Berani bukan urusan orang berkelahi semata. Berani juga terdapat dalam urusan moral. Contoh, untuk jujur diperlukan keberanian. Berani berkata benar, berani terbuka, berani menanggung resiko dan berani-berani lainnya. Intinya kejujuran butuh keberanian. Tidak ada kejujuan tanpa ujian keberanian. Oleh karena itu, ketika berniat jujur, bab pertama yang harus dilewati adalah berani berkata jujur dan mempertanggungjawabkan perkataan.
Mengapa kejujuran hari ini langka? Itu karena kejujuran pasti mengikat secara obyektif siapa saja yang mau jujur. Kejujuran yang hanya ditujukan kepada orang lain saja, dengan mengecualikan diri sendiri, justru lebih berbahaya. Itu namanya jujur subyektif. Hanya kejujuran obyektiflah yang mampu menggugah, selain itu hanya akan mendatangkan bencana, lambat atau cepat.
Islam, betapa memuliakan kejujuran. Salah satu sifat wajib yang harus dimiliki nabi adalah jujur. Ini tidak mengherankan, karena betapa berat beban yang pikul seorang nabi, jika dia sendiri misalnya, tidak jujur.
Nah........... sebenarnya jujur itu apa? Jujur dalam kamu bahasa Indonesia adalah lurus hati. Maksudnya Hati dan perbuatannya selaras, berbeda dengan pembohong dan pengkhianat yang isi hatinya dibelokkan oleh perbuatannya. Dengan ungkapan lain, juju itu isi hatinya sama dengan penampilannya. Sifat ini tidak mengelabui orang lain. Keaslian dirinya ditampilkan apa adanya.
Lantaran pengertian jujur seperti di atas, maka hemat penulis tidak mungkinlah seseorang mampu jujur jika dalam hatinya tidak terdapat akar kejujuran itu. Akar kejujuran yang dimaksud adalah iman itu sendiri. Dengan keimanan yang benar seseorang harus memaksakan diri jujur, sebab kebohongan mencederai keimanan. Berdusta bagi orang beriman, berkhianat bagi orang beriman, menampilkan berbeda dengan isi hati dan pikiran, mencederai keimanan. Oleh karena itu, jika ingin memupuk keimanan, jalan paling mudah mengantar ke sana adalah kejujuran. Sebaliknya yang memporak-porandakan keimanan adalah ketidakjujuran. Maksudnya semakin tinggi kejujuran yang kita lakukan, semakin berpeluang mendapat rahmat Tuhan. Sebaliknya, semakin tidak jujur kita dalam berbuat, maka keimanan itu semakin yang mencerahkan kehidupan, akan semakin jauh dari kehidupan.
Marilah coba memaksa diri untuk jujur dalam rangka mengundang rahmat tuhan, dan jauhkan sifat-sifat tidak jujur demi menggapai ridha Allah SWT. Semoga Allah membantu kita memberikan kemampuan berbuat jujur, karena segalanya di dalam kekuasaanNya.//Zul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar