Sabtu, 21 April 2012

Menjadi Yang Terbaik

Kehidupan ini menawarkan sekian banyak kesenangan yang menyita perhatian dan aktivitas. Saking banyak dan menyita sampai-sampai kegiatan hidup kita yang pokok hampir atau sudah terabaikan. Cobalah tengok aktivitas kita sehari-hari, kegiatan mengalir begitu saja dan tidak terasa sudah semingguan lagi  melewati hari-hari, tiba-tiba sebulan berlangsung. Entah pernah kita mengevaluasi atau berjalan secara alamiah. Satu hal yang mesti kita tancapkan dalam perjalanan hidup ini adalah menjadi yang terbaik. Tentu terlalu sederhana jika terbaik dunia saja, sekali lagi terlalu sederhana. 

Bagi kita yang telah mulai dewasa menapaki hidup ini, kadang jenuh dan muak dengan rutinitas yang tidak membawa arti bagi hidup yang lebih baik. Akibat jenuh dan bosan, kita terdesak mengunjungi taman rekreasi, hiburan malam atau sejenisnya. Pengalaman para ahli yang lebih dulu dari kita masa hidupnya, membeberkan pengalaman hidupnya, bahwa hidup tidak cukup terpuaskan dalam rentang waktu lama hanya dengan menikmati hal-hal yang bersifat material. Bagi saudara yang sempat membaca tulisan ini, juga mungkin masih kurang percaya. Namun, saya sangat percaya dengan perjalanan pencarian arti hidup anda pasti menemukan kesimpulan ini. 

Jangankan seorang muslim. Beberapa tokoh dunia sekaliber Enstein dan lainnya, mengakui bahwa hidup tidak cukup dengan kepuasan material. Hanya saja dalil agama yang bersifat dogmatis tersebut, kurang dihayati, tetapi jengkal demi jengkal pengalaman setiap kita akan membuktikannya. Dengan pengalaman riel orang lebih cepat tersadarkan dari pada hanya mendengarkan dalil-dalil agama. 

Namun sekali lagi, dalil-dalil agama (tentu, Islam maksudnya) telah merangkum seluruh aktifitas bagi kebahagiaan manusia. Tapi itulah banyak yang belum percaya. Seluruh kemaslahatan telah disediakan jalannya oleh Islam lewat ayat-ayat al-Qur'an dan sabda Nabisaw. Sebaliknya seluruh tindakan prefentif agar terhindar dari bahaya bagi diri, keluarga dan masyarakatnya, telah diurai dalam agama wahyu ini. Masih belum percaya, silahkan renungkan tulisan ini kemudian mengalirlah bersama kehidupan.........................di sana pasti menunggu simpul-simpul kehidupan seperti yang tuntunan Allah SWT.//Zul

1 komentar:

  1. Benar sekali! Dunia melenakan manusia dg semua urusannya,sampai2 terabaikan fitrah seorang hamba kpd Tuhannya.

    BalasHapus