Kesenangan dan hobbi seseorang pasti dilatar belakangi oleh ilmu dan
wawasan. Sebaliknya kebencian dan kemarahan juga dilatar belakangi oleh
ilmu dan pengetahuan pula. Tidak ada cinta,hobbi, marah dan benci secara
tiba-tiba tanpa sebuah ilmu yang mendahuluinya. Contoh, saya mencintai
si dia karena begini dan begitu. Nah.... Itu dia, begini dan begitu
adalah ilmu dan wawasan.
Mudah memahami contoh di atas, karena berkaitan dengan situasi
sehari-hari. Jika ada orang marah tanpa sebab, tanpa ilmu, wawasan,
pengetahuan tentang situasi atau orang yang membuat marah,maka
kemarahannya patut dipertanyakan. Lebih-lebih orangnya, dua kali lebih
dipertanyakan. Heheheh. "gila kali...ye", kate orang Jakarte.
Sebenarnya, perilaku keberagamaan, taat atau tidak taat, ingkar,keras
kepala dan membantah, seluruhnya didahului oleh ilmu dan wawasan. Entah
wawasan yang akan membahagiakan atau yang mencelakakan, itu tergantung
ilmu dan wawasan bersumber dari mana. "Barangsiapa yang dikehendaki oleh
Allah memperoleh kebaikan, niscaya Allah berikan kepadanya pemahaman
agama"
Sabda nabi saw, tersebut menegaskan kebaikan yang bersifat ilahiyah
dapat diraih ketika seseorang memiliki pemahaman agama.
Dengan kata lain, tanpa ilmu dan pemahaman agama yang baik dan benar, mustahil mendapatkan kebaikan di sisi Allah swt. Boleh jadi seseorang sangat gandrung dan cinta kepada sesuatu yang akan mencelakakan dan menghinakan dirinya, karena sebatas itulah puncak ilmu dan wawasan yang dimiliki. Tidak lebih dan tidak kurang. Apalagi ada ungkapan: Sesesat-sesatnya sebuah ajaran atau konsep, pasti ada saja pengikutnya. "Kullu laqiithin Akhizun' bahwa setiap barang rendah dan hina ada saja orang yang memungutnya, demikian orang Arab menyebutnya. Itu karena kita hanya menerima, mengakui dan melaksanakan sebatas tang kita pahami. Tidaklah mungkin terjadi seseorang gandrung dan melakukan sesuatu perbuatan, tanpa ilmu dan kesadaran yang mendahuluinya. Ada kemungkinan seseorang melanggar syariat Allah, sekalipun ia tahu dan sadar bahwa itu larangan Allah swt. Jenis ini bukan karena tidak tahu akan tetapi kekuatan syahwat dan dan nafsu mengalahkan kesadaran ilmu dan kebenaran yang diketahuinya. Nauzu billah min zalik.
Dengan kata lain, tanpa ilmu dan pemahaman agama yang baik dan benar, mustahil mendapatkan kebaikan di sisi Allah swt. Boleh jadi seseorang sangat gandrung dan cinta kepada sesuatu yang akan mencelakakan dan menghinakan dirinya, karena sebatas itulah puncak ilmu dan wawasan yang dimiliki. Tidak lebih dan tidak kurang. Apalagi ada ungkapan: Sesesat-sesatnya sebuah ajaran atau konsep, pasti ada saja pengikutnya. "Kullu laqiithin Akhizun' bahwa setiap barang rendah dan hina ada saja orang yang memungutnya, demikian orang Arab menyebutnya. Itu karena kita hanya menerima, mengakui dan melaksanakan sebatas tang kita pahami. Tidaklah mungkin terjadi seseorang gandrung dan melakukan sesuatu perbuatan, tanpa ilmu dan kesadaran yang mendahuluinya. Ada kemungkinan seseorang melanggar syariat Allah, sekalipun ia tahu dan sadar bahwa itu larangan Allah swt. Jenis ini bukan karena tidak tahu akan tetapi kekuatan syahwat dan dan nafsu mengalahkan kesadaran ilmu dan kebenaran yang diketahuinya. Nauzu billah min zalik.
Sebaliknya, jika seseorang sangat taat dan rajin beribadah, melaksanakan
perintah Allah dan mampu menghindari dosa dan kemaksiyatan, sekalipun
dianggap kuno, tidak modern dll, itu juga karena ilmu dan wawasan yang
mengantarkan dirinya melakukan sebuah perbuatan. Tidak ada faktor
kebetulan di sini.
Mungkin kita kasian melihat kenyataan bahwa sebagian orang semangat dan
tersenyum menuju kecelakaan dirinya.
Jika ingin mengetahui manfaat
sebuah ilmu, dapat disimak permisalan dibawah ini;
Jika seseorang menemukan lembaran-lembaran kertas satu peti, tapi dia
tidak tahu misalnya, bahwa yang ditemukan itu uang kertas seratusan
ribu, maka pasti tidak ada ketertarikan padanya. Namun jika dia mengerti
bahwa kertas satu peti tadi adalah kumpulan uang ratusan ribu, pasti
dia tertarik untuk memilikinya.
Al-qur'an juga demikian. Bagi mereka yang memahami betapa manfaat dan urgensi Al-qur'an, pasti berusaha mengetahui secara baik dan benar. Ia pasti berusaha belajar, memikirkan, mentadabburi dan mengamalkannya. sebaliknya, bagi yang tidak tahu justru semakin menyepelekan Al-Qur'an. Seperti pepatah Arab "An-naasu a'daa'u limaa jahiluu" artinya manusia memusuhi apa saja yang dia tidak mengetahuinya. Karena itu, posisi orang yang tidak mengetahui, serba salah. Disuruh melaksanakan, mengerjakan sesuatu, dia tidak tahu, disuruh belajar juga tidak tertarik pula, karena memang tidak tahu sih.... Akhirnya satu-satunya jalan, memusuhi apa saja yang tidak diketahuinya. Sekalipun barang atau ilmu yang tidak diketahui tersebut, sangat dibutuhkan demi perbaikan dirinya sendiri. Demikian inilah posisi al-qur'an bagi sebagian besar umat Islam, ketertarikan mempelajari Al-qur'an, sudah demikian lemah. Bahkan untuk membacapu sudah banya umst Islam yang tidak mampu lagi. Subhanallah...................
Masjid Nurul Muttaqin Dusun Takandeang |
Posting ini adalah ceramah pengajian saya di Masjid Nurul Muttaqin Dusun
Takandeang kecamatan Tapalang Mamuju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar