Sabtu, 28 Januari 2012

Menggali bakat Seni Siswa: Lomba Peringatan Maulid nabi Muhammad SAW.

Marnawati, wakil kel 1pildacil.
Mardianti, wakil kelompok v baca puisi
Memasuki bulan Rabi’ul Awal 1433 tahun ini, umat Islam secara umum memperingati Maulid atau kelahiran Nabi Muhammad Saw. Sejumlah lembaga atau instansi memperingatinya dengan mengadakan berbagai lomba, baik olah raga maupun kesenian bersifat keagamaan. Ada kegiatan skala besar ada pula yang berlangsung secara sederhana. Berbagai lomba sebelum acara puncak peringatan maulid saw tersebut, diharapkan menjadi halte atau tempat hentian merenungi jejak-jejak teladan dan perjuangan nabi Muhammad saw untuk kalangan dewasa, atau menanam semangat kemuliaan yang ditebar nabi saw, ke dalam jiwa generasi muda.  
Jirnawati, wakil kelompok iv, pildacil
Irman, kel.3, lomba adzan
 

Rolbi, lomba wudhu
dengan Juri, Ibu Muhawirah S.H.I
Arman, kel. 5 lomba adzan
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Botteng yang beralamat di Desa Botteng Utara Kec. Simboro Kab. Mamuju juga ikut menyemarakkan lomba sebelum acara puncak peringatan Maulid nabi saw. Cabang lomba yang dipertandingkan antar sesama siswa, antara lain lomba baca puisi putra dan putri dengan tema ‘Cinta Nabi Muhammad saw’, lomba pildacil putra dan putri, lomba azan khusus putra,  hafalan surat-surat pendek putra dan putri, shalat berjamaah setiap kelompok 11 peserta merangkap imam dan lomba berwudhu putra dan putri. 
Kegiatan enam cabang lomba tersebut
berlangsung dari hari Kamis tanggal 26 s/d Sabtu 28 Januari
Siswa-siswi sebagai penonton
Lomba shalat berjamaah
2012. Mengingat kelas 1 sampai kelas 6  berbeda kemampuannya, maka panitia lomba yang telah dibentuk bersama seluruh guru-guru memutuskan membagi lima kelompok siswa. Pembagian kelompok tersebut memperhatikan kemampuan dan kekuatan secara berimbang serta ditetapkan guru-guru pendamping masing-masing kelompok.

Kepsek, Jamaluddin S.Pd.I, Ibu Jusni S.Pd.I
dan Bapak Zulkifli S.Ag, Tim Juri



Melihat semangat guru-guru pendamping dan kelompok binaannya, sungguh luar biasa. Semangat bersaing secara sportif seluruh
Amin Rais, kel.2. lomba adzan
kelompok  tampak pada setiap pertandingan dalam rangka memperoleh juara. Dan, Hasil pemenang lomba akan diumumkan sekaligus pemberian hadiah pada acara puncak peringatan maulid nabi saw. yang rencananya diadakan minggu kedua bulan Februari 2012 nanti.  (insyaallah).//Zul




Sabtu, 21 Januari 2012

Antara DIPA dan Visi Misi Kemenagri

`Kita gagal, terutama Kementrian Agama, dalam mengelola agama, kalau ajaran agama jauh dari umatnya. Keberhasilan kita bukan hanya dalam mengurus DIPA, tapi bagaimana ajaran agama harus dekat dengan prilaku umatnya,`` 

Petikan kalimat di atas adalah ucapan Wamenagri Nazaruddin Umar ketika tampil sebagai keynote speech di seminar bertemakan Religion for Peace yang digelar FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Sulawesi Selatan di Makassar Kamis (12/1).

Saya  tersinggung tapi  sangat menyukai ungkapan di atas. Ungkapan guru saya di PKU (Pendidikan Kader Ulama) Angkatan IX 1999 MUI Pusat Jakarta 12 tahun yang lalu, adalah analisis tajam dan kritik internal bagi fakta sekaligus pengembangan dan kemajuan Kemenagri ke depan. Siapa saja yang menjadi penumpang kapal besar 'Kemenagri'  patut merenungkannya. Paling tidak, diam-dian mengevaluasi kinerja lingkungan tempat kita bekerja, mengecek kembali telah berhasil mengurus DIPA, sekaligus berhasil mendekatkan ajaran agama kepada umat atau gagal.  

Ambar Teguh Sulistiyani (2003 : 223): mendefinisikan  kinerja sebagai kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
 
Masih berkaitan ungkapan wamenag, Nasaruddin Umar, saya tidak mampu mengurai statement dan pesan yang hendak disampaikan, apakah tergolong kalimat berita, perintah atau sebenarnya fakta,  atau paling tidak sebagai warning untuk kinerja kemenagri. Agar lebih sederhana, lebih baik mencakup makna keseluruhan arti, yaitu bahwa wamenagri memberitakan mungkin selama ini kita gagal, atau sebenarnya beliau memerintahkan agar tidak gagal, atau dapat pula menjadi semacam fakta-fakta yang diverbalkan. Entahlah, mana yang lebih dominan. Pengetahuan, pengalaman dan perasaan bahkan prilaku kita bertingkat-tingkat tentang kinerja kemenag ini. Itu karena perbedaan latar belakang, lingkungan kerja, pemahaman dan berbagai faktor lainnya. Meskipun berbeda tentang banyak hal, kita telah diikat oleh motto ikhlas beramal, sebuah pondasi kerja yang maha hebat di kolong jagat ini. Terlalu banyak sumber motivasi yang telah ada dan akan lahir seiring perkembangan zaman, tetapi ikhlas beramal adalah sumber motivasi yang benar-benar agung. Karena kedudukan ikhlas demikian mulia dan luhur itu, mencapainyapun bukan pekerjaan yang sederhana.  
 
Pengelolaan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) sudah dianggap berhasil, tapi jangan sampai hanya itu, ungkap wamenagri. Mengamati keluarga besar kementerian ini  -saya termasuk di dalamnya sebagai tenaga pendidik-  memang tidak elok jika misi dan tujuan kehadirannya tidak tercapai. Pasti yang terbayang, ketika mendengar nama kemenag, adalah pembinaan umat, penciptaan kedamaian umat beragama, termasuk bagaimana mendekatkan ajaran agama dengan pemeluknya. Ajaran agama idealnya harus menginternalisasi dalam diri. Citra yang harus terbangun dengan kehadiran Kemenagri adalah ketaatan beragama, ketaqwaan, kedamaian, harmoni dan toleransi bagi kehidupan beragama di Indonesia. Jika citra tersebut tidak terbangun, maka inilah maksud wamenag, hanya mampu mengurus DIPA.

Mendekatkan ajaran agama kepada pemeluknya membutuhkan sekian banyak keahlian, kemampuan dan tentu saja kemauan. Semua perangkat pendukung ke arah itu harus dibuka oleh keluarga besar Kemenagri.  Oleh karena itu, peningkatan pemahaman kegamaan dan keahlian seluruh stakeholder harus digalakkan, pendidikan dan pelatihan diintensifkan, pembinaan demi pembinaan ditingkatkan. Maka guru, dosen, balai diklat, penyuluh, madrasah serta seluruh jajaran yang tergabung dalam Kemenag benar-benar harus mampu memberikan pelayanan terbaik. 

Secara sederhana, menurut penulis blog ini, barangkali Wamenag hendak berkata bahwa mengurus uang penting tapi mengurus umat jauh lebih penting namanya excellent, sedang mengurus uang penting, mengurus umat juga penting itu average. Jika mengurus uang lebih penting daripada mengurus umat namanya poor alias GAGAL BESAR.//Zul

Senin, 16 Januari 2012

Mendidik Diri

Lembaga pendidikan sudah demikian banyak. Mulai TK sampai Perguruan Tinggi telah melahirkan orang-orang hebat. Penemu dan dan kreator ulung telah berjubel. Hasil karya dan temuan canggih telah bertebaran di mana-mana. Bahkan keheranan kita belum tuntas, muncul lagi penemuan terbaru, yang pasti lebih canggih. Singkat kata, kita patut angkat jempol sebagai tanda pengakuan dan penghormatan kepada tokoh- intelektual zaman ini.

Namun tahukah anda,  bahwa orang zaman sekarang justru tidak mampu mendidik diri sendiri. Sekalipun berbagai penemuan dan teknologi telah dicipta, akan tetapi mendidik diri, mengendalikan diri esensinya mengalami kegagalan. Buktinya, andai saja orang pintar dan hebat itu mampu mengendalikan diri, perang dunia 1 dan 2 mungkin tidak perlu terjadi. Kisah pilu kemanusiaan tidak harus memenuhi pemberitaan setiap saat. Berbagai kasus asusila, korupsi, penyelahgunaan kekuasaan itu sudah berita umum. Soal kebersihan diri bukan lahirnya saja, soal kebersihan motivasi/niat, soal komitmen, soal kejujuran dan keadilan, soal amanah dan soal substantif  kemanusiaan lainnya hampir punah. Soal-soal terakhir di atas adalah soal kemanusiaan yang sangat urgen.

Hasil teknologi dan penemuan canggih itu seluruhnya berkaitan dengan diri eksistensial, dalam istilah filsafat, tidak menyentuh diri esensi. Sederhananya, zaman modern mampu mencipta HP, TV, Internet, kulkas, dispenser dll, tetapi gagal mencipta kredibilitas, keadilan, kejujuran dan sederet akhlak mulia lainnya. Akibat selanjutnya, anak-anak kita bangga menggenggam HP bermerek, rumah tangga bersaing habis-habisan membeli perabot canggih dll, sementara kualitas hidup dan prilaku sehari-hari tetap tidak menunjukkan kemajuan. Justru jiwa semakin rakus dan tamak, semakin tidak peduli, semakin berani korupsi bahkan ada yang dengan enteng meninggalkan shalat. Pasalnya bukan lagi tentang meninggalkan shalat berjamaah di masjid, tetapi meninggalkan shalat lima waktu sudah perkara ringan. Nauzu billah min zalik. Mereka lebih bangga dengan merek dan style tertentu yang bersifat sangat sekunder, kemudian lalai perbaikan batin, spirit dan kualitas hidup yang primer. Sikap semakin santun, semakin semakin dermawan, semakin baik bertetangga, semakin dewasa mengahadapi problem justru semakin rapuh. Itu kita rasakan sendiri. Lebih parah, jika seorang senior, pemimpin, orang ditokohkan  -tokoh agama lagi-  lebih bangga dengan merek-merek canggih, daripada usaha pengembangan diri dan perbaikan diri, mengingat usia semakin menua, mendekati kematian, tetapi diri tetap tidak sadar-sadar.

Alangkah indah dan bermakna hidup ini, jika hiasan diri internal, menjadi pakaian lahir. Suara keadilan, kedermawanan, kearifan, kekhusyuan, tawadhu' dan sederet pribadi mulia lainnya menjadi penampilan sehari-hari, sekalipun tangan masih menggenggam HP bermerek, di rumah perabot mewah, kendaraan mengkilap dan rumah anggun serta mempesona. Semoga kita dapat menggiring kehidupan ini ke arah yang diridhoi Allah swt, sehingga hidup benar-benar membawa manfaat.//Zul   


Jumat, 13 Januari 2012

Bakti Sosial MIN Botteng



Pada hari Jum’at  13 Januari 2012 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Botteng mengadakan bakti sosial membersihkan kawasan sekolah.  Seluruh guru dan siswa ikut membersihkan secara bersama-sama.
 
Bakti sosial ini,  selain membersihkan dan menata lingkungan sekolah agar  lebih bersih dan indah, juga persiapan memperingati  Maulid  Nabi saw, yang insyaallah akan diadakan  minggu pertama bulan Februari 2012 (mudah-mudahan sukses). Acara yang akan digelar secara besar ini, rencananya mengundang kepala Kantor Wilayah Kemenag Prov Sulbar, Drs. Mukhlis Latif, M.Si. Oleh karena itu, segala persiapan dan penataan lingkungan sejak dini telah dilakukan.  Dalam rapat persiapan maulid, Kepala Sekolah, Jamaluddin S.Pd.I, berpesan bahwa peringatan maulid tahun ini sebaiknya dimeriahkan melebihi tahun sebelumnya.

Bakti sosial ini, khusus membersihkan halaman depan sekolah, tembok  di depan jalan raya. Selama beberapa tahun halaman ini tidak pernah ‘tersentuh’ sehingga MIN Botteng dari luar sepintas kelihatan kumuh. Rencana setelah bakti sosial, akan diadakan pengecatan ulang  agar tampak lebih hidup, semangat  dan  berwibawa.
Sebagai informasi awal, dalam peringatan Maulid kali ini, keluarga besar MIN Botteng akan melaksanakan beberapa agenda acara antara lain, lomba antar siswa yang meliputi: lomba azan, lomba wudhu+shalat berjamaah, lomba baca puisi dengan tema Maulid nabi Muhammad saw, lomba hafal surat-surat pendek Juz ‘Amma dan pildacil. Selain itu, insyaallah pada puncak acara peringatan Maulid saw akan digelar musik tradisional islami. Hiburan ini menghadirkan pagelaran ‘parrawana Mandar’ yang energik plus menghibur. Ketua panitia peringatan Maulid nabi saw, Zulkifli, S.Ag, mengharapkan melalui seluruh  rangkaian kegiatan nanti, keluarga besar MIN Botteng dapat memberi suasana baru yang islami, dengan napas dan semangat meneladani perilaku kehidupan Rasulullah saw, sebagai tema sentral peringatan Maulid tahun ini. Selamat dan sukses, amien//Zul

Internet dan Kita





Sebenarnya, yang ingin saya kemukakan lewat tulisan ini adalah betapa kita masih terbelakang dibandingkan dengan hasil survey di atas. Dan itu harus kita akui, lebih penting, berusaha belajar.//Zul

Selasa, 10 Januari 2012

Hati Adalah Cermin

Hati adalah cermin dalam tulisan ini bermakna jika seseorang melihat keburukan dan kejahatan orang lain, itu artinya pemilik hati tersebut buruk. Belum tentu orang yang terlihat buruk benar-benar buruk, sementara yang melihat telah terindikasi keburukan. Bila hati sudah buruk, ia akan menampilkan bayangan keburukan demi keburukan. Dengan ungkapan lain, jika sering melihat kejelekan orang lain, artinya hati kita jelek. Mengapa? Itu karena hati adalah cermin. Maka semakin buruk dan semakin jahat hati seseorang, ia akan melihat, mendengar, memperhatikan dan suka menyebarkan kebururkan dan kejahatan. Sebaliknya, semakin baik dan semakin bersih hati, maka ia akan memperhatikan, mengamati, mendengar-dengarkan dan menyebarkan kebaikan demi kebaikan. 

Aneh tapi nyata, kita sering tidak menyadari ini. Umumnya terjadi, jika tetangga atau teman tampak kejahatannya, maka itu artinya teman atau tetangga kita buruk sedangkan kita tidak seburuk itu. Padahal cermin hanya memantulkan benda yang ada di hadapannya. Mungkin agak rumit memahaminya. Saya buat contoh sehari-hari, jika 'melihat' teman di kantor korupsi, maka kemampuan melihat itu sebenarnya bayangan dari sifat korupsi teman tadi yang tampak dalam cermin hati kita. Itu artinya dalam diri terdapat korupsi juga. Kemampuan melihat itu, apalagi sampai menuduh-nuduh, menuntut-nuntut, menyebarluaskan keburukan teman, maka itu sebenarnya mengandung arti kitapun sebenarnya seperti itu pula. Namanya cermin, pasti memantulkan benda persis yang tampak di depan cermin. Hanya saja korupsi, kejahatan dan keburukan diri sendiri dalam bentuk lain. 

Contoh di atas termasuk samar sehingga tidak mudah merasakannya. Tingkatan yang lebih parah yang mudah deteksinya antara lain, jika di dalam  hati marah karena teman korupsi, mendapatkan banyak uang dengan tenaga minimal lalu kita marah dengan menuduh, menyebar dan mencela prilaku korupsinya. Sementara diri 'cemburu' dan marah kenapa bukan saya, hati berbisik: saya juga mau.  Jika demikian halnya, itu artinya nilai kejahatan dan keburukan kita sama bobotnya dengan keburukan yang dilakukan si koruptor tadi. Hanya kita keduluan saja, atau keuntungan korupsinya lebih besar daripada keuntungan korupsi sendiri.

Urusan kebaikan juga sama. Jika melihat kebaikan teman berarti dalam hati kita terdapat kebaikan. Semakin tinggi dan peka diri melihat dan membahas kebaikan teman, setinggi itu pula kebaikan yang tersimpan dalam hati. Mengapa, Ya itu tadi, hati adalah cermin. 

Maka, mulai sekarang coba amati dan rasakan cermin hati kita  masing-masing. Coba amati kepekaan yang timbul dalam hati, apakah peka terhadap kebaikan dan kebenaran atau peka terhadap keburukan dan kejahatan orang lain. Kepekaan-kepekaan tersebut ibaratnya seperti bayangan benda yang muncul dipermukaan cermin hati kita. Orang yang benar-benar baik, pasti sangat sulit melihat dan menemukan kejahatan teman, karena cermin hatinya bersih. Sebaliknya, orang yang benar-benar buruk, pasti sulit menemukan kebaikan dalam diri teman,  itu terjadi karena permukaan cermin hatinya penuh dengan noda dan kotoran.Dengan redaksi agak berbeda, jika diri sulit menemukan kebaikan teman, berhati-hatilah, karena di dalam hati pasti banyak kotoran demi kotoran,sebaliknya, jika diri sulit menemukan kejahatan dalam diri teman, itu artinya di dalam diri berlimpah kebaikan di atas permukaan cermin hati.Semoga cermin hati kita bersih.//Zul


Sabtu, 07 Januari 2012

Pembagian Buku Raport MIN Botteng

Kepsek, Bapak jamaluddin S.Pd.I memberikan sambutan
Setelah proses belajar berjalan selama 6 bulan, tahun ajaran 2011-2012 ini, pada hari Sabtu tanggal 7 Januari MIN Botteng membagikan Raport (Hasil evaluasi persemester) semester ganjil. Kegiatan rutin semesteran tersebut, MIN Botteng mengundang seluruh orang tua siswa/wali murid. Sekitar 95 % orang tua/wali murid hadir meskipun cuaca mendung campur hujan. Sejatinya pembagian raport dilaksanakan minggu ke 4 bulan Desember, namun karena kesibukan guru-guru dan siswa/i mengikuti PORSENI HAB ke 66 Kemenag Kabupaten Mamuju, akhirnya pembagian raport dapat dilaksanakan hari Sabtu (7/1). Alhamdulillah, dengan senang hati keluarga besar MIN Botteng bersyukur dapat melaksanakan kegiatan penerimaan raport semester ganjil.
Hasnah, siswa kelas V sebagai MC dan Nasrah, kelas VI sebagai Qariah

Acara pembagian atau penerimaan raport tersebut dilaksanakan secara formal di depan kantor di bawah naungan aula unik yang tak ada duanya. Maksudnya, aula ini, tidak ada miripnya dengan sekolah lain, karena bentuknya unik, bebas udara, terkesan kurang rapi, tapi nyaman dan sangat bermanfaat. Teman-teman yang sempat berkunjung ke lokasi MIN Botteng dengan sangat mudah melihat dan merasakan aula unik ini.

Orang tua siswa mendengar sambutan kepala sekolah
Kepala sekolah Bapak Jamaluddin, S.Pd.I, dalam sambutannya mengharapkan peningkatan  kerja sama orang tua dengan pihak sekolah demi peningkatan proses pembelajaran. Hal tersebut disampaikan mengingat tahun 2012 MIN Botteng harus lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya.
Sambutan Perwakilan orang tua oleh Bapak Muliadi, S.Pd,I
Selain itu, dihadapan seluruh orang tua siswa Kepsek menyampaikan hasil Perolehan juara MIN Botteng dalam PORSENI HAB ke 66 Kemenag tahun ini, antara lain, juara 2 Tennis Meja putra, Juara 2 Volly Ball putri, Juara 3 Tarik tambang, Juara 2 catur putri, sedangkan lomba yang diikuti siswa, juara 1 hafal surat-surat pendek putri dan juara 3 pildacil putri. Prestasi prestasi-prestasi ini ke depan harus lebih meningkat, tambah kepala sekolah.
pengumuman nama-nama siswa berprestasi oleh Ibu Ni'mah S.Pd.I
Sebagai apresiasi atas prestasi yang diraih MIN Botteng, Kepala sekolah juga menyampaikan bahwa kepala MIN Botteng, Bapak Jamaluddin, S,Pd.I, terpilih sebagai kepala sekolah berprestasi demikian pula saudara Zulkifli, S.Ag, M.Pd.I, (pengelola blog Guruku matahatiku) juga masuk ke dalam guru berprestasi di wilayah kerja kemenag sulbar pada tahun 2012. Prestasi ini, hanya diraih beberapa guru dan kepala sekolah di kemenag sulbar dari seluruh kepala sekolah dan guru-guru di bawah kementerian Agama sulbar, demikian keterangan kepala sekolah. Prestasi-prestasi tersebut selain merupakan pujian dan penghargaan, namun sekaligus menjadi tantangan untuk lebih baik lagi di masa akan datang.
 
 menanti proses pembagian hadiah siswa berprestasi
Sedangkan sambutan perwakilan orang tua/wali siswa disampaikan oleh Bapak Muliadi S.Pd.I.  Dalam sambutannya, Bapak Muliadi mengharapkan peningkatan output (hasil tamatan) MIN Botteng, selain itu diharapkan siswa MIN mampu bersaing dengan sekolah lain dengan prestasi dan karya nyata. Dengan kata lain kemajuan dan prestasi yang diraih MIN Botteng bukan saja terdengar tapi terlihat dan dirasakan oleh masyarakat secara luas.

Penyerahan raport dan hadiah kepada siswa berprestasi
Sebelum pembagian raport secara perkelas, secara khusus di halaman depan kantor di depan seluruh orang tua siswa diumumkan dan sekaligus diadakan pembagian raport bagi siswa-siswi yang berprestasi dari kelas 1 samapi kelas 6. Siswa yang mencapai peringkat 1 sampai dengan peringkat 3 dari kelas 1 sampai kelas 6 tersebut, raport dan hadiah masing-masing diserahkan langsung oleh  kepala sekolah.//Zul

Rabu, 04 Januari 2012

Hati Yang Rusak

Hati rusak, ya memang ada hati yang rusak. Hati yang rusak adalah hati yang sulit menghadap kepada Allah swt. Pemilik hati ini senantiasa liar ketika berhadapan perintah allah swt. Bahkan sekalipun secara fisik kelihatan khusyu', tidak jarang hatinya sangat liar. Banyak contoh yang mewakili hati liar ini seperti tidak merasakan kesejukan bacaan shalat, tidak menghayati ibadah yang sedang dilakukan, tidak ada rasa ta'jub dan ta'zim kepada Allah saat menghadap kepada-Nya. 

Zaman sekarang berbeda dengan zaman Nabi saw. Mereka para sahabat terbaik, lebih mengutamakan dan lebih tegak dengan suara hati yang jujur sekalipun babak belur fisik dan penampilannya. Sekarang terbalik, biar rohaninya penjahat dan penipu ulung, yang penting penampilannya meyakinkan. Biar ucapan kedengaran baik  itu nomor satu, urusan hati dan niat urusan nomor 20. Yang penting penampilan. Akibat dari prinsip hidup seperti ini, akhirnya diam-diam kita terjerembab ke dalam kemunafikan dalam wilayah keberagamaan. Akhirnya semua ibadah yang dikerjakan kehilangan sisi internalnya, spiritnya sebagai ruh ibadah.

Urusan hati bukan urusan sederhana. Ia sangat berkaitan dengan keberimanan, kekufuran dan kemunafikan, meski tidak terdapat perubahan pada penampilan. Bagi mereka yang menginginkan kemuliaan beragama pasti lebih memperhatikan gerak-gerik hati dibanding style dan penampilan, sekalipun ini tidak berarti tidak mau tampil secara baik dan indah. Mengapa demikian ? Itu karena benar-benar hati merupakan pusat penilaian Allah swt. Maka marilah menjaga hati agar tidak liar, lebih memperhatikan suara hati yang jujur, dan berusaha lebih membina hati demi meraih kemuliaan di sisi Allah.

Yang paling hebat dan mengherankan tapi nyata sekaligus, ternyata pemilik hati yang jujur sangat mengerti jika dirinya terjatuh ke dalam perbuatan yang merusak diri dan hati. Hatinya mengerti dan memahami bahwa dirinya sedang dilanda penyakit, namun kemampuan dan kemauan memperbaiki, lemah dibandingkan ambisi  syahwat yang merusak. Maka benarlah bahwa memperbaiki hati tidak cukup dengan kata, tetapi dengan tindakan yang berangkat dari hati. Sekali lagi berangkat dari hati. Itu karena hati tidak dapat berbohong sedangkan ucapan dan tindakan masih sering berbohong. Perbaikan diri dengan mengandalkan kata sama saja dengan berusaha menjadi sukses dengan merangkai kata-kata indah tanpa tindakan yang serius.//Zul

Minggu, 01 Januari 2012

Fenomena Tahun Baru: Belajar Mengevaluasi Diri

Pergantian tahun baru menjadi fenomena menarik. Tahun 2011 berganti menjadi 2012, sesungguhnya apa yang berubah dan mengapa demikian semarak acara menjelang pergantian waktu ini. Kesibukan menjelang tahun baru semakin bertambah, entah apa yang melatarbelakangi. Padahal pergeseran waktu sama saja. Ujung tahun atau awal tahun  serta pertengahan tahun tetaplah hanya pergeseran detik ke detik menjadi menit dan menit ke menit menjadi jam dst..... Tidak ada yang berbeda. Perbedaan hanya karena cara dan sikap kita yang membedakannya.

Sebagian orang melihat waktu, hanya hitungan perubahan tanggal dan bulan kemudian cukup. Perubahan waktu dengan cara pandang ini, tidak menitikberatkan isi dan kegiatan yang memberi manfaat dalam menyusuri masa, tetapi lebih dilihat sebagai perubahan waktu dari masa ke masa semata. Pandangan ini sama dengan anak-anak menghitung penanggalan dari tanggal 1 dan seterusnya. Waktu bagi anak-anak hanya sebatas perubahan tanpa kalkulasi untung dan rugi serta kualitas yang diraih.

Sedangkan waktu bagi orang berpikir dewasa, adalah sekumpulan aktivitas-aktivitas. Tidak terpaku pada pergeseran detik ke detik, tetapi lebih memperhatikan kualitas hidup yang diraih. Ia berfokus pada mengisi waktu secerdas mungkin dan seefektif mungkin, sehingga perubahan waktu, termasuk pergantian tahun sangat memberi makna dan kualitas.

Secara gamblang, Al-Qur'an membicarakan waktu. Tidak tanggung-tanggung, sampai-sampai Allah bersumpah dengan beberapa nama yang berhubungan dengan waktu. Al-Qur'an kadang-kadang bersumpah dengan waktu malam, siang, subuh dan fajar dst. Ini bukti betapa waktu-waktu itu sangat penting. Secara khusus surat Al-Ashr berbicara tentang waktu kaitannya dengan untung dan rugi manusia. 

وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

001. Demi masa.
002. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
003. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Ayat ini menegaskan bahwa menyusuri waktu dengan mengerjakan empat hal di atas yang dapat menghindarkan manusia dari kerugian. Yaitu Iman, beramal baik, nasihat menasihati kepada kebenaran dan nasihat-menasihati kepada kesabaran. 

Dalam bingkai ini, perayaan akhir tahun dan awal tahun sesungguhnya, mesti kita berhati-hati, jangan sampai dengan tertawa dan gembira menggiring hidup kepada kerugian belaka. Maksudnya, menukar keuntungan menjadi kerugian besar, karena tidak pandai menggunakan waktu secara baik. Semoga kita termasuk orang yang pandai menggunakan waktu sehingga membawa keuntungan. Dengan ungkapan lain, pergeseran waktu atau jelasnya pergantian tahun selain harus disyukuri, tetapi juga sebagai sarana mengevaluasi diri. Evaluasi berguna untuk membaca untung dan ruginya percaturan kehidupan yang kita jalani selama ini. Tanpa evaluasi sama saja dengan menjerumuskan diri ke dalam kerugian dan kerugian belaka. //Zul