Iman butuh bukti. Iman tidak cukup pada level transaksi (pernyataan) hati dan lidah saja, tetapi iman butuh bukti kongkrit. Banyak bukti yang dapat dilakukan seorang muslim untuk membuktikan keimanannya selain ibadah mahdhah seperti shalat, zikir dll, salah satunya adalah berqurban alias menyembelih hewan kambing dan sapi. Penyembelihan qurban selain berdimensi spiritual, membangun kedekatan dengan sang Khaliq, qurban juga memiliki dimensi sosial, berbagi dengan sesama.
Sebagai wujud syukur atas anugerah Allah SW, Lebaran Idul Adha tahun 1432 H, MIN Botteng melakukan penyembelihan qurban. Kali ini, MIN Botteng menyembelih satu sapi –mudah-mudahan tahun depan semakin meningkat- diharapkan mampu membangun silaturahmi dengan masyarakat sekitar. Penyembelihan qurban seperti ini berturut-turut tiga tahun terakhir, sejak tahun 1430 bapak Wahyun S.Ag, M.Pd. masih menjabat kepala sekolah sampai dengan bapak Jamaluddin S. Pd.I tahun ini. Ketua panitia bapak Abdul rauf berharap, sebagaimana harapan kepala sekolah MIN Botteng, Jamaluddin S.Pd.I, bahwa tahun depan panitia berusaha meningkatkan jumlah hewan, setelah melihat animo dan keinginan masyarakat sekitar MIN Botteng.
Qurban, bukan korban seperti telah umum di masyarakat, berasal dari kata qariba-yaqrabu kemudian lahir kata qurban, mengandung arti mendekat. Lawan kata dari jauh atau menjauh. Oleh karena itu, dengan qurban sebenarnya merupakan wasilah pendekatan diri kepada Allah SWT. Pendekatan diri kepada Allah SWT melalui penyembelihan qurban semakin nyata dilukiskan perjalanan hidup nabiyallah Ibrahim as. Ibrahim as, sebagaimana manusia lain, mencintai harta benda yang selama ini ia usahakan. Demikian pula cinta kepada sang putra, tidak perlu lagi ditanyakan, betapa seorang ayah sangat cinta kepada anaknya. Nabi Ibrahim as. juga sangat cinta kepada putranya, Ismail as. tetapi cinta Ibrahim as kepada Allah masih lebih kuat. Kecintaan yang sangat kuat kepada Allah SWT tersebut, yang mendahulukan perintah Allah dari semua perintah dan kepentingan, membuat beliau sanggup menyembelih putra kesayangannya.
Subhanallah, masyaAllah astagfirullah, betapa besar cinta yang dipikul Ibrahim as, betapa mengagungkan, betapa mengerikan dan masih banyak kalimat betapa demi betapa untuk memahami ketaatan Ibrahim kepada perintah Tuhannya, termasuk di antaranya betapa sulit kita melakukan ibadah qurban hari ini, jika tidak memiliki secuil dari samudera cinta yang terpatri dalam figur Ibrahim as.
Ya Allah, mudah-mudahan perjanalan hidup kami mendapatkan cipratan cinta Ibrahim as, yang sanggup membuktikan cintanya dengan menyembelih putra kesayangan sekalipun.
Untungnya hari ini, kita hanya diminta menyembelih sapi atau kambing, bukan anak, untuk membuktikan kecintaan satu ini. Yang diperintahkan Allah SWT, hanya sedikit persen dari keseluruhan harta benda. Namun, yang sedikit itu, semoga memperoleh piala penghargaan dari Allah SWT dikemudian hari atau di hari kemudian, yaumaddin.
//Mudah-mudahan kita mampu, amien.Zul
Qurban, bukan korban seperti telah umum di masyarakat, berasal dari kata qariba-yaqrabu kemudian lahir kata qurban, mengandung arti mendekat. Lawan kata dari jauh atau menjauh. Oleh karena itu, dengan qurban sebenarnya merupakan wasilah pendekatan diri kepada Allah SWT. Pendekatan diri kepada Allah SWT melalui penyembelihan qurban semakin nyata dilukiskan perjalanan hidup nabiyallah Ibrahim as. Ibrahim as, sebagaimana manusia lain, mencintai harta benda yang selama ini ia usahakan. Demikian pula cinta kepada sang putra, tidak perlu lagi ditanyakan, betapa seorang ayah sangat cinta kepada anaknya. Nabi Ibrahim as. juga sangat cinta kepada putranya, Ismail as. tetapi cinta Ibrahim as kepada Allah masih lebih kuat. Kecintaan yang sangat kuat kepada Allah SWT tersebut, yang mendahulukan perintah Allah dari semua perintah dan kepentingan, membuat beliau sanggup menyembelih putra kesayangannya.
Subhanallah, masyaAllah astagfirullah, betapa besar cinta yang dipikul Ibrahim as, betapa mengagungkan, betapa mengerikan dan masih banyak kalimat betapa demi betapa untuk memahami ketaatan Ibrahim kepada perintah Tuhannya, termasuk di antaranya betapa sulit kita melakukan ibadah qurban hari ini, jika tidak memiliki secuil dari samudera cinta yang terpatri dalam figur Ibrahim as.
Ya Allah, mudah-mudahan perjanalan hidup kami mendapatkan cipratan cinta Ibrahim as, yang sanggup membuktikan cintanya dengan menyembelih putra kesayangan sekalipun.
Untungnya hari ini, kita hanya diminta menyembelih sapi atau kambing, bukan anak, untuk membuktikan kecintaan satu ini. Yang diperintahkan Allah SWT, hanya sedikit persen dari keseluruhan harta benda. Namun, yang sedikit itu, semoga memperoleh piala penghargaan dari Allah SWT dikemudian hari atau di hari kemudian, yaumaddin.
//Mudah-mudahan kita mampu, amien.Zul
Berikut foto-foto prosesi penyembelihan dan pembagian daging qurban MIN Botteng:
Detik-detik penyembelihan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar