Detik ini menunjukkan jam 02: 00 dini hari Ahad tanggal 23
September 2012 di rumah Botteng. Ingin tidur, tapi mata sudah tidak mengantuk.
Sebelumnya, saya tidur malam agak cepat,
sekitar jam 20: 30 dan terjaga sekitar 01: 30.
Saya kemudian bangun dan buka komputer, berusaha menggunakan waktu
terjaga ini dengan menuliskan apa yang terbetik dalah hati saat ini. Pikiran
berputar-putar melanglang buana entah ke mana, demi menangkap pikiran agar
tidak bebas berkeliaran, apalagi sampai ke arah melamun dan mengkhayal, saya
harus mengikatnya dengan menuliskannya lewat komputer.
Di benak saya betapa masih merindukan shalat malam, yang
selama beberapa tahun ini saya absen. Ya Allah bangunkan jiwaku untuk
menunaikan perintahmu di sepertiga malam. Engkaulah yang menguasai setiap
ubun-ubun makhluk ciptaan-Mu, aku salah satu makhluk-Mu tidak tahu akan
bagaimana nasibnya tanpa bantuan-Mu Ya Allah. Ya Allah, kembalikan diriku mampu melaksanakan shalat malam lagi. Entah
mengapa seperti ini. Aku kadang-kadang memang merasa malas, agak peninglah,
karena cuaca dinganlah atau ada makhluk Jin atau iblis yang mengganggu. Jika
menengok hadis nabi saw, tidak ragu memang keadaan seperti ini kita dalam
kedaan terganggu. Maka sebagai gantinya shalat malam kali ini, coba saya
merenungi malam ini sambil jari-jari menekan tombol key board komputer. Melalui
tulisan ini, teman atau saudara atau apalah istilahnya, dapat mengetahui apa
yang sedang terpikir di otakku dini hari ini.
Pikiranku mengurai perilaku dan perbuatanku sendiri selama hari-hari
mengajar di MIN Botteng. Kebiasaan-kebiasaan atau perilaku yang saya alami di
Botteng. Akankah hari-hariku di MIN Botteng dan lingkungan Botteng Utara di
samping Madrasah kelak akan tercatat sebagai ibadah di sisi Allah atau hanya
mendapatkan gaji dll di dunia kemudian selesai. Aku tentu berharap semoga
hari-hari ini adalah hari-hari berbahagia di surga nanti karena niatku dan
caraku bekerja. Selain itu, saya juga tidak lupa memikirkan bagaimana akhlakku
kepada Ayahku di Taparia, Tapalang terbaring karena terserang stroke yang telah
memasuki tahun ke dua. Ibuku yang sudah mulai menua pasti menginginkan bantuan
dan uluran tangan anak-anak. Selanjutnya, orang tua mertuaku di Sugio Kab.
Lamongan Jawa Timur, juga pasti menginginkan anak yang mampu berbakti dari sang
anak.
Niatku bukan memilih mana ibadah yang baik atau kurang baik. Saya hanya
ingin, semoga Tuhan mendengar suara hatiku ini, kalaupun shalat dan ibadahku
tidak sempurna, namun saya ingin benar-benar menjadi anak yang berbakti bagi
orang tua. Jika tidak mampu meraih kebaikan dan keunggulan karena rajin shalat,
Ya Allah, tanamlah di hatiku kesabaran sekaligus kekuatan menjadi anak yang
salih, anak yang benar-benar salih. Ya Allah, saya menyadari dengan melihat
teman, tetangga dan sering membaca, tidak mudah menjadi anak yang berbakti.
Butuh tabungan kesabaran yang banyak untuk mencapai ini, karena itu, ya Allah
janganlah Engkau uji aku dengan beban yang saya tidak sanggup memikulnya. Saya
ingin, sekali lagi, saya ingin menjadi anak dari hamba-hamba-Mu yang berbakti
kepada orang tua. Atau ujilah aku sesuai dengan batas kemampuanku agar tidak
jatuh ke dalam murka-Mu. Jujur, air mataku menetes saat mengetik kata jujur
tadi, karena takut, khawatir tidak mampu menjalani ini semua. Ya Allah, sekali
lagi, tanamkan dalam hati ini, menjadi anak yang benar-benar berbakti kepada
kedua orang tua. Semoga Engkau mendengarkan doa dan bisikkan hatiku di
sepertiga malam hari ini, amien, amien, amien Ya Rabbal Alamien.//Botteng, 23
Sept 2012//Zul….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar