Pasti kita mengaku beriman. Tentu saja. Apalagi jika pengakuan
keimanan itu, misalnya dapat mendatangkan keuntungan duniawi atau sebaliknya menolak bahaya dan
mudarat. Sekalipun definisi iman ‘menetapkan dalam hati, mengucapkan dengan
lidah dan mengamalkan dengan anggota badan’ kadang kita melanggar. Namun itulah, seperti disebutkan bahwa
mengaku lebih mudah daripada diakui. Maksudnya lebih mudah menyatakan pengakuan
dengan lidah daripada membuktikan pengakuan itu.
Tafsir potongan ayat di atas, dapat diambil sebuah pelajaran
bahwa pengakuan kita sebagai orang beriman yang benar, yang paling tulus,
paling baik dll, ternyata bukan tidak mungkin disusupi perilaku syirik alias
menduakan Tuhan. Ayat yang sedang dibahas ini dikemukakan dalam kisah dan sekaligus nasihat Nabi allah
Yusuf as.
Sangat mungkin, memang, keimanan kita disusupi oleh
kemusyrikan. Jika dipahami iman sebagai pengesaan Allah dalam lisan, perilaku
dan niat atau gerak hati, maka dapat sendirilah kita melacaktemukan gejala dan tanda-tanda syirik itu dalam
keimanan. Boleh jadi kita terlepas dari kemusyrikan melalui lidah, atau kita
diberi hidayah sehingga mampu membersihkan diri dari perbuatan syirik. Namun membersihkan
syirik dalam niat dan gerak hati bukan pekerjaan mudah , seperti pekerjaan
lisan dan perilaku.
Dapat menghindarkan diri dari niat dan gerak syirik dalam
bolak-baliknya hati, tentu bab pertama dan paling utama; hanya karena bantuan
dan rahmat Allah swt semata. Amat sangat tidak mudah dan seperti tidak mungkin
melepaskan diri dari perilaku syirik, hanya dengan mengandalkan usaha dan mujahadah
sendiri. Itu karena pengandalan usaha itu, telah masuk dalam lingkaran
kemusyrikan. Dengan ungkapan lain, serahkan dan mintalah pertolongan Allah
semoga Allah menetapkan hati ini dalam agama-Nya yang ikhlas. Sebagai tambahan
dan pendukungnya dengan berbekal ilmu, wawasan, pengetahuan, kesadaran dan
mujahadah yang sungguh-sungguh. Di atas
kertas, dapat dikalkulasi, bahwa terlalu tidak mudah meraih ikhlas dalam
keimanan dengan modal ilmu pas-pasan atau bahkan sekedar ikut-ikutan.
Adapun teks ayat dan terjemahannya yang sedang dibicarakan
ini adalah sebagai berikut:
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللّهِ إِلاَّ وَهُم مُّشْرِكُونَ ﴿١٠٦﴾
106. Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada
Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan
lain).
*Edisi Tadarrus Qur’an, Taparia, 02/03/2014*Zul