Rabu, 12 Desember 2012

Tahun Baru Islam?

Ada apa dengan 1 Muharram atau tahun baru Islam? Mengapa kita dianjurkan mengenang kembali dan mengambil pelajaran dari peristiwa hijrah?

Sejarah 1 muharram yang disebut-sebut sebagai tahun baru islam, memang, patut diketahui sejarahnya sehingga benar-benar kita mengerti substansi dan kandungan sejarah awal tahun perputaran bulan ini. Ada pula yang menggelari awal bulan ini dengan tahun baru Islam, sehingga seakan-akan 1 Januari tidak atau bukan tahun baru Islam. Saya kurang setuju dengan pembagian ini.

Sepengetahuan saya, baik 1 januari atau 1 muharram, kedua-duanya adalah awal tahun yang islami. Alasannya, karena perhitungan tahun Syamsiah yang di mulai Januari sampai Desember dan perhitungan tahun Hijriah dimulai Muaharram berakhir dengan Zulhijjah, kedua duanya merupakan hitungan yang disandarkan pada bulan dan matahari, sebagai makhluk Allah swt. Sejarah dan penukilan sejarahlah yang menyebabkan terjadinya perbedaan itu. Selain itu, hitungan Tahun Syamsiah di mulai dari kelahiran Nabi Isa as, sedangkan Hijriah dimulai dari hijrahnya Rasulullah saw dan para sahabat yang setia dalam keimanan dari Mekkah ke Madinah. Namun kembali lagi, bahwa Nabi Isa as dan hijrah Rasulullah saw, kedua-duanya adalah sejarah nabi dan rasul utusan Allah swt menurut versi Islam.

Jadi kesimpulannya, kedua-duanya adalah awal tahun baru yang bersifat islami. Nah.......hanya saja memang secara khusus ada beberapa ibadah mahdhoh yang terikat pelaksanaanya dengan tahun Hijriah, seperti ibadah haji pada bulan Zulhijjah, puasa pada bulan Ramadhan, 1 Syawal lebaran idul fitri dan 10 Zulhijjah lebaran Idul adha dll yang telah umum dikenal masyarakat.

Selain syiar Islam seperti disebutkan di atas, peristiwa Hijrah Rasulullah saw dan para sahabatnya dari Mekah ke Madinah semakin menguatkan bahwa 1 Muharram dikenal dengan awal  tahun baru Islam. Ini dilihat dari bukti-bukti sejarah perjuangan nabi Muhammad saw dan sahabatnya mendakwakan Islam pada tahap-tahap awal perkembangan Islam di kota Mekah dan sekitarnya. Inilah yang akan kita uraikan dalam posting kali ini. Posting tulisan ini, bertujuan berbagi kepada teman tentang nilai-nilai keimanan, pengorbanan, strategi dakwah, kesabaran, kesungguhan, kejujuran, kesetikawanan para pendahulu umat ini dalam menetapi keimanan dan keislaman.

Saya membayangkan kokohnya keimanan yang tertanam dalam diri binaan Rasulullah saw dalam derap langkah peristiwa hijrah. Berikut ini secara acak akan saya tuliskan beberapa peristiwa Hijrah nabi saw:
1. Hijrah dari Mekah ke Madinah berarti menempuh jarah yang lumayan jauh dengan berjalan kaki+onta, kendaraan tercanggih saat itu. Selain itu medannyapun padang pasir yang tandus yang tidak bersahabat.
2. Para sahabat yang berhijrah rela meninggalkan kampung halaman, sanak famili dan harta benda demi mengikuti suara keimanan. Sebuah bukti, benar- benar mereka lebih cinta iman kepada Allah swt daripada yang lain. Sekalipun ada pula sebagian sahabat yang ikut berhijrah karena niat mencari harta dan wanita yang dicintainya, sebagaimana disebutkan dalam hadis terkenal tentang niat yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
3. Tiba di Quba, beliau saw dan para sahabatnya mendirikan masjid yang di kenal nama Masjid Quba. Sebagaimana setelah memasuki kota Madinah beliau juga mendirikan masjid yang dikenal sekarang dengan nama Masjid Nabawi. Pikiran kita mungkin sempat bertanya-tanya; mengapa masjid? lebih baik pasar dan ekonomi umat saja yang diprioritaskan, agar umat tidak kekurangan pangan dst. Teka-teki ini silahkan analisa sendiri.
4. Sampai di kota Madinah Rasulullah saw mempersaudarakan antara kaum pendatang (kaum Muhajirin) dengan penduduk asli Madinah (kaum Anshor) di atas pondasi iman. Di dalamnya terdapat pelajaran strategi membangun kekuatan sebuah komunitas, etnis atau suku bangsa yang berbeda. Subhanallah, betapa jalan dakwah memang hanya bisa sukses ketika berasaskan keimanan kepada Allah swt semata.
5. Sebagian sahabat, bukan hanya rela berhijrah dan meninggalkan kampung halaman dan keluarga kemudian cukup. Di antara mereka ada yang mendapatkan penyiksaan, cemoohan dan caci maki, bahkan ada yang meninggal dunia. Benar-benar hanya keimanan dan keislaman yang mampu memikul beban ini, bukan pengakuan bibir semata.
@Taparia*16/11/2012 M=2 Muharram 1434 H//Zul.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar