(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Surat Al-Maidah ayat 13)
Akibat ingkat janji:
Dari Allah:
1. Mendapat laknat Allah swt
2. Allah mengeraskan dan membatukan hati.
Dari orang yang menyalahi janji:
1. Mereka berani mengubah perkataan Allah dari tempatnya
2. Mereka melupakan banyak yang telah diperingatkan
3. Pengkhianatan adalah karakter dan kebiasaan mereka hidup mereka
Janji apa yang dimaksud dalam ayat ini? Tentu saja janji kepada Allah swt pertama, karena itulah perjanjian yang sangat penting, kita akui saat kita masih di alam arwah. Kedua, janji dan sumpah sesama manusia sebagai makhluk sosial. Mengapa sekedar menyalahi dan mengingkari janji demikian mengerikan balasannya..? Ya, karena seorang yang menyalahi janji sebenarnya seorang yang tidak memiliki jati diri dan dan harga diri. Mengingkari janji mampu melahirkan karakter yang semakin menghinakan. Itu karena pengingkar janji, baik ilmu maupun amalannya terdapat cacat dalam pribadinya. Lihatlah akibatnya, di hadapan Allah memperoleh laknat dan Allah sendiri yang membuat keras hatinya.
Memperoleh laknat Allah saja sudah merupakan akibat yang mencelakakan, karena dijauhkan dari rahmat dan kasih sayang Allah swt. Jauh dari rahmat dan kasih sayang Allah, adalah kecelakaan di atas kecelakaan. Di dunia ini, semua makhluk, mengharapkan kasih sayang Allah swt demi kemaslahatan hidupnya. Tanpa rahmat dan kasih sayang-Nya, bagaimana kita menggiring kehidupan ke arah yang baik.
Akibat lain, yang ditimpakan Allah atas pengingkar janji adalah Allah membuat hati mengeras, membatu, dan menumpulkan ketajaman hati. Hati yang keras saat berhadapan dengan nasihat dan mauidzah hasanah, laksana air yang jatuh di daun talas. Nasihat dan pesan-pesan agama, tidak memiliki pengaruh dan bekas sedikitpun. Kalaupun berbekas, bekasnyapun justru semakin memperburuk situasi.
Akibat dan pengaruh laknat Allah dan hati mengeras dan membatu itulah, mengakibatkan si pengingkar janji, mengalami perilaku selanjutnya, yaitu berani mengubah, mengganti, dan membalik makna dan pengertian ayat Allah swt. Selanjutnya secara berurut, melalaikan dan melupakan peringatan-peringatan Tuhan. Terakhir, mereka mempunyai karakter berkhianat. Nauzu billah min zalik
Menghadapi perilaku orang yang dilaknat, keras hatinya dan dengan perilaku sebagai akibat mengingkari janji di atas, Allah swt menyuruh kita berlapang dada dan jangan sempit dada.
Pesan Allah menghadapi mereka itu:
Maafkanlah dan berlapang dadalah karena sesungguhnya Allah mencintai orang yang berbuat baik. Sebuah kebaikan yang jarang sanggup memikulnya. yakni berbuat baik dan berlapang dada di hadapan pengingkar janji
Dari Allah:
1. Mendapat laknat Allah swt
2. Allah mengeraskan dan membatukan hati.
Dari orang yang menyalahi janji:
1. Mereka berani mengubah perkataan Allah dari tempatnya
2. Mereka melupakan banyak yang telah diperingatkan
3. Pengkhianatan adalah karakter dan kebiasaan mereka hidup mereka
Janji apa yang dimaksud dalam ayat ini? Tentu saja janji kepada Allah swt pertama, karena itulah perjanjian yang sangat penting, kita akui saat kita masih di alam arwah. Kedua, janji dan sumpah sesama manusia sebagai makhluk sosial. Mengapa sekedar menyalahi dan mengingkari janji demikian mengerikan balasannya..? Ya, karena seorang yang menyalahi janji sebenarnya seorang yang tidak memiliki jati diri dan dan harga diri. Mengingkari janji mampu melahirkan karakter yang semakin menghinakan. Itu karena pengingkar janji, baik ilmu maupun amalannya terdapat cacat dalam pribadinya. Lihatlah akibatnya, di hadapan Allah memperoleh laknat dan Allah sendiri yang membuat keras hatinya.
Memperoleh laknat Allah saja sudah merupakan akibat yang mencelakakan, karena dijauhkan dari rahmat dan kasih sayang Allah swt. Jauh dari rahmat dan kasih sayang Allah, adalah kecelakaan di atas kecelakaan. Di dunia ini, semua makhluk, mengharapkan kasih sayang Allah swt demi kemaslahatan hidupnya. Tanpa rahmat dan kasih sayang-Nya, bagaimana kita menggiring kehidupan ke arah yang baik.
Akibat lain, yang ditimpakan Allah atas pengingkar janji adalah Allah membuat hati mengeras, membatu, dan menumpulkan ketajaman hati. Hati yang keras saat berhadapan dengan nasihat dan mauidzah hasanah, laksana air yang jatuh di daun talas. Nasihat dan pesan-pesan agama, tidak memiliki pengaruh dan bekas sedikitpun. Kalaupun berbekas, bekasnyapun justru semakin memperburuk situasi.
Akibat dan pengaruh laknat Allah dan hati mengeras dan membatu itulah, mengakibatkan si pengingkar janji, mengalami perilaku selanjutnya, yaitu berani mengubah, mengganti, dan membalik makna dan pengertian ayat Allah swt. Selanjutnya secara berurut, melalaikan dan melupakan peringatan-peringatan Tuhan. Terakhir, mereka mempunyai karakter berkhianat. Nauzu billah min zalik
Menghadapi perilaku orang yang dilaknat, keras hatinya dan dengan perilaku sebagai akibat mengingkari janji di atas, Allah swt menyuruh kita berlapang dada dan jangan sempit dada.
Pesan Allah menghadapi mereka itu:
Maafkanlah dan berlapang dadalah karena sesungguhnya Allah mencintai orang yang berbuat baik. Sebuah kebaikan yang jarang sanggup memikulnya. yakni berbuat baik dan berlapang dada di hadapan pengingkar janji
.Semoga kita terhindar dari mengingkari janji dan semoga Allah meneguhkan hati ini senantiasa berbuat baik kepada siapapun..............amien...amien.....amien
@Botteng,06/04/2013*Zulkifli kambas...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar