Sebagian besar sukses perlu dukungan silaturahim. Sekalipun modal
uang dan modal pendidikan penting, namun silaturahim lebih tinggi tinggi
tingkat urgensinya. Lebih-lebih jika menginginkan sukses besar. Sukses
tanpa dukungan silaturahim yang kuat, akhirnya kawan dekat, tetangga
dekat dan famili dekat ternyata menjauh. Bahkan sangat mungkin terjadi
lebih kuat permusuhan dengan orang-orang dekat, maka dapat dipastikan
sukses seperti ini tidak mampu bertahan lama atau sejatinya memang
tidak mampu membahagiakan.
Sebagian besar orang, terutama orang yang telah merasa sukses, menganggap uang dan harta lebih penting daripada silaturahim dan membangun silaturahim. Mereka lupa, kekayaan dan kekuatan yang terbangun dari silaturahim sebenarnya lebih kokoh, kuat dan sangat menentukan bagi kesuksesan dan kebahagiaan sejati. Sekali lagi, sukses membangun silaturahim, jauh lebih mampu membuat sukses baik saat 'kaya' maupun saat miskin. Bayangkan jika saat miskin dan lemah saja, kita mampu bertahan dan kuat, apalagi saat kaya yang melalui silaturahim. Perhatikan di sekeliling pembaca, betapa tidak nyaman sukses yang terpaksa, sukses dadakan yang sengaja atau tidak memutus silaturahim. Meski dari sisi material meningkat, bertambah banyak dan makin berlimpah, namun sisi silaturahim lemah, maka perlahan mampu menghancurkan perolehan bendawi.
Banyak hadis yang menerangkan pentingnya silaturahim. Saya cukup mengutip salah satu di antaranya yang menurut penulis, benar dan faktual sekaligus. Dengan akal pikiran sederhana, mampu memahami hadis ini, sehingga dapat menggedor kesadaran membangun silaturahim. Hadis yang dimaksud adalah:
"Barangsiapa yang ingin dimudahkan rezkinya dan dipanjangkan umurnya , hendaklah menyambung sulaturahim"
Subhanallah.....! Maha benar Allah dengan mengutus nabi-Nya, Muhammad saw membawa pesan-pesan kemanusiaan yang logis, sosialis, psikologis dan pasti bombastis bagi yang memahaminya. Hadis ini demikian penting, penting dan sangaaaat penting. Meskipun kadang-kadang malas bersilaturahim, namun tidak seorangpun mampu menolak isi dan kebenaran pesan nabi ini. Kandungan hadis ini, sangat mudah memahaminya, tidak butuh ilmu dan wawasan yang tinggi, sekedar untuk melihat manfaat silaturahim.
Menutup tulisan ini, penulis menyampaikan pesan, jangan sampai kita menganggap harta lebih mahal, lebih penting dan lebih prioritas daripada menyambung silaturahim. Harta jangan justru menjadi penghalang silaturahim, apalagi memutuskan silaturahim. Jika ini terjadi, harta tersebut menjadi bencana bagi sesama sehingga berkah harta secara otomatis hilang. Wal iyazu billah......
Paling terakhir saya kutipkan sebuah hadis rasulullah saw sebagai berikut:
"Rahim (kasih sayang dan silaturahim) menggantung di Arasy sambil berkata; Siapa yang menyambungku, niscaya Allah akan menyambungnya, dan barangsiapa yang memutusku, maka Allah akan memutuskannya".
Betapa agung menyambung silaturahim dan sebaliknya, betapa menyeramkan dan menakutkan memutuskan silaturahim. Jika Allah Allah swt yang menyambung, tidak ada lagi yang kuasa memutuskan. Demikian pula sebaliknya, jika Allah yang memutuskan, maka siapapun tidak ada yang mampu menyambungnya. Subhanallah.....mari sambung silaturahim.....
Sebagian besar orang, terutama orang yang telah merasa sukses, menganggap uang dan harta lebih penting daripada silaturahim dan membangun silaturahim. Mereka lupa, kekayaan dan kekuatan yang terbangun dari silaturahim sebenarnya lebih kokoh, kuat dan sangat menentukan bagi kesuksesan dan kebahagiaan sejati. Sekali lagi, sukses membangun silaturahim, jauh lebih mampu membuat sukses baik saat 'kaya' maupun saat miskin. Bayangkan jika saat miskin dan lemah saja, kita mampu bertahan dan kuat, apalagi saat kaya yang melalui silaturahim. Perhatikan di sekeliling pembaca, betapa tidak nyaman sukses yang terpaksa, sukses dadakan yang sengaja atau tidak memutus silaturahim. Meski dari sisi material meningkat, bertambah banyak dan makin berlimpah, namun sisi silaturahim lemah, maka perlahan mampu menghancurkan perolehan bendawi.
Banyak hadis yang menerangkan pentingnya silaturahim. Saya cukup mengutip salah satu di antaranya yang menurut penulis, benar dan faktual sekaligus. Dengan akal pikiran sederhana, mampu memahami hadis ini, sehingga dapat menggedor kesadaran membangun silaturahim. Hadis yang dimaksud adalah:
"Barangsiapa yang ingin dimudahkan rezkinya dan dipanjangkan umurnya , hendaklah menyambung sulaturahim"
Subhanallah.....! Maha benar Allah dengan mengutus nabi-Nya, Muhammad saw membawa pesan-pesan kemanusiaan yang logis, sosialis, psikologis dan pasti bombastis bagi yang memahaminya. Hadis ini demikian penting, penting dan sangaaaat penting. Meskipun kadang-kadang malas bersilaturahim, namun tidak seorangpun mampu menolak isi dan kebenaran pesan nabi ini. Kandungan hadis ini, sangat mudah memahaminya, tidak butuh ilmu dan wawasan yang tinggi, sekedar untuk melihat manfaat silaturahim.
Menutup tulisan ini, penulis menyampaikan pesan, jangan sampai kita menganggap harta lebih mahal, lebih penting dan lebih prioritas daripada menyambung silaturahim. Harta jangan justru menjadi penghalang silaturahim, apalagi memutuskan silaturahim. Jika ini terjadi, harta tersebut menjadi bencana bagi sesama sehingga berkah harta secara otomatis hilang. Wal iyazu billah......
Paling terakhir saya kutipkan sebuah hadis rasulullah saw sebagai berikut:
"Rahim (kasih sayang dan silaturahim) menggantung di Arasy sambil berkata; Siapa yang menyambungku, niscaya Allah akan menyambungnya, dan barangsiapa yang memutusku, maka Allah akan memutuskannya".
Betapa agung menyambung silaturahim dan sebaliknya, betapa menyeramkan dan menakutkan memutuskan silaturahim. Jika Allah Allah swt yang menyambung, tidak ada lagi yang kuasa memutuskan. Demikian pula sebaliknya, jika Allah yang memutuskan, maka siapapun tidak ada yang mampu menyambungnya. Subhanallah.....mari sambung silaturahim.....
@Botteng,17/02/2013*Zulkifli Kambas.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar