Selasa, 05 Februari 2013

Al-Qur'an dan gangguan Jin


Baca juga:  Mengapa Jin dan iblis dicipta?

Al-qur'an sejatinya menjadi pedoman hidup dalam pernak-pernik kehidupan. Al-qur'an lebih dekat kepada pedoman hidup daripada pedoman sesudah kematian. Maksudnya, jika Al-qur'an mampu membimbing biduk  kehidupan dunia kita, kebahagiaan sesudah mati insya Allah dapat diraih. Oleh karena itu, umat Islam memiliki kewajiban mempedomani Al-qur'an semasa hidup sekarang. Maka larangan dan perintah Al-qur'an dalam hablun minallah (hubungan dengan Allah) dan hablun minan nas (hubungan dengan sesama) patut diperhatikan. Saya yakin paragraf di atas pembaca sudah memahaminya.

Namun satu hal ingin saya posting sekarang adalah fakta di tengah masyarakat, Al-qur'an ternyata hampir hanya menjadi alat pengusir jin dan makhluk pengganggu lainnya. Buktinya, jika salah satu anggota keluarga terserang gangguan sihir dan semacamnya, buru-buru mencari, membaca Al-qur'an sebagai tameng. Al-qur'an benar-benar dibutuhkan sebagai jalan keluar. Ruqyah, istilah yang sudah umum di tengah masyarakat. Dan, itu tidaklah salah, karena al-qur'an memang mampu menjadi benteng. Bahkan  masih baguslah itu, karena masih ingat Al-qur'an. Dengan cara ini pula insya Allah Tuhan akan memberikan kesembuhan karena berkat Al-qur'an.

Yang tampak aneh sebenarnya, kalau Al-qur'an hanya digunakan untuk seperti itu. Maksudnya mengusir jin syetan. Sedang perintah dan larangan Al-qur'an yang mengatur hidup dan kehidupan umat, tidak teringat lagi. Misalnya, sebagai pedagang, menjadi pegawai, nelayan, petani dan lain sebagainya. Padahal, idealnya, Al-qur'an seharusnya menjadi pedoman bagi cara dan pola hidup dan pola pikir kita sehari-hari. Shalat, berpuasa, berhaji, berzakat,dan aktifitas lain misalnya, harusnya menjadi gerakan qur'ani.  Jika aturan Al-qur'an tidak dipedulikan umatnya sendiri dalam bermuamalah seperti contoh- contoh di atas, kemudian setelah mendapat gangguan jin atau salah satu anggota keluarga terganggu, baru setelah itu ingat dan sangat butuh kehadiran dan berkat Al-qur'an, tentu saja tidak terlarang. Bahkan terdapat dasar hukum kebolehan ruqyah sebagaimana hadis nabi saw. Hanya saja, sangat nyata dapat kita baca sendiri bahwa kita hanya butuh al-qur'an saat posisi terjepit dan sakit.

"Menjadikan Al-qur'an sebagai mantra" seperti di atas, paling tidak terdapat dua kemungkinan:
1. Al-qur'an kita tuduh tidak mampu menjadi benteng, jika ternyata tidak cespleng mengusir jin. Itu karena kita  menyamakan  Al-qur'an dengan mantra-mantra dukun yang harus kontan pengaruhnya. Boleh jadi kepercayaan kepada Al-qur'an semakin melemah, ragu dan sejenisnya.
2. Jika bacaan Al-qur'an mampu mengusir jin saat itu juga, padahal kita tidak menegakkan shalat, misalnya atau ibadah qur'ani lainnya, maka semakin kuat dugaan bahwa al-qur'an dapat menjadi mantra-mantra semata.

Bahayanya, dua kemungkinan di atas dapat mengubur keyakinan bahwasanya kita pasti dilindungi Allah swt dari gangguan jin dan makhluk jahat lainnya saat kita bersama  al-qur'an dan rajin membacanya sejak awal. Maksudnya, sebenarnya secara paripurna di sisi Allah dan di hadapan sesama kita kuat, termasuk mampu menangkal secara otomatis gangguan jin, jika sejak awal kita rajin membaca, mentadabburi dan mengamalkan isi al-qur'an. Dan, ini pasti, karena begitulah janji Allah swt termaktub dalam Al-qur'an.

Dengan kata lain, jangan sampai kita hanya membutuhkan kehadiran Al-qur'an saat terjepit, sakit dan susah atau terganggu jin dan sejenisnya. "Ingat dan mendekatlah kepada Allah saat senang, niscaya Allah mengingat dan menjagamu saat susah" demikian salah satu hadis nabi saw. 




Taparia,29/01/2013* Zulkifli....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar