Rabu, 06 Februari 2013

Ar-Rahman: Al-Qur'an Sebagai Petunjuk

Ar-Rahman.....
Benar, Allah Maha Pengasih. Itulah kutipan ayat pertama surat Ar Rahman. Terlalu banyak bukti dapat disebutkan untuk membuktikan Allah Maha Pengasih. Dari sebelum A sampai sesudah Z dan dari sebelum angka nol sampai kehendak Allah nantinya, seluruhnya merupakan bukti pengasih Tuhan.
Sifat Rahman-Nya Tuhan di awal surah ini; Dia mengajarkan al-Qur'an, Dia menciptakan manusia dan Dia pula yang mengajarkan Al- Bayan.

Subhanallah....
Betapa lengkap karuniaAllah swt. Di sini sifat Rahman-Nya disertai dengan penyebutan wahyu Al-Qur'an, penciptaan manusia dan Allah membekali manusia dengan kemampuan berbicara dan menyampaikan maksud atau pendapat. (Al-bayan)

Ayat selanjutnya, menerangkan sifat Pengasih Allah Swt yaitu; langit yang ditinggikan, peletakkan aturan aturan kesetimbangan dan larangan melampaui kasetimbangan-kesetimbangan itu. Sesudah itu, Allah menyuruh menegakkan/ berbuat adil dalam menimbang dan jangan jangan mengurabgi timbangan. Kemudian Allah menyebutkan bumi dicipta untuk manusia didalamnya terdapat buah-buahan dan korma, biji-bijian....
Setelah itu, Allah bertanya; nikmat Tuhanmu yang manakah engkau akan dustakan? Selanjutnya ayat demi ayat menerangkan berbagai jenis karunia dan nikmat dari Allah swt, lalu diikuti dengan tanya; nikmat Tuhanmu yang manakah engkau akan dustakan.....

Saudara.....
Nikmat yang disebutkan diawal surat ini ditilik dari manfaat dan fungsinya, sangat urgen dan vital bagi manusia sendiri. Al-Qur'an, manusia dan kemampuannya memberikan penjelasan/kemampuan berbicara dan menyampaikan kehendak hati, seharusnya bersinergi, sehingga sifat Rahman Tuhan semakin mewujud dalam kehidupan. Jika tidak bersinergi, maka bencana kemanusiaan silih berganti dengan bentuk dan nama yang mungkin saja berbeda di mata manusia.  Beberapa di antaranya akan saya komentari, antara lain:

Al-Qur'an
Betapa besar manfaat dari wahyu al-Qur'an. Petunjuk Tuhan sesungguhnya kita butuhkan. Kita tak mampu membayangkan tragedi kemanusiaan kita andai tidak ada wahyu. Baik wahyu Al-Qur'an sebagai wahyu terakhir maupun wahyu sebelum Al-Qur'an. Sudah diturunkan wahyu saja tragedi kemanusiaan kadang mengerikan dan memilukan, apalagi tidak.

Al-Qur'an dengan fungsi-fungsinya seperti disebutkan dalam berbagai ayat- ayatnya, merupakan ruh bagi kehidupan QS Asy-Syuura 52). Tanpa ruh, kita hanyalah seonggok tanah. Kehidupan masyarakat dan kemanusiaan secara kollektif akan gagal karena mesin kemanusiaan tidak bekerja secara optimal atau hasil pekerjaannya sendiri yang menggagalkannya, selama tidak memperoleh hidayah Allah swt. Sejarah peradaban kemanusiaan telah membelajarkan kita bahwa semua jenis, dicatat atau tidak oleh sejarah, seluruhnya menjadi bencana jika tidak memiliki ruh dan spirit. Mungkin sebagian kita berkata: ahhh.... itu teori...! Benar ini teori, tetapi bukan teori kosong yang tidak pernah menyejarah. Sejarah dan biografi para sahabat dan generasi sesudahnya cukup menjadi bukti teori ini. Jika kita pernah tahu bagaimana wajah dan peradaban manusia sebelum Al-Qur'an diwahyukan, begitu pula sesudah generasi pilihan itu, saat manusia mulai membelakangi Al-Qur'an, maka pasti akan tercengang oleh kehadiran Al-Qur'an dalam mengurus kemanusiaan. Peradaban modern kelihatannya mentereng, bergelar modern dan serba mengkilap, namun ruhnya, substansi kemanusiaan berada pada level binatang. Manusia saling memakan, manusia menjadi serigala bagi sesama, sekalipun dibungkus dengan nama kemanusiaan dan peradaban.

Maka....
Ar-Rahman ........Allah benar-benar Maha Pengasih. Pembaca silahkan meneruskan tadarrus al-Qur'an ini..............................           Botteng,17/01/2013*Zulkifli...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar