Kala membaca al-Qur'an, saya bertemu dengan dua
ayat ini, yakni ayat 112-113 surat Al-An'am. Dalam benak saya ayat ini merupakan jawaban kongkrit pertanyaan penting, seperti mengapa Tuhan menciptakan Syetan
dari jin dan manusia kalau hanya untuk menggelincirkan manusia? Atau
pertanyaan lain yang senada.
Saya sendiri, dalam hati pernah bertanya tanya; mengapa Tuhan mencipta iblis, syetan, jin kalau hanya untuk menyesatkan manusia? Demi mengamankan dunia dari genggaman kejahatan dan angkara murka, sebenarnya Tuhan sangat mampu mencegahnya dengan melenyapkan saja semua makhluk perayu, penggoda, penggelincir dan penyesat manusia. Dengan cara ini, pasti manusia hanya berjalan sesuai keinginan dan keridoan Tuhan saja. Namun ternyata tidak. Adahikmah dibalik semua ini dan rencana yang sangat bijaksana.
Nah menurut ayat 112-113 Al-An'am ini, Tuhan menghadirkan dan menjadikan untuk setiap nabi dan rasul makhluknya yang terdiri dari Iblis, syetan dan jin untuk maksud yang sangat bijaksana. Bisikan-bisikan kejahatan, permusuhan,fitnah dan kemaksiatan lainnya digembar gemborkan karena hendak menguji keaslian dari kepalsuan. Agak sulit mengetahui benar-benar beriman atau hanya dengan pengakuan beriman, tanpa alat uji.
Nah.... Alat uji itu adalah syetan, iblis dan jin itu. Coba simak dan renungkan ayat-ayat berikut ini:
"Dan
demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian
mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang
indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya
mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang
mereka ada-adakan.
Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan". (Al-an'am: 112-113)
Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (syaitan) kerjakan". (Al-an'am: 112-113)
Seseorang secara ikhtiyari memilih kebaikan dari sekian banyak kejahatan dan rayuan angkara murka, membuktikan bahwa dia secara sadar memilih jalan yang dikehendaki Islam.
// Botteng,05/10/2012//Zul.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar