkifli Kambas.......

Lepas-Sambut Kepala MIN Botteng Tahun 2013

Pengalungan sarung sutra
 Hari Selasa (19/2) Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Botteng menyelenggarakan agenda Lepas-Sambut kepala sekolah. Acara yang di hadiri langsung Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Mamuju Drs. Adnan Nota MA ini, juga dihadiri ketua Komite Bapak Tottong. Selain itu, beberapa undangan orang tua dan wali siswa, tokoh masyarakat turut hadir dan seluruh guru dan staf satuan kerja (satker) MIN Botteng. 

Kepala sekolah Bapak Jamaluddin S.Pd.I, M.Si sebagai pejabat lama digantikan oleh Ibu Nurlaeliyah S.Ag. Dalam sambutannya, Kepala sekolah lama, meminta maaf kepada semuanya, jika selama mengemban tugas di MIN Botteng ini dan sekitarnya terdapat kekhilafan dan kesalahan, baik sengaja atau tidak, karena manusia tak lepas dari kesalahan. Selain itu, ia juga berpesan, agar pejabat kepala sekolah yang  baru dapat melanjutkan program yang selama ini kita agendakan, di antaranya program unggulan Gemar Mengaji Magrib (Gemmar) sebagai program berskala nasional dan Gemar Mengaji Pagi (Gema Pagi) program unggulan lokal. Jika terdapat kekurangan kiranya dapat maklumi dan disempurnakan demi pengembangan dan peningkatan kualitas siswa.

Selanjutnya, selaku Kepala sekolah baru, Ibu Nurlaeliyah S.Ag, dalam sambutannya meminta semua guru, staf dan jajaran komite di MIN Botteng, kiranya dapat bekerja sama dalam mengembangkan madrasah ini ke depan. Karena hanya dengan kerja sama, insyaallah, pengembangan dan peningkatan mutu madrasah ini dapat tercapai secara maksimal. Ibu mantan Kepala Madrasah Ibtidaiyah Binanga Mamuju Kabupaten mamuju ini, juga mengatakan bahwa sebelumnya dirinya telah pernah mengajar  di MIN Botteng beberapa tahun sebelumnya.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Mamuju, Drs. Adnan Nota, MA dalam sambutannya mengemukakan bahwa mutasi dan pergantian pejabat lama digantikan pejabat baru sudah biasa. Pergantian kepala sekolah dan pergeseran posisi dan jabatan adalah sebuah cara dan strategi menggali potensi-potensi pegawai dan staf di Kementerian Agama. Mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Polewali Mandar ini, juga menyampaikan bahwa baik pejabat lama maupun pejabat baru, sesungguhnya tidak ada perbedaan. Kedua-duanya adalah 'adik' saya dalam mengemban tugas di Kementerian ini. Perbedaan keduanya hanya satu, yaitu pejabat akan dilepas 'ganteng' dan sedang penggantinya 'cantik'. 
Sambil diselingi humor dan canda sebagai penghangat suasana, juga Kepala kantor Kementerian Agama Mamuju juga menyampaikan rasa senang dan terimakasih kepada masyarakat dan komite di MIN Botteng  yang rela dan  senang hati menerima kehadiran kepala sekolah yang baru ini. Beliau juga menyampaikan, Satker kita ini, MIN Botteng, adalah madrasah percontohan di Kab. Mamuju, sehingga semua kebutuhannya kita akan penuhi, termasuk diantaranya kelengkapan guru dan staf, dalam rangka mendukung kinerja dan pelayanan  madrasah ini. 

Acara ini ditutup dengan pembacaan doa oleh H. Muhammad Shaleh, selaku tokoh masyarakat sekaligus pensiunan pegawai Kementerian Agama Kab. Mamuju
@Botteng,22/02/2013*Zulkifli Kambas.....

Selasa, 12 Februari 2013

Al-Qur'an dan Pengaruhnya Bagi Seorang Muslim

Kesenangan dan hobbi seseorang pasti dilatar belakangi oleh ilmu dan wawasan. Sebaliknya kebencian dan kemarahan juga dilatar belakangi oleh ilmu dan pengetahuan pula. Tidak ada cinta,hobbi, marah dan benci secara tiba-tiba tanpa sebuah ilmu yang mendahuluinya. Contoh, saya mencintai si dia karena begini dan begitu. Nah.... Itu dia, begini dan begitu adalah ilmu dan wawasan. Mudah memahami contoh di atas, karena berkaitan dengan situasi sehari-hari. Jika ada orang marah tanpa sebab, tanpa ilmu, wawasan, pengetahuan tentang situasi atau orang yang membuat marah,maka kemarahannya patut dipertanyakan. Lebih-lebih orangnya, dua kali lebih dipertanyakan. Heheheh. "gila kali...ye", kate orang Jakarte. Sebenarnya, perilaku keberagamaan, taat atau tidak taat, ingkar,keras kepala dan membantah, seluruhnya didahului oleh ilmu dan wawasan. Entah wawasan yang akan membahagiakan atau yang mencelakakan, itu tergantung ilmu dan wawasan bersumber dari mana. "Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah memperoleh kebaikan, niscaya Allah berikan kepadanya pemahaman agama" Sabda nabi saw, tersebut menegaskan kebaikan yang bersifat ilahiyah dapat diraih ketika seseorang memiliki pemahaman agama.

Dengan kata lain, tanpa ilmu dan pemahaman agama yang baik dan benar, mustahil mendapatkan kebaikan di sisi Allah swt. Boleh jadi seseorang sangat gandrung dan cinta kepada sesuatu yang akan mencelakakan dan menghinakan dirinya, karena sebatas itulah puncak ilmu dan wawasan yang dimiliki. Tidak lebih dan tidak kurang. Apalagi ada ungkapan: Sesesat-sesatnya sebuah ajaran atau konsep, pasti ada saja pengikutnya. "Kullu laqiithin Akhizun' bahwa setiap barang rendah dan hina ada saja orang yang memungutnya, demikian orang Arab menyebutnya. Itu karena kita hanya menerima, mengakui dan melaksanakan sebatas tang kita pahami. Tidaklah mungkin terjadi seseorang gandrung dan melakukan sesuatu perbuatan, tanpa ilmu dan kesadaran yang mendahuluinya. Ada kemungkinan seseorang melanggar syariat Allah, sekalipun ia tahu dan sadar bahwa itu larangan Allah swt. Jenis ini bukan karena tidak tahu akan tetapi kekuatan syahwat dan dan nafsu mengalahkan kesadaran ilmu dan kebenaran yang diketahuinya. Nauzu billah min zalik. 

 Sebaliknya, jika seseorang sangat taat dan rajin beribadah, melaksanakan perintah Allah dan mampu menghindari dosa dan kemaksiyatan, sekalipun dianggap kuno, tidak modern dll, itu juga karena ilmu dan wawasan yang mengantarkan dirinya melakukan sebuah perbuatan. Tidak ada faktor kebetulan di sini. Mungkin kita kasian melihat kenyataan bahwa sebagian orang semangat dan tersenyum menuju kecelakaan dirinya. 

Jika ingin mengetahui manfaat sebuah ilmu, dapat disimak permisalan dibawah ini; Jika seseorang menemukan lembaran-lembaran kertas satu peti, tapi dia tidak tahu misalnya, bahwa yang ditemukan itu uang kertas seratusan ribu, maka pasti tidak ada ketertarikan padanya. Namun jika dia mengerti bahwa kertas satu peti tadi adalah kumpulan uang ratusan ribu, pasti dia tertarik untuk memilikinya. 

Al-qur'an juga demikian. Bagi mereka yang memahami betapa manfaat dan urgensi Al-qur'an, pasti berusaha mengetahui secara baik dan benar. Ia pasti berusaha belajar, memikirkan, mentadabburi dan mengamalkannya. sebaliknya, bagi yang tidak tahu justru semakin menyepelekan Al-Qur'an. Seperti pepatah Arab "An-naasu a'daa'u limaa jahiluu" artinya manusia memusuhi apa saja yang dia tidak mengetahuinya. Karena itu, posisi orang yang tidak mengetahui, serba salah. Disuruh melaksanakan, mengerjakan sesuatu, dia tidak tahu, disuruh belajar juga tidak tertarik pula, karena memang tidak tahu sih.... Akhirnya satu-satunya jalan,  memusuhi apa saja yang tidak diketahuinya. Sekalipun barang atau ilmu yang tidak diketahui tersebut, sangat dibutuhkan demi perbaikan dirinya sendiri. Demikian inilah posisi al-qur'an bagi sebagian besar umat Islam, ketertarikan mempelajari Al-qur'an, sudah demikian lemah. Bahkan untuk membacapu sudah banya umst Islam yang tidak mampu lagi. Subhanallah................... 

Masjid Nurul Muttaqin Dusun Takandeang
Terus, mulai dari mana? itulah rumitnya. Sebuah ungkapan, mengajar orang yang tahu lebih mudah daripada mengajar orang yang tidak tahu. Oleh karena itu, masih lebih baik bodoh dan menyadari kebodohan, sehingga termotivasi belajar. Mudah-mudahan secara optimal, kita mampu membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-qur'an, sebelum dipanggil Allah swt. semoga.....

 Posting ini adalah ceramah pengajian saya di Masjid Nurul Muttaqin Dusun Takandeang kecamatan Tapalang Mamuju.

Kamis, 07 Februari 2013

Allahu Akbar.......?1

Allahu Akbar. 
Benarkah Allah Maha besar? Atau ada selain Allah yang maha besar. Allahu Akbar, hanya Allah yang tahu saat kita mengucap Allahu Akbar, apakah sedang membesarkan-Nya, membesarkan selain-Nya atau membesarkan kemauan kita di hadapan-Nya atau lainnya. Itu sepatutnya dievaluasi saat menegakkan shalat. Seluruh aktifitas shalat beberapa kali pasti mengucap Allahu Akbar.

Mengapa? karena dari kata Allahu Akbar itulah shalat mempunyai nilai dan derajat. Kita mungkin ikut barisan shaf shalat berjamaah, namun hasil dan derajat yang diperoleh pasti berbeda. Nabi saw berkata 27 derajat bagi shalat berjamaah, namun bobot atau bahkan jumlah itu bisa bertambah bisa berkurang, bahkan tidak mendapatkan sama sekali.

Kembali kepada Allahu Akbar.
Mari ber-Allahu Akbar sesuai dengan kehendak kalimat itu. Dengan cara itu, sesungguhnya kita sedang menegakkan substansi shalat. Bahwa segala perbuatan dapat dinilai dari permulaan, demikian pula shalat; dimulai dengan Allahu Akbar. Paradigma dan penghayatan seseorang pada kalimat Allah Akbar, mampu menjadi alat ukur kualitas shalat ditegakkan.

Mengucap Allahu Akbar tidak otomatis secara maknawi telah membesarkan Allah swt. Dari sini diketahui bahwa nilai ilmu yang bersifat maknawi, tidak semudah mengucapkan secara verbal sebuah kalimat. Sebagian orang Lafadz Allahu Akbarnya demikian berharga sedang sebagian lainnya mungkin sekedar menggerakkan lidah dan menyebut kata yang biasa. Bahkan ada yang bertanya dengan sinis; apa perlunya mengucap Allahu Akbar? Boleh jadi sebagian di antara kita menganggap sama saja mengucapkan atau tidak mengucapkan kalimat- kalimat suci itu. Pada level terakhir ini, kalimat tersebut tidak mampu mengangkat derajat sipengucapnya. Bagi sebagian orang, Allahu Akbar adalah penghayatan dan kesadaran secara totalitas seorang hamba di hadapan Allah Tuhannya.  Oleh karena itu, sebenarnya, dimulai belajar apa itu Allahu Akbar lebih dahulu, setelah itu ucapan  verbal Allahu Akbar memiliki substansi bagi pengucapnya. Tanpa belajar, kita hanya ikut-ikutan  dan dapat ditebak ibadah jenis ini sangat sulit mengangkat derajat pengucapnya. Wal 'i yazu billah...Botteng,20/01/2013*Zulkifli

Rabu, 06 Februari 2013

Ar-Rahman: Al-Qur'an Sebagai Petunjuk

Ar-Rahman.....
Benar, Allah Maha Pengasih. Itulah kutipan ayat pertama surat Ar Rahman. Terlalu banyak bukti dapat disebutkan untuk membuktikan Allah Maha Pengasih. Dari sebelum A sampai sesudah Z dan dari sebelum angka nol sampai kehendak Allah nantinya, seluruhnya merupakan bukti pengasih Tuhan.
Sifat Rahman-Nya Tuhan di awal surah ini; Dia mengajarkan al-Qur'an, Dia menciptakan manusia dan Dia pula yang mengajarkan Al- Bayan.

Subhanallah....
Betapa lengkap karuniaAllah swt. Di sini sifat Rahman-Nya disertai dengan penyebutan wahyu Al-Qur'an, penciptaan manusia dan Allah membekali manusia dengan kemampuan berbicara dan menyampaikan maksud atau pendapat. (Al-bayan)

Ayat selanjutnya, menerangkan sifat Pengasih Allah Swt yaitu; langit yang ditinggikan, peletakkan aturan aturan kesetimbangan dan larangan melampaui kasetimbangan-kesetimbangan itu. Sesudah itu, Allah menyuruh menegakkan/ berbuat adil dalam menimbang dan jangan jangan mengurabgi timbangan. Kemudian Allah menyebutkan bumi dicipta untuk manusia didalamnya terdapat buah-buahan dan korma, biji-bijian....
Setelah itu, Allah bertanya; nikmat Tuhanmu yang manakah engkau akan dustakan? Selanjutnya ayat demi ayat menerangkan berbagai jenis karunia dan nikmat dari Allah swt, lalu diikuti dengan tanya; nikmat Tuhanmu yang manakah engkau akan dustakan.....

Saudara.....
Nikmat yang disebutkan diawal surat ini ditilik dari manfaat dan fungsinya, sangat urgen dan vital bagi manusia sendiri. Al-Qur'an, manusia dan kemampuannya memberikan penjelasan/kemampuan berbicara dan menyampaikan kehendak hati, seharusnya bersinergi, sehingga sifat Rahman Tuhan semakin mewujud dalam kehidupan. Jika tidak bersinergi, maka bencana kemanusiaan silih berganti dengan bentuk dan nama yang mungkin saja berbeda di mata manusia.  Beberapa di antaranya akan saya komentari, antara lain:

Al-Qur'an
Betapa besar manfaat dari wahyu al-Qur'an. Petunjuk Tuhan sesungguhnya kita butuhkan. Kita tak mampu membayangkan tragedi kemanusiaan kita andai tidak ada wahyu. Baik wahyu Al-Qur'an sebagai wahyu terakhir maupun wahyu sebelum Al-Qur'an. Sudah diturunkan wahyu saja tragedi kemanusiaan kadang mengerikan dan memilukan, apalagi tidak.

Al-Qur'an dengan fungsi-fungsinya seperti disebutkan dalam berbagai ayat- ayatnya, merupakan ruh bagi kehidupan QS Asy-Syuura 52). Tanpa ruh, kita hanyalah seonggok tanah. Kehidupan masyarakat dan kemanusiaan secara kollektif akan gagal karena mesin kemanusiaan tidak bekerja secara optimal atau hasil pekerjaannya sendiri yang menggagalkannya, selama tidak memperoleh hidayah Allah swt. Sejarah peradaban kemanusiaan telah membelajarkan kita bahwa semua jenis, dicatat atau tidak oleh sejarah, seluruhnya menjadi bencana jika tidak memiliki ruh dan spirit. Mungkin sebagian kita berkata: ahhh.... itu teori...! Benar ini teori, tetapi bukan teori kosong yang tidak pernah menyejarah. Sejarah dan biografi para sahabat dan generasi sesudahnya cukup menjadi bukti teori ini. Jika kita pernah tahu bagaimana wajah dan peradaban manusia sebelum Al-Qur'an diwahyukan, begitu pula sesudah generasi pilihan itu, saat manusia mulai membelakangi Al-Qur'an, maka pasti akan tercengang oleh kehadiran Al-Qur'an dalam mengurus kemanusiaan. Peradaban modern kelihatannya mentereng, bergelar modern dan serba mengkilap, namun ruhnya, substansi kemanusiaan berada pada level binatang. Manusia saling memakan, manusia menjadi serigala bagi sesama, sekalipun dibungkus dengan nama kemanusiaan dan peradaban.

Maka....
Ar-Rahman ........Allah benar-benar Maha Pengasih. Pembaca silahkan meneruskan tadarrus al-Qur'an ini..............................           Botteng,17/01/2013*Zulkifli...

Selasa, 05 Februari 2013

Al-Qur'an dan gangguan Jin


Baca juga:  Mengapa Jin dan iblis dicipta?

Al-qur'an sejatinya menjadi pedoman hidup dalam pernak-pernik kehidupan. Al-qur'an lebih dekat kepada pedoman hidup daripada pedoman sesudah kematian. Maksudnya, jika Al-qur'an mampu membimbing biduk  kehidupan dunia kita, kebahagiaan sesudah mati insya Allah dapat diraih. Oleh karena itu, umat Islam memiliki kewajiban mempedomani Al-qur'an semasa hidup sekarang. Maka larangan dan perintah Al-qur'an dalam hablun minallah (hubungan dengan Allah) dan hablun minan nas (hubungan dengan sesama) patut diperhatikan. Saya yakin paragraf di atas pembaca sudah memahaminya.

Namun satu hal ingin saya posting sekarang adalah fakta di tengah masyarakat, Al-qur'an ternyata hampir hanya menjadi alat pengusir jin dan makhluk pengganggu lainnya. Buktinya, jika salah satu anggota keluarga terserang gangguan sihir dan semacamnya, buru-buru mencari, membaca Al-qur'an sebagai tameng. Al-qur'an benar-benar dibutuhkan sebagai jalan keluar. Ruqyah, istilah yang sudah umum di tengah masyarakat. Dan, itu tidaklah salah, karena al-qur'an memang mampu menjadi benteng. Bahkan  masih baguslah itu, karena masih ingat Al-qur'an. Dengan cara ini pula insya Allah Tuhan akan memberikan kesembuhan karena berkat Al-qur'an.

Yang tampak aneh sebenarnya, kalau Al-qur'an hanya digunakan untuk seperti itu. Maksudnya mengusir jin syetan. Sedang perintah dan larangan Al-qur'an yang mengatur hidup dan kehidupan umat, tidak teringat lagi. Misalnya, sebagai pedagang, menjadi pegawai, nelayan, petani dan lain sebagainya. Padahal, idealnya, Al-qur'an seharusnya menjadi pedoman bagi cara dan pola hidup dan pola pikir kita sehari-hari. Shalat, berpuasa, berhaji, berzakat,dan aktifitas lain misalnya, harusnya menjadi gerakan qur'ani.  Jika aturan Al-qur'an tidak dipedulikan umatnya sendiri dalam bermuamalah seperti contoh- contoh di atas, kemudian setelah mendapat gangguan jin atau salah satu anggota keluarga terganggu, baru setelah itu ingat dan sangat butuh kehadiran dan berkat Al-qur'an, tentu saja tidak terlarang. Bahkan terdapat dasar hukum kebolehan ruqyah sebagaimana hadis nabi saw. Hanya saja, sangat nyata dapat kita baca sendiri bahwa kita hanya butuh al-qur'an saat posisi terjepit dan sakit.

"Menjadikan Al-qur'an sebagai mantra" seperti di atas, paling tidak terdapat dua kemungkinan:
1. Al-qur'an kita tuduh tidak mampu menjadi benteng, jika ternyata tidak cespleng mengusir jin. Itu karena kita  menyamakan  Al-qur'an dengan mantra-mantra dukun yang harus kontan pengaruhnya. Boleh jadi kepercayaan kepada Al-qur'an semakin melemah, ragu dan sejenisnya.
2. Jika bacaan Al-qur'an mampu mengusir jin saat itu juga, padahal kita tidak menegakkan shalat, misalnya atau ibadah qur'ani lainnya, maka semakin kuat dugaan bahwa al-qur'an dapat menjadi mantra-mantra semata.

Bahayanya, dua kemungkinan di atas dapat mengubur keyakinan bahwasanya kita pasti dilindungi Allah swt dari gangguan jin dan makhluk jahat lainnya saat kita bersama  al-qur'an dan rajin membacanya sejak awal. Maksudnya, sebenarnya secara paripurna di sisi Allah dan di hadapan sesama kita kuat, termasuk mampu menangkal secara otomatis gangguan jin, jika sejak awal kita rajin membaca, mentadabburi dan mengamalkan isi al-qur'an. Dan, ini pasti, karena begitulah janji Allah swt termaktub dalam Al-qur'an.

Dengan kata lain, jangan sampai kita hanya membutuhkan kehadiran Al-qur'an saat terjepit, sakit dan susah atau terganggu jin dan sejenisnya. "Ingat dan mendekatlah kepada Allah saat senang, niscaya Allah mengingat dan menjagamu saat susah" demikian salah satu hadis nabi saw. 




Taparia,29/01/2013* Zulkifli....

Jumat, 01 Februari 2013

Allah Swt Ingat dan Catat, Sementara kita sudah Lupa: Tafsir ayat 6 Surat Al-Mujadalah


"Allah mengumpulkan (mencatat) semua perbuatan mereka, sementara mereka telah melupakannya (perbuatan-perbuatannya)".    ayat ke 6 surat Al- Mujadilah.

Kalimat ini pendek, namun menggugah keimanan. Jika di dunia diberi umur sampai 60 tahun, pasti memori otak kita sdh tidak mampu merekam dengan baik jejak dan perbuatan sendiri di masa lampau. Mungkin masih teringat perkara atau peristiwa peristiwa besar saja dalam biografi kita. Bahkan jika terhinggapi  pikun, dipastikan semua peristiwa terhapus sama sekali dalam otak dan ingatan. Tapi tentu bukan berarti telah tutup buku atau telah pemutihan. Melainkan semua dicatat dengan rapi dan detail oleh pencatat yang ditugaskan Allah swt.

Subhanallah.....!
Entah pernah kita mengingatnya lagi atau tidak peduli sama sekalipun, semua dicatat secara detail dan rapi oleh Allah swt.

Membaca sejarah dan rekaman level kesadaran para salafussolihin, pasti ta'jub dan heran. Heran karena betapa tingkat kesadaran dan penghayatan keimanan mereka demikian tinggi, sekaligus heran oleh tipis dan rapuhnya generasi sekarang saat menemukan dan mempelajari potongan ayat yang kita bahas ini.

Sebagai ilustrasi saya membayangkan, jika perilaku yang masih teringat dan tersimpan dalam memori otak, telah dengan jujur kita akui dapat menjegal menggapai rido Allah swt, apatah lagi perilaku kecil-kecil menurut kita, namun nilainya besar atau sangat besar di sisi Allah. Semua itu sangat mungkin, lantaran ilmu dan pengetahuan tentang Allah, rasul dan nabi Allah, islam dan iman kita sangat terbatas. Untuk urusan shalat, misalnya, dari gerakan, bacaan, tatacara, syarat dan rukun dan yang merusak serta membatalkan shalat atau pahalanya saja, tidak pernah kita belajar secara detail. Itu baru satu urusan, belum urusan zakat, puasa, haji, syahadat, hubungan dengan masyarakat dll.

Betapa malu saat ingat kebaikan dan jasa-jasa, ternyata yang diperlihatkan Allah kejahatan dan keburukan, yang telah lama kita lupakan. Merasa diri bersih, selamat ternyata, lebih banyak noda dan dosa. Kita menyangka dosa dan kesalahan telah diampuni atau mungkin dianggap sepeleh, ternyata ditampakkan oleh Allah swt. Nauzu billah min zalik

Betapa banyak prilaku dan ucapan kita anggap tidak apa-apa, bagi Allah insyaallah dimaafkan. Kita lupa orang lain, teman, tetangga merasa sakit dan terganggu. Dosa dan kesalahan seperti ini, dimaafkan jika orang tempat kita bersalah mau memaafkan. Dosa dan kesalahan kepada sesama hanya selesai jika dimaafkan yang bersangkutan karena berkaitan dengan hak-hak sesama makhluk.

Allah swt mengingat dan mencatat perilaku, sementara kita telah melalaikannya. 
Semoga Allah memaafkan dan mengampuni kesalahan dan dosa, sengaja atau tidak sengaja, kita menyadarinya atau telah melupakannya.....amien amien amien..  Botteng,23/01/2013*Zulkifli......