Sabtu, 01 Maret 2014

Iman Bercampur Kemusyrikan



Pasti kita mengaku beriman. Tentu saja. Apalagi jika pengakuan keimanan itu, misalnya dapat  mendatangkan keuntungan  duniawi atau sebaliknya menolak bahaya dan mudarat. Sekalipun definisi iman ‘menetapkan dalam hati, mengucapkan dengan lidah dan mengamalkan dengan anggota badan’ kadang kita melanggar.   Namun itulah, seperti disebutkan bahwa mengaku lebih mudah daripada diakui. Maksudnya lebih mudah menyatakan pengakuan dengan lidah daripada membuktikan pengakuan itu. 

Tafsir potongan ayat di atas, dapat diambil sebuah pelajaran bahwa pengakuan kita sebagai orang beriman yang benar, yang paling tulus, paling baik dll, ternyata bukan tidak mungkin disusupi perilaku syirik alias menduakan Tuhan. Ayat yang sedang dibahas ini dikemukakan  dalam kisah dan sekaligus nasihat Nabi allah Yusuf  as.

Sangat mungkin, memang, keimanan kita disusupi oleh kemusyrikan. Jika dipahami iman sebagai pengesaan Allah dalam lisan, perilaku dan niat atau gerak hati, maka dapat sendirilah kita melacaktemukan  gejala dan tanda-tanda syirik itu dalam keimanan. Boleh jadi kita terlepas dari kemusyrikan melalui lidah, atau kita diberi hidayah sehingga mampu membersihkan diri dari perbuatan syirik. Namun membersihkan syirik dalam niat dan gerak hati bukan pekerjaan mudah , seperti pekerjaan lisan dan perilaku. 

Dapat menghindarkan diri dari niat dan gerak syirik dalam bolak-baliknya hati, tentu bab pertama dan paling utama; hanya karena bantuan dan rahmat Allah swt semata. Amat sangat tidak mudah dan seperti tidak mungkin melepaskan diri dari perilaku syirik,  hanya dengan mengandalkan usaha dan mujahadah sendiri. Itu karena pengandalan usaha itu, telah masuk dalam lingkaran kemusyrikan. Dengan ungkapan lain, serahkan dan mintalah pertolongan Allah semoga Allah menetapkan hati ini dalam agama-Nya yang ikhlas. Sebagai tambahan dan pendukungnya dengan berbekal ilmu, wawasan, pengetahuan, kesadaran dan mujahadah yang sungguh-sungguh.  Di atas kertas, dapat dikalkulasi, bahwa terlalu tidak mudah meraih ikhlas dalam keimanan dengan modal ilmu pas-pasan atau bahkan sekedar ikut-ikutan.


Adapun teks ayat dan terjemahannya yang sedang dibicarakan ini adalah sebagai berikut:
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللّهِ إِلاَّ وَهُم مُّشْرِكُونَ ﴿١٠٦﴾
106. Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).

*Edisi Tadarrus Qur’an, Taparia, 02/03/2014*Zul