Kamis, 08 Desember 2011

Pekan Imunisasi MIN Botteng



Imunisasi sedang berlang sung di dalam  kelas III
Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan. Selain itu, Imunisasi juga merupakan cara perlindungan terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh lebih murah dibanding mengobati seseorang yang telah jatuh sakit atau harus dirawat di rumah sakit.

Dengan imunisasi, anak terhindar dari penyakit infeksi berbahaya, sehingga mereka memiliki kesempatan beraktifitas, bermain, belajar tanpa terganggu masalah kesehatan. Namun demikian, sampai saat ini masih terdapat masalah-masalah dalam pemberian imunisasi, antara lain pemahaman orang tua yang masih kurang pada sebagian masyarakat, mitos salah tentang imunisasi, sampai jadwal imunisasi yang terlambat.
ukhhhhh......... sakit
 Di akhir tahun, tepatnya Hari Kamis, tanggal 08 Desember 2011, MIN Botteng mengadakan imunisasi DT & TD bagi siswa kelas 1,2, dan 3. Imunisasi ini berfungsi untuk mendapatkan imunitas /kekebalan anak selama 25 tahun. Dalam kegiatan ini, MIN Botteng bekerjasama dengan Tim (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) BIAS DT (Difteri Tetanus)/TD (Tetanus Difteri) Puskesmas Pembantu Taludu. Sebagaimana  penyuluhan kesehatan sebelumnya, hadir memberikan imunisasi DT dan TD adalah drg. Wildhana didampingi oleh  Sahtiani Amd.Keb

Apakah Difteri Itu?
Penyakit ini memang terdengar masih asing di telinga kita. Difteri adalah suatu infeksi akut pada saluran pernafasan. Lebih sering menyerang anak-anak.
Aaaaakhkhk....... sakit juga !
 Difteri adalah infeksi bakteri yang bersumber dari Corynebacterium Diphtheriae (C. Diphtheriae), yang biasanya mempengaruhi selaput lendir dan tenggorokan. Difteri umumnya menyebabkan sakit tenggorokan, demam, kelenjar bengkak, dan lemas. Dalam tahap lanjut, difteri bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, ginjal dan sistem saraf. Kondisi seperti itu pada akhirnya bisa berakibat sangat fatal dan berujung pada kematian.

Penularan difteri biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman ke orang lain yang sehat. Selain itu penyakit ini bisa juga ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi. Tetapi tak jarang racun juga menyerang kulit dan bahkan menyebabkan kerusakan saraf dan jantung.

Beberapa tahun yang lalu, Difteri merupakan penyebab utama kematian pada anak-anak tetapi sekarang sudah tidak lagi.

TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala difteri meliputi:
Ø  Sakit tenggorokan dan suara serak;
Ø  nyeri saat menelan;
Ø  pusing, demam dan menggigil;
Ø  sulit bernapas atau napas cepat;
Ø  pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening membesar) di leher;
Ø  dan terbentuknya sebuah membran tebal putih keabu-abuan menutupi tenggorokan dan amandel.

Beberapa anak dapat mengalami sakit kepala, suara parau, nyeri menelan, dan nyeri otot. Gejala-gejala ini disebab kan oleh racun yang dihasilkan oleh kuman difteri. Jika tidak diobati, racun yang dihasilkan oleh kuman ini dapat menyebabkan reaksi peradangan pada jaringan saluran napas bagian atas sehingga sel-sel jaringan dapat mati. Sel-sel jaringan yang mati bersama dengan sel-sel radang membentuk suatu membran atau lapisan yang dapat mengganggu masuknya udara pernapasan.
Membran atau lapisan ini berwarna abu-abu kecoklatan, dan biasanya dapat terlihat. Gejalanya anak menjadi sulit bernapas. Jika lapisan terus terbentuk dan menutup saluran napas yang lebih bawah akan menyebabkan anak tidak dapat bernapas. Akibatnya sangat fatal karena dapat menimbulkan kematian jika tidak ditangani dengan segera.

Racun yang sama juga dapat menimbulkan komplikasi pada jantung dan susunan saraf, biasanya terjadi setelah 2-4 minggu terinfeksi dengan kuman difteri. Kematian juga sering terjadi karena jantung menjadi rusak.

Tanda dan gejala biasanya mulai muncul 2-5 hari setelah seseorang menjadi terinfeksi. Orang yang terinfeksi C. Diphtheria seringkali tidak merasakan sesuatu atau tidak ada tanda-tanda dan gejala sama sekali. Orang yang terinfeksi namun tidak menyadarinya dikenal sebagai carier (pembawa) difteri. Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik sebagai penderita maupun sebagai carier.

Tipe kedua dari difteri dapat mempengaruhi kulit, menyebabkan nyeri kemerahan, dan bengkak yang khas terkait dengan infeksi bakteri kulit lainnya. Sementara itu pada kasus yang jarang, infeksi difteri juga mempengaruhi mata.

Secara ringkas, TINDAKAN PENCEGAHAN Difteri sbb:
a.      Memberikan kekebalan pada anak-anak dengan cara:
                            i.      Imunisasi DPT/HB untuk anak bayi. Imunisasi di berikan sebanyak 3 kali yaitu pada saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
                          ii.      Imunisasi DT untuk anak usia sekolah dasar (usia kurang dari 7 tahun). Imunisasi ini di berikan satu kali.
                        iii.      Imunisasi dengan vaksin Td dewasa untuk usia 7 tahun ke atas.
b.      Hindari kontak dengan penderita langsung difteri.
c.       Jaga kebersihan diri.
d.      Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga cuci tangan sebelum makan.
e.      Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
f.        Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera memeriksakan ke Unit Pelayanan Kesehatan terdekat.//Zul


Tidak ada komentar:

Posting Komentar