Senin, 18 Maret 2013

Bebas dari Kebosanan


Bosan. Itulah kata yang kadang-kadang sesuai dengan keadaan episode demi episode kehidupan. Tidak seorangpun yang lepas dari kebosanan, banyak atau sedikit. Dan, ternyata kebosanan atau rasa bosan itu, jika tidak dimenej dengan baik, mampu merusak seluruh rencana atau program hidup. Sejatinya, rasa bosan hanya muncul pada sebagian kecil dari sudut-sudut waktu kehidupan, sehingga tidak logis kalau sampai merusak kehidupan kita keseluruhan. Stress dan bosan bolehlah, tetapi biarkan saja berlalu karena saatnya tidak lama lagi akan hilang dengan sendirinya.

Baris terakhir di atas itulah yang mesti kita tanamkan dalam hati sekuat-kuatnya. Jangan, sekali lagi, jangan sampai menggagalkan rencana atau mematikan idealisme-idealisme. Namun, fakta membuktikan banyak orang gagal mengurus hidupnya karena kejenuhan dan kebosanan sesaat. Tenggelam dalam perbuatan dosa dan maksiyat, melalaikan perintah Allah swt, akhirnya seluruh bagian hidup dan idealismenya hilang. Nauzu billah min zalik....

Oleh karena itu, marilah secara bijak mengamati dan perhatikan kebosanan dan kejenuhan hidup. Dengan cara ini, sekaligus kita dapat mengetahui jalan dan sebab-sebab yang melahirkan kejenuhan dan kebosanan, sehingga dengan mudah dan sadar dapat dicarikan jalan keluar.

Saya amati diri sendiri beberapa hal yang membuat keseharian bosan antara lain:
1. Tidak pernah berolahraga dan berkeringat. Jika selama beberapa saat tidak pernah olahraga, niscaya kejenuhan dan kebosanan menghampiri kehidupan. Dari sini diketahui, tubuh atau anggota badan secara fisikal ini, secara alami rupanya memang dicipta untuk bekerja dan beraktifitas. Buktinya, jika tidak, akan timbul kejenuhan dan kebosanan. Lagi pula, saya teringat tulisan dalam buka 'La Tahzan' tulisan Muhammad Aid Al-Qarni, menukil bahwa di antara teknik pengobatan sebagian pasien jaman dulu adalah menyuruh mereka bekerja di ladang sampai berkeringat. Dengan cara ini, sebagian penyakit benar2.

Maka saat jenuh dan bosan datang, bolehlah curiga, jangan- jangan karena fisik kita tidak pernah bergerak. Pepatah Arab "Al harakah barakah" artinya bergerak itu membawa berkah.
2. Tidak pernah atau jarang bersilaturahim. Ini mungkin subyektif, namun itulah yang terkadang saya alami. Oleh karena itu, diantara cara menghindari rasa bosan adalah rajin bersilaturahim.
3. Monoton dalam aktifitas. Tidak ragu pekerjaan atau aktifitas apapun yang dilakukan secara monoton, dapat mengundang kejenuhan. Seperti saya alami, ketika semangat-semangatnya belajar dan mengkaji buku ketika mahasiswa. Membaca buku itu-itu saja selama beberapa saat, dapat melahirkan bosan dan jenuh. Berolahraga dalam satu jenis olahraga selama beberapa saat, juga dapat menimbulkan rasa jenuh dan bosan. Apalagi jika tidak pernah berolahraga sama sekali.
4. Bagi teman yang telah berumah tangga, rasa marah atau jengkel dengan pasangan hidup, ternyata juga mampu melahirkan kebosanan dan kejenuhan. Biasalah,  namanya juga berumah tangga kadang-kadang terjadi kesalahpahaman dan ketersinggungan. Dikala harmoni rumah rangga 'terusik', mampu melahirkan kejenuhan. Bahkan sampai kepada stress dan stress.

Nah....point terakhir dan inti posting kali ini, adalah bagaimana tips terbebas dari kebosanan. Terbebas secara penuh tentu tidak mungkin, karena kebosanan tidak dapat dihilangkan sama sekali dari kehidupan. Bebas dari bosan dan jenuh maksud penulis adalah menepis dan mengurangi sampai ke titik minimal. Bukan menghilangkannya sama sekali.

Di antara kegiatan mengurangi rasa bosan dan jenuh adalah:
1. Membaca Al-qur'an. Banyak orang tidak percaya resep ini. Ia beranggapan seperti mustahil terjadi. Hanya dengan membaca al-Qur'an, rasa bosan dan jenuh mampu kita minimalkan. Namun sekali lagi saya tekankan, membaca al-Qur'an mampu menghilangkan kejenuhan dan kebosanan. Membaca saja sekalipun tidak mengerti arti dan maksud al-Qur'an yang dibaca. Pembaca dapat membayangkan bagaimana reaksi bacaan  al-Qur'an, bagi pembaca yang memahami dan mengimani secara pasti isi yang dibaca. Tentu bacaan demikian lebih mampu mengusir rasa jenuh dan bosan.
2. Shalat. Ini juga seperti resep pertama di atas. Banyak juga orang yang tidak percaya. Namun, dengan pasti saya sebutkan bahwa shalat, berdoa kepada Allah swt, mendekatkan diri kepada Allah mampu mengusir rasa bosan dan jenuh. Bahkan inilah yang inti, membaca Al-Qur'an hanya cabang dari resep ini.

Jika kedua resep ini seakan mustahil bagi pembaca, maka saya sarankan lebih baik mengevaluasi ulang iman yang tertanam di dada. Jangan sampai iman dan kepercayaan palsu atau keyakinan yang dipenuhi penyakit ruhani dan mental yang akut.

Jika iman sehat dan benar, pasti bacaan ayat -ayat Tuhan berpengaruh baik, bahkan mampu menghilangkan penyakit-penyakit hati yang terdiri dari dua bagian besar: penyakit syahwat dan penyakit syubuhat. Penyakit syahwat berkaitan dengan dosa dan maksiyat dalam urusan nafsu syahwat dengan lawan jenis. Sedangkan penyakit kedua, berkaitan dengan kejelasan dan kesamaran ilmu dan pengetahuan yang mendukung dan menyanggah pondasi-pondasi keimanan.

Masih banyak tips-tips memerdekakan diri dari kebosanan dan kejenuhan, namun saya cukupkan dengan dua usulan di atas. Kiranya menjadi masukkan berharga bagi pembaca. Adapun tips-tips lainnya yang ditawarkan berbagai fakar dan ahli, silahkan pembaca melacak sendiri. Intinya, mari mengelola rasa bosan dan jenuh itu sebaik mungkin, sehingga tidak merusak seluruh kehidupan kita sendiri.
@Botteng,14/03/2013*Zulkifli Kambas...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar