"Allah mengumpulkan (mencatat) semua perbuatan mereka, sementara mereka telah melupakannya (perbuatan-perbuatannya)". ayat ke 6 surat Al- Mujadilah.
Kalimat ini pendek, namun menggugah keimanan. Jika di dunia diberi umur sampai 60 tahun, pasti memori otak kita sdh tidak mampu merekam dengan baik jejak dan perbuatan sendiri di masa lampau. Mungkin masih teringat perkara atau peristiwa peristiwa besar saja dalam biografi kita. Bahkan jika terhinggapi pikun, dipastikan semua peristiwa terhapus sama sekali dalam otak dan ingatan. Tapi tentu bukan berarti telah tutup buku atau telah pemutihan. Melainkan semua dicatat dengan rapi dan detail oleh pencatat yang ditugaskan Allah swt.
Subhanallah.....!
Entah pernah kita mengingatnya lagi atau tidak peduli sama sekalipun, semua dicatat secara detail dan rapi oleh Allah swt.
Membaca sejarah dan rekaman level kesadaran para salafussolihin, pasti ta'jub dan heran. Heran karena betapa tingkat kesadaran dan penghayatan keimanan mereka demikian tinggi, sekaligus heran oleh tipis dan rapuhnya generasi sekarang saat menemukan dan mempelajari potongan ayat yang kita bahas ini.
Sebagai ilustrasi saya membayangkan, jika perilaku yang masih teringat dan tersimpan dalam memori otak, telah dengan jujur kita akui dapat menjegal menggapai rido Allah swt, apatah lagi perilaku kecil-kecil menurut kita, namun nilainya besar atau sangat besar di sisi Allah. Semua itu sangat mungkin, lantaran ilmu dan pengetahuan tentang Allah, rasul dan nabi Allah, islam dan iman kita sangat terbatas. Untuk urusan shalat, misalnya, dari gerakan, bacaan, tatacara, syarat dan rukun dan yang merusak serta membatalkan shalat atau pahalanya saja, tidak pernah kita belajar secara detail. Itu baru satu urusan, belum urusan zakat, puasa, haji, syahadat, hubungan dengan masyarakat dll.
Betapa malu saat ingat kebaikan dan jasa-jasa, ternyata yang diperlihatkan Allah kejahatan dan keburukan, yang telah lama kita lupakan. Merasa diri bersih, selamat ternyata, lebih banyak noda dan dosa. Kita menyangka dosa dan kesalahan telah diampuni atau mungkin dianggap sepeleh, ternyata ditampakkan oleh Allah swt. Nauzu billah min zalik
Betapa banyak prilaku dan ucapan kita anggap tidak apa-apa, bagi Allah insyaallah dimaafkan. Kita lupa orang lain, teman, tetangga merasa sakit dan terganggu. Dosa dan kesalahan seperti ini, dimaafkan jika orang tempat kita bersalah mau memaafkan. Dosa dan kesalahan kepada sesama hanya selesai jika dimaafkan yang bersangkutan karena berkaitan dengan hak-hak sesama makhluk.
Allah swt mengingat dan mencatat perilaku, sementara kita telah melalaikannya.
Semoga Allah memaafkan dan mengampuni kesalahan dan dosa, sengaja atau
tidak sengaja, kita menyadarinya atau telah melupakannya.....amien amien
amien.. Botteng,23/01/2013*Zulkifli......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar