Banyak orang yang sombong dengan mengandalkan kemampuan diri. Tidak menyadari selain keampuhan diri, terdapat Zat yang memberikan keampuhan itu. Kesombongan itu hingga sampai puncak hingga mengeliminir keberadaan Tuhan. Tuhan baginya seperti daun pisang. Saat hujan turun, dia membutuhkan daun pisang sebagai payung darurat, hujan berhenti, daun pisangpun dibuang. Ibarat ini seperti orang yang menghadap Tuhan, merendah di hadapan Tuhan, berdoa kepada Tuhan dengan ratap tangis saat hidupnya dirundung duka dan musibah. Ketika kehidupannya lapang, memperoleh rezeki dan bahagia, Tuhan dilupakan. Fungsi Tuhan sudah tidak ada dalam perjalanan hidupnya.
Berdoa sebenarnya kebutuhan bagi kekuatan jiwa seorang mukmin, waktu senang, lebih-lebih saat sengsara. Saat diberi kemampuan berdoa, saat itu pula diberi kekuatan jiwa. Dan, kekuatan satu ini, di atas dari kekuatan materi. Mereka yang rajin berdoa, dipastikan lebih memiliki kekuatan. Hebatnya kekuatan ini, bukan tidak dapat berkumpul dengan kekuatan-kekuatan lain yang dimiliki. Maksudnya, meski telah memiliki kekuatan material, dengan berdoa justru kekuatan materi mendapatan sokongan dan penyangga.
Allah swt dalam sekian banyak ayatnya dan hadis nabi saw. secara tegas menyatakan, siapapun yang meminta kepada-Nya, akan diberi. Allah swt sendiri menghitung doa dan pekerjaan hamba-Nya sebagai ibadah. Jika seperti itu nilai berdoa, mengapa ada orang yang enggan berdoa kepada-Nya. Ini dapat dipahami saking tidak mengertinya soal Allah swt dan berdoa. Doa dalam kamu bahasa Indonesia adalah permohonan (harapan, pujian) kpd Tuhan. Oleh karena itu, dalam bentuk lisan, suara hati, dengan tulisan, niat, perbuatan yang ditujukan memohon dan memuji Allah, disebut berdoa. Ungkapan lainnya seperti ditulis oleh ulama, doa itu terbagi dua: doa dalam arti meminta dan doa dalam arti ibadah. Ketika mendrikan shalat kedua penertian doa itu telah terangkum di dalamnya.
Zaman ini dilingkupi oleh kekuatan paham dan keyakinan materialisme. Sampai-sampai seorang mukmin sekedar berdoa untuk melaksanakan aktivitas ringanpun, enggan berdoa. Saat mulai makan, minum, tidur, keluar rumah, memakai baju,masuk WC dll, seluruhnya satu paket dengan doa dalam paradigma kenabian. Inilah kelebihan dan kekuatan seorang mukmin lantaran seluruh aktifitasnya selalu diiringi doa.
Apa pengaruh doa bagi kehidupan? Untuk menjawab berikut ini saya kutipkan hasil penelitian tentang pengaruh doa/bacaan doa untuk segelas air: molekul air yang dibacakan doa islami, air membentuk hexagonal sempurna dibandingkan saat diperdengarkan lagu atau suara lain. Molekul air dalam hexagonal (berbentuk segi enam) inilah molekul air yang paling baik dan sempurna, yang sangat dibutuhkan tubuh manusia.//Zul