Sabtu, 22 September 2012

Dini Hari Jam 02: 00 - 03: 55

Detik ini menunjukkan jam 02: 00 dini hari Ahad tanggal 23 September 2012 di rumah Botteng. Ingin tidur, tapi mata sudah tidak mengantuk. Sebelumnya, saya tidur malam  agak cepat, sekitar jam 20: 30 dan terjaga sekitar 01: 30.  Saya kemudian bangun dan buka komputer, berusaha menggunakan waktu terjaga ini dengan menuliskan apa yang terbetik dalah hati saat ini. Pikiran berputar-putar melanglang buana entah ke mana, demi menangkap pikiran agar tidak bebas berkeliaran, apalagi sampai ke arah melamun dan mengkhayal, saya harus mengikatnya dengan menuliskannya lewat komputer. 

Di benak saya betapa masih merindukan shalat malam, yang selama beberapa tahun ini saya absen. Ya Allah bangunkan jiwaku untuk menunaikan perintahmu di sepertiga malam. Engkaulah yang menguasai setiap ubun-ubun makhluk ciptaan-Mu, aku salah satu makhluk-Mu tidak tahu akan bagaimana nasibnya tanpa bantuan-Mu Ya Allah. Ya Allah, kembalikan diriku  mampu melaksanakan shalat malam lagi. Entah mengapa seperti ini. Aku kadang-kadang memang merasa malas, agak peninglah, karena cuaca dinganlah atau ada makhluk Jin atau iblis yang mengganggu. Jika menengok hadis nabi saw, tidak ragu memang keadaan seperti ini kita dalam kedaan terganggu. Maka sebagai gantinya shalat malam kali ini, coba saya merenungi malam ini sambil jari-jari menekan tombol key board komputer. Melalui tulisan ini, teman atau saudara atau apalah istilahnya, dapat mengetahui apa yang sedang terpikir di otakku dini hari ini. 

Pikiranku mengurai perilaku dan perbuatanku sendiri selama hari-hari mengajar di MIN Botteng. Kebiasaan-kebiasaan atau perilaku yang saya alami di Botteng. Akankah hari-hariku di MIN Botteng dan lingkungan Botteng Utara di samping Madrasah kelak akan tercatat sebagai ibadah di sisi Allah atau hanya mendapatkan gaji dll di dunia kemudian selesai. Aku tentu berharap semoga hari-hari ini adalah hari-hari berbahagia di surga nanti karena niatku dan caraku bekerja. Selain itu, saya juga tidak lupa memikirkan bagaimana akhlakku kepada Ayahku di Taparia, Tapalang  terbaring karena terserang stroke yang telah memasuki tahun ke dua. Ibuku yang sudah mulai menua pasti menginginkan bantuan dan uluran tangan anak-anak. Selanjutnya, orang tua mertuaku di Sugio Kab. Lamongan Jawa Timur, juga pasti menginginkan anak yang mampu berbakti dari sang anak. 

Niatku bukan memilih mana ibadah yang baik atau kurang baik. Saya hanya ingin, semoga Tuhan mendengar suara hatiku ini, kalaupun shalat dan ibadahku tidak sempurna, namun saya ingin benar-benar menjadi anak yang berbakti bagi orang tua. Jika tidak mampu meraih kebaikan dan keunggulan karena rajin shalat, Ya Allah, tanamlah di hatiku kesabaran sekaligus kekuatan menjadi anak yang salih, anak yang benar-benar salih. Ya Allah, saya menyadari dengan melihat teman, tetangga dan sering membaca, tidak mudah menjadi anak yang berbakti. Butuh tabungan kesabaran yang banyak untuk mencapai ini, karena itu, ya Allah janganlah Engkau uji aku dengan beban yang saya tidak sanggup memikulnya. Saya ingin, sekali lagi, saya ingin menjadi anak dari hamba-hamba-Mu yang berbakti kepada orang tua. Atau ujilah aku sesuai dengan batas kemampuanku agar tidak jatuh ke dalam murka-Mu. Jujur, air mataku menetes saat mengetik kata jujur tadi, karena takut, khawatir tidak mampu menjalani ini semua. Ya Allah, sekali lagi, tanamkan dalam hati ini, menjadi anak yang benar-benar berbakti kepada kedua orang tua. Semoga Engkau mendengarkan doa dan bisikkan hatiku di sepertiga malam hari ini, amien, amien, amien Ya Rabbal Alamien.//Botteng, 23 Sept 2012//Zul….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar