Di antara mereka ada yang ingat ada pula yang lupa......... |
"Dan janganlah kamu
seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa
kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik"
Subhanallah,
mungkin kita selama ini melupakan atau memang tidak tahu sama sekali, ayat ini sangat lantang berbicara tentang betapa besar manfaat dalam mengingat Allah SWT. Kalau boleh memilih biarlah kita lupa, tapi jangan sampai melupakan diri sendiri. Biarlah kita dilupakan orang tapi apa gerangan ujung kehidupan kita jika kepada diri sendiri saja sudah lupa ? Dari sini diketahui betapa beruntung orang yang rajin mengingat Allah SWT, dan betapa malang dan sungguh malang orang yang tak mampu mengingat Allah SWT.
mungkin kita selama ini melupakan atau memang tidak tahu sama sekali, ayat ini sangat lantang berbicara tentang betapa besar manfaat dalam mengingat Allah SWT. Kalau boleh memilih biarlah kita lupa, tapi jangan sampai melupakan diri sendiri. Biarlah kita dilupakan orang tapi apa gerangan ujung kehidupan kita jika kepada diri sendiri saja sudah lupa ? Dari sini diketahui betapa beruntung orang yang rajin mengingat Allah SWT, dan betapa malang dan sungguh malang orang yang tak mampu mengingat Allah SWT.
Mengapa lupa Allah SWT pasti lupa diri ? Jawabannya telah banyak diuraikan para ahli yang berkompeten. Salah satunya adalah uraian Ibnu Qayyim al-Jauzi, dalam kitabnya Al-Jawabul Kafi Liman Sa'ala 'anid Dai wad Dawai. Ketika memberikan uraian ayat tersebut di atas Ibnu Qayyim mengemukakan yang intinya: Seseorang bekerja dengan melupakan Allah sebenarnya ia melupakan sesuatu yang amat penting bagi kepentingan dan kemaslahatan hidupnya, sekarang dan akan datang. Meskipun ia sibuk dengan seribu urusan, tetapi urusan pokonya tidak terpenuhi, itu sama saja dengan tidak mengerjakan apa-apa. Contoh, jika anda diperintah membeli kambing untuk aqiqah anak majikan, dalam perjalanan mencari kambing seribu aktifitas selain mencari kambing, bahkan tidak mendapatkan kambing yang diperintahkan, itu sama saja dengan dengan tidak mengerjakan apa-apa yang berkaitan dengan perintah majikan.
Manusia di hadapan Tuhan juga seperti itu. Seorang dapat berdalih di hadapan Tuhan nanti bahwa sejuta pekerjaan telah diurus dan selesaikan tetapi perintah Tuhan diabaikan, shalat diabaikan, bayar zakat diabaikan, bahkan suka melanggar perintah Tuhan. Intinya, ia belum mengerjakan apa-apa.
Manusia yang memiliki sejuta aktifitas, tetapi bukan berdasarkan nilai-nilai dan perintah Tuhan, sebenarnya ia melalaikan kepentingan dirinya yang hakiki. Ia tidak mengerti dan hendak memenuhi kepentingan dirinya di hadapan Tuhan. Ia hanya membangun orang lain dan dunia lain yang bukan kepentingan dirinya.
Banyak orang lalai dalam hal ini. dianggapnya hal sepele, padahal inilah inti kehadiran kita di bumi. Surat Az-Zariyat ayat 78, bukti tulisan ini bahwa kehadiran kita di muka bumi untuk menyembah (ibadah). Ibadah sekalipun dapat diperdebatkan tantang cakupan luas dan dalamnya, namun intinya mengingat Allah dan untuk Allah perbuatan dilakukan sehingga bernilai ibadah. Selain itu, bukan ibadah.
Maka, lupa Allah sebenarnya lupa diri, ingat Allah sama dengan ingat diri, ingat kepentingan dan kemaslahatan diri, baik diri esensi maupun diri eksistensial.//Zul
Manusia di hadapan Tuhan juga seperti itu. Seorang dapat berdalih di hadapan Tuhan nanti bahwa sejuta pekerjaan telah diurus dan selesaikan tetapi perintah Tuhan diabaikan, shalat diabaikan, bayar zakat diabaikan, bahkan suka melanggar perintah Tuhan. Intinya, ia belum mengerjakan apa-apa.
Manusia yang memiliki sejuta aktifitas, tetapi bukan berdasarkan nilai-nilai dan perintah Tuhan, sebenarnya ia melalaikan kepentingan dirinya yang hakiki. Ia tidak mengerti dan hendak memenuhi kepentingan dirinya di hadapan Tuhan. Ia hanya membangun orang lain dan dunia lain yang bukan kepentingan dirinya.
Banyak orang lalai dalam hal ini. dianggapnya hal sepele, padahal inilah inti kehadiran kita di bumi. Surat Az-Zariyat ayat 78, bukti tulisan ini bahwa kehadiran kita di muka bumi untuk menyembah (ibadah). Ibadah sekalipun dapat diperdebatkan tantang cakupan luas dan dalamnya, namun intinya mengingat Allah dan untuk Allah perbuatan dilakukan sehingga bernilai ibadah. Selain itu, bukan ibadah.
Maka, lupa Allah sebenarnya lupa diri, ingat Allah sama dengan ingat diri, ingat kepentingan dan kemaslahatan diri, baik diri esensi maupun diri eksistensial.//Zul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar