Banyak faktor yang menggiring melanggar perintah Allah swt. Namun
dasar dan pangkalnya adalah kurangnya keyakinan dan kepercayaan kepada
janji-janji Tuhan. Tegasnya, kita melupakan-Nya dan atau hampir tidak
meyakini janji janji Tuhan dalam kitab sucinya. Inilah yang dimaksud
Allah swt dalam ayat ke 22-23 surat Fushilat.
Silahkan pembaca cermati ayat 22-23 surat Fushilat berikut:
22. "Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan
23. Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi"
Makna itulah yang kita pahami secara cepat dan mudah saat membaca ayat ini. Sebelum menggunakan metode tafsir yang banyak itu, ayat ini memberitahu bahwa prasangka, dugaan Allah swt tidak mengetahui aktifitas kitalah yang menggiring melakukan perbuatan dosa dan maksiyat. Dugaan dan prasangka tersebut merupakan tanda lemah dan rapuhnya keyakinan kepada Allah swt. Prasangka inilah yang membuat kita hina dalam kubangan dosa dan maksiyat.
Dengan kata lain, kita tidak lebih sadar akan pengawasan Allah dan balasannya daripada kesadaran tentang kehidupan dan kesibukan sehari-hari. Aktifitas dan kesibukan, sebagian besar, kalau tidak ingin berkata keseluruhan, niat dan goalnya karena pertimbangan duniawi; harta, jabatan, syahwat dan cabang-cabangnya. Jarang sekali mempertimbangkan ke-Mahatahuan Allah swt, pahala dan dosa, serta ridho dan murka-Nya. Kita lupa itu. Akibatnya, dengan sangat mudah dan enteng melanggar ketentuan Allah swt. Atau ungkapan lain kita belum membesarkan Allah sebagaimana mestinya. Allhu akbar kita masih sebatas ucapan verbal yang tak membekas di dalam hati dan keluarga. Allahumma Zakkinaa
Silahkan pembaca cermati ayat 22-23 surat Fushilat berikut:
22. "Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan
23. Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi"
Makna itulah yang kita pahami secara cepat dan mudah saat membaca ayat ini. Sebelum menggunakan metode tafsir yang banyak itu, ayat ini memberitahu bahwa prasangka, dugaan Allah swt tidak mengetahui aktifitas kitalah yang menggiring melakukan perbuatan dosa dan maksiyat. Dugaan dan prasangka tersebut merupakan tanda lemah dan rapuhnya keyakinan kepada Allah swt. Prasangka inilah yang membuat kita hina dalam kubangan dosa dan maksiyat.
Dengan kata lain, kita tidak lebih sadar akan pengawasan Allah dan balasannya daripada kesadaran tentang kehidupan dan kesibukan sehari-hari. Aktifitas dan kesibukan, sebagian besar, kalau tidak ingin berkata keseluruhan, niat dan goalnya karena pertimbangan duniawi; harta, jabatan, syahwat dan cabang-cabangnya. Jarang sekali mempertimbangkan ke-Mahatahuan Allah swt, pahala dan dosa, serta ridho dan murka-Nya. Kita lupa itu. Akibatnya, dengan sangat mudah dan enteng melanggar ketentuan Allah swt. Atau ungkapan lain kita belum membesarkan Allah sebagaimana mestinya. Allhu akbar kita masih sebatas ucapan verbal yang tak membekas di dalam hati dan keluarga. Allahumma Zakkinaa
Taparia,28/12/2012*Zul........