Rabu, 12 Desember 2012

Telinga yang Tersumbat:tafsir ayat 7 Surah Luqman

"Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih" (QS Lukman ayat 7)
Saya baca ayat ini dan coba saya sharing dengan pembaca tentang apa yang saya pahmi dari susunan ayat al- qur'an ini, semiga membawa faedah.
Maha benar Allah dengan firman-Nya.
Apa yang disebutkan dalam ayat ini benar benar terdapat dalam kehidupan nyata. Nauzu billah min zalik

Saat dibaca al-quran atau saat mendengar ceramah tentang ayat-ayat al-Qur'an, ada yang berpaling dan membelakangi karena sombong seakan dia lebih baik dan lebih mengerti  kemaslahatan hidupnya sendiri. Selain itu, situasi dan keadaan orang seperti itu, digambarkan Allah swt bahwa dia seakan akan tidak mendengar al-Qur'an, dan seakan akan ada sumbat yang menutup telinganya.

Amatilah hidup dan kehidupan seputar kita kaitannya dengan menerima dan mentaati nasihat agama. Ada manusia yang sudah tidak mau lagi mendengarkan ayat ayat Allah dibacakan. Orang ini, kesehariannya hanya ingin memperturutkan keinginan dan kebutuhan hawa dan nafsunya. Tidak pedulu lagi dengan nasihat Tuhannya. Lalai sama sekali. Bukan lalai karena tidak tahu, justru karena kesombongan yang menguasai dirinya. Saking lupa dan sombongnya sampai sampai dia dilukiskan seperti belum pernah mendengar ayat ayat itu. Padahal sehari hari telah mendengar bahkan mengerti isi kandungan ayat atau mungkin telah menceramahkannya.

Selain disifati dengan seakan akan belum pernah mendengarkan, Allah juga memberi penjelasan bahwa mereka itu seakan akan terdapat sumbat yang menutupi telinganya sehingga suara tidak terdengar. Sebenarnya, mereka memiliki pendengaran normal, mampu mendengarkan segala suara selain suara ayat ayat Tuhan di bacakan. Terdapat makna lain yaitu seruan dan suara ajakan kepada selain Allah lebih nyaring ditelinganya daripada suara dan ayat ayat Allah swt.

Jika keadaannya demikian, dipastikan betapa sulit dan rumit memperbaiki hidup ke arah kemaslahatan. Itu karena simpul-simpul kemaslahatan mengalir dari sumber mata air syariah, Al-Qur'an dan hadis, kecuali dikehendaki Allah swt.

Pungkasnya, hakiktanya bukan telinga, buka suara dan bukan yang lain yang telah kehilangan fungsi. Yang benar benar kehilangan fungsi adalah hati dan batin yang telah mati sebelum matinya jasad.

Balasan yang setimpal bagi laky dan sifat demikian adalah azab yang amat pedih. Bukan saja, azab akhirat yang menantinya, tetapi di dunia sebenarnya telah tersiksa oleh cara dan sifatnya sendiri. Tidajk mampu mereguk nikmatnya nasihat Tuhan, sebenarnya sudah merupakan siksa tersendiri bagi jiwa dan mental seseorang.
@Botteng,11/12/2012** Zul....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar