Jumat, 07 September 2012

HATIMU SEBENARNYA BUKAN MILIKMU

Kalau pernah berpikir bahwa seluruh apa yang ada dalam dirimu dan genggamanmu adalah milikmu, berhentilah sekarang mengakui itu. Saya  sebelumnya berpikir seperti itu juga, ternyata salah besar. Anda tidak percaya, silahkan renungkan berikut ini. Saat kehidupan didera problem berat, hati bergoncang keras, tidak tenang, galau, sedih, marah, benci dll. 
Seharusnya dengan logika kepemilikanmu, dapat mengelola perasaan dan logika demi menghindari keterjepitan oleh problem. Anda seharusnya mampu memenej jiwa dan hatimu, ke arah keinginan anda, selera, dan keinginanmu. Tapi, ternyata tidak. Hatimu dan kebebasannya, senantiasa bergerak entah ke mana tapi pasti jujur. Secara obyektif hatimu terus bergerilya sekalipun pemilik hati mengalami stres demi stres karena pengembaraannya yang obyektif. Mungkin coba engkau berusaha mengendalikannya sesaat, tetapi hati  akan kembali pada keadaan obyektifnya. Demikian pula, duka hati dan galaunya jiwa tidak selesai dengan kata, karena suara hati lebih tinggi daya nalarnya daripada ucapanmu.

Oleh karena itu, jika engkau ingin berbahagia, hendaklah engkau mengikuti suara hatimu. Jika tidak, engkau akan terjepit oleh kejujurannya, engkau akan dibuat sedih, susah, galau oleh dorongan kebenaran yang menyabik-nyabik perasaan dan pribadimu. Dan, tidak mungkin engkau melawannya, apalagi menghancurkannya. Karena menghancurkannya sama saja menghancur dirimu juga. Mungkin nasihat ini belum masuk dalam kesadaranmu.tetapi fakta dan pengalaman hidup akan memaksa engkau mengakui bisikan jujurnya.

Sudah banyak orang yang merasakan hancur hidupnya karena membantah dan melawan suara hati. Bahkan sebagian mereka sudah tidak mampu bangkit kembali meraih kesadaran hatinya yang bening, dan berujung dengan ketidakberdayaan serta tenggelam dalam lautan penyesalan. Seperti kata pepatah, sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna alias kehancuran.
Kesimpulannya, itu tadi, bahwa HATIMU BUKAN MILIKMU, tapi HATIMULAH yang "MEMILIKI" dirimu.//Zul...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar